Global Voices Advocacy - Defending free speech online

Sep 28, 2011

Apakah Quran Wahyu Ilahi - Part B-1

Jay Smith : Apakah Quran Wahyu Ilahi

Apakah Quran Wahyu Ilahi

Oleh : Jay Smith
diterjemahkan oleh Badranaya , Netter FFI Indonesia.

B. Masalah-masalah dalam Tradisi Islam

Dalam rangka untuk membuat kritik terhadap Al Qur'an, adalah penting untuk tidak menekankan pada apa yang para penafsir jaman ini katakan, namun langsung kembali ke awal, ke sumber-sumber paling awal dari Al Qur'an yang kita miliki untuk memetik petunjuk yang berkenaan dengan otentisitasnya. Kita akan berasumsi bahwa ini seharusnya cukup mudah dilakukan karena merupakan suatu bentuk sastra yang relatif muda yang muncul di tempat kejadian, yang menurut Muslim “hanya 1.400 tahun yang lalu."

B.1. Sumber-sumber

Pertanyaan mengenai sumber-sumber selalu menjadi area perdebatan bagi sarjana sekuler Islam, seperti halnya studi Al Qur’an harus dimulai dengan masalah sumber-sumber primer atau sekunder.
  • Sumber primer adalah bahan-bahan yang terdekat, atau memiliki akses langsung ke kejadian tersebut.
  • Sumber sekunder berkenaan dengan material yang cenderung lebih baru dan, akibatnya, tergantung pada sumber-sumber primer.
Dalam Islam, sumber-sumber primer yang kita miliki adalah 150-300 tahun setelah kejadian yang mereka gambarkan, dan oleh karena itu cukup jauh dari peristiwa-peristiwa tersebut (Nevo 1994:108; Wansbrough 1978:119; Crone 1987:204). Untuk alasan tersebut mereka disebut sumber-sumber sekunder, sebagai tujuan praktis, karena mereka bergantung pada bahan lain yang banyak tidak lagi ada. Yang pertama dan terbesar dari sumber-sumber tersebut adalah "Tradisi Islam atau Tradisi Muslim" Karena pentingnya Tradisi Muslim ini, maka sangat penting bagi kita untuk mengupas mereka terlebih dahulu

Tradisi Muslim terdiri dari tulisan-tulisan yang disusun oleh Muslim di akhir abad kedelapan sampai awal abad kesepuluh awal tentang apa yang nabi Muhammad katakan dan lakukan di masa hidupnya di abad ketujuh, dan tentang komentar-komentar Al Qur’an. Sejauh ini catatan-catatan seperti itulah yang menjadi bahan yang paling luas yang kita miliki saat ini tentang periode awal Islam. Mereka juga ditulis secara lebih mendetil dari pada apapun yang kita miliki saat ini, dalam catatan tersebut memasukan tanggal dan penjelasan atas apa yang terjadi. Catatan-catatan tersebut menjadi pelengkap Al Qur'an.

Al Quran pada dirinya sendiri adalah sulit untuk diikuti, karena membuat pembaca bingung ketika temanya melompat dari cerita satu ke cerita lainnya dengan sedikit latar belakang narasi atau penjelasan. Adalah pada titik ini bahwa tradisi menjadi penting karena mereka mengisi rincian yang dinyatakan hilang. Dalam beberapa kasus Tradisi menang atas Al Qur'an. Sebagai contoh : ketika Al Qur'an mengacu pada tiga doa harian (Surah 11:114, 17:78-79, 30:17-18 dan mungkin 24:58), sedangkan dalam Tradisi Muslim shalat lima waktu ditetapkan oleh tradisi terkemudian telah diadopsi oleh kaum Muslim (Glasse 1991:381).

Sejumlah genre dapat kita temukan dalam tradisi-tradisi. Para penulis Tradisi ini bukanlah penulis professional, melainkan pengumpul kisah dan editor yang mengumpulkan informasi yang “diturunkan kepada mereka," dan terciptalah Tradisi itu. Ada banyak pengumpul kisah, tapi empat yang dianggap oleh banyak umat Islam yang paling berwibawa dalam genre masing-masing. Para pengumpul kisah ini hidup dan mengumpulkan materi mereka antara 750-923 M (atau 120-290 tahun setelah kematian Muhammad).

Mungkin akan membantu untuk mendaftar karya-karya mereka, bersama dengan tanggal mereka:
  1. Sirrat Nabi adalah catatan tentang kehidupan tradisional nabi (termasuk pertempuran-pertempurannya). Sirrat yang paling komprehensif ditulis oleh Ibn Ishaq (wafat 765 M), meski tidak satupun dari manuskrip yang ia miliki ada pada kita saat ini. Akibatnya, kita tergantung pada Sira Ibn Hisham (w. 833 M), yang katanya ia ambil dari Ibn Ishaq, meskipun menurut pengakuannya sendiri (berdasarkan penelitian dari Patricia Crone) Ibnu Ishaq menghilangkan bagian-bagian yang yang mungkin menyebabkan kontroversi (yakni kisah manapun yang ia rasakan menjijikkan, puisi yang tidak bisa dibuktikan di bagian-bagian lain, serta hal-hal yang dia tidak bisa terima sebagai dapat dipercaya) (Crone 1980:6).
  2. Hadits adalah ribuan laporan pendek atau narasi (Akhbar) tentang perkataan dan perbuatan nabi yang dikumpulkan oleh Muslim di abad kesembilan dan kesepuluh. Dari enam koleksi Hadis yang paling terkenal, hadis-hadis al-Bukhari- lah (w. 870 M) yang dianggap oleh banyak muslim sebagai yang paling otoritatif.
  3. Tarikh adalah sejarah atau kronologi kehidupan nabi, yang paling terkenal ditulis oleh al-Tabari (w. 923 M) pada awal abad kesepuluh.
  4. Tafsir adalah komentar dan penafsiran atas teks-teks Al Qur'an, tata bahasa dan konteksnya, yang paling dikenal juga ditulis oleh al-Tabari (w. 923 M).

Back to Index


0 comments:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Design Blog, Make Online Money