Global Voices Advocacy - Defending free speech online

Sep 11, 2011

Muhammad : Mitos atau Fakta Sejarah ? Bab 5

Muhamamd mitos atau fakta?

Bab 5

DIMANAKAH MUHAMMAD PERNAH HIDUP JIKA BUKAN DI MEKKAH?


Kita telah melihat cukup banyak bukti bahwa Mekkah, kota di provinsi Hijaz, Arab Pusat, tidak mungkin menjadi tempat dimana Muhammad tinggal. Kalaupun memang Mekkah benar-benar sudah lama ada sebelumnya, ia tidak signifikan dan tandus, jauh dari pusat penyembahan suatu agama pada jaman pra-Islam. Sebuah kota tua di selatan Libanon Abel-Bet Disebut Maakha, berbatasan dengan lembah Bekaa pernah disebutkan di Perjanjian Lama. Tempat ini sangat cocok dengan riset kita. bisa sangat baik berikut ini penelitian kami. Bahkan bukti-bukti kaligrafis menunjukkan ke suatu tempat kelahiran dekat Irak.

Jadi, bisakah kita mengumpulkan bukti bahwa “ Muhammad “ pernah menghabiskan masa mudanya di sebuat area yang bukan di Arab Pusat ? BISA. Dan BANYAK yang bisa dihadirkan. Mari kita munculkan bukti-bukti ini. Sekali lagi kita membutuhkan hasil studi dari 'Brother Ayman' dari free-minds.org

http://www.free-minds.org/ayman
Dalam artikel yang berjudul Keterbatasan Bahasa (Language Barier) kita telah lihat bagaimana peristiwa-peristiwa penting yang tercatat dalam Sirat Nabi justru bermasalah. Misalnya, kapan nabi lahir dan di mana ia tinggal. Tidak ada bukti dari sebuah kota bernama Mekkah pada jaman pra-Quran. Sebaliknya bukti menunjukkan bahwa kata benda umum ‘MKK(t) ’ dalam QS 48:24 berarti penghancuran adalah sesuai dengan maksud dari Quran. Jadi secara alami, muncul pertanyaan, mana sebenarnya nabi pernah hidup? (...)


Dimanakah Muhammad Pernah Benar-benar Hidup ?


Dalam pencarian kita untuk menemukan daerah di mana Muhammad pernah benar-benar hidup, kita akan menggunakan pendekatan yang agak berbeda dengan usaha-usaha sebelumnya. Kita akan menggunakan pendekatan berdasarkan ortografi (analisa system ejaan) dalam Quran. Dengan cara yang sama kita dapat mengenali jika seseorang penulisa adalah Inggris-Amerika atau Inggri-Inggris dari gaya penulisan dan pemilihan kosa-kata tertentu, dan ejaan kata-kata tertentu. Kita akan mencoba untuk menggunakan ortografi untuk mengidentifikasi di mana ayat-ayat Quran itu pernah diturunkan awalnya.

Seperti kita lihat di artikel ‘Language Barrier ’, bahasa Arab adalah bahasa umum dan bukan bahasa agama atau sastra berkelas elit. Akibatnya, arkeolog telah menemukan bahwa hingga zaman Islam dan munculnya Quran, prasasti-prasasti Arab ditulis dalam berbagai asksara yang bukan aksara Arab, dan tidak ada aksara khusus apapun yang terkait dengan bahasa Arab. Penulis Arab hanya menggunakan aksara berkelas dari wilayah geografis di mana tulisan itu ditulis. Aksara berkelas adalah aksara yang terkait dengan bahasa terkenal di daerah tersebut. Di era pra-Islam, ada dua aksara utama yang digunakan untuk menulis bahasa Arab Lama:

1. Aksara Aramik Nabatea. Ini adalah aksara dari bahasa Aramik Nabatea.
2. Aksara Musnad. Ini adalah aksara yang disebut aksara Arab Selatan dan inilah aksara yang terkait dengan bahasa kaum Sabaik atau lebih dikenal sebagai kaum Sabaean.

Manakala aksara Musnad musnah segera setelah jaman Islam, aksara Nabatea berkembang menjadi aksara Arab yang kita kenal saat ini. Peta berikut ini memperlihatkan lokasi dari prasasti-prasasti aksara Nabatea (merah) dan prasasti beraksara Musnad (hijau) (…)

Image


Naskah quran dalam aksara Mashq (Medina) , tertanggal 725 M. berisi Surahs Ya-Sin (36), 72-83 dan Al-Saffat, 1-14. tanpa ada penandaan ayat dan judul heading.

http://en.wikipedia.org/wiki/Ma%27il
(naskah beraksara Ma'il atau Hijazi, dari Hejaz –Arab Barat).

http://www.schoyencollection.com/arabic.htm
Secara kronologi: Umayyad Kufic (661-750); Mashq (Medina, 750-800); Kuffic Barat (850-950).

Metoda ortografi Quran meniadakan asal-usul elemen Arab pusat. Baik di Arab Pusat dan Selatan Arabia, aksara Sabaik tetap jadi aksara prestise sampai jaman Islam ketika Quran beraksara Sabaik ini akhirnya digantikan oleh Quran beraksara Aramik Nabatea.

Di provinsi-provinsi Romawi yang berafiliasi dengan Ghassanid di Utara Arab, bahasa Yunani semakin menjadi bahasa prestise politik dan agama dimulai sekitar pertengahan abad keempat Masehi dan dengan demikian mengambil alih sebagai aksara prestise- relijius. Hal ini dikonfirmasi oleh dua perkamen pra-Quran yang bertuliskan sebagian dari teks Septuaginta dari Mazmur 78 (LXX, 77) dengan penjelasan bahasa Arab ditulis dalam aksara Yunani. Di sisi lain, di barat daya Irak dan daerah perbatasan Utara Arabia, provinsi Lakhmid terus menggunakan bahasa Aram Nabatea sebagai naskah prestise untuk menulis Arab.

Dengan bukti-bukti arkeologi fisik di atas, dan fakta bahwa tidak ada aksara khusus yang berhubungan dengan Arab, Quran hanya ditulis dalam naskah prestise dari daerah mana ia berasal. Pada akhir abad keenam masehi, naskah bahasa Aram Nabatea adalah naskah prestise di propinsi Lakhmid Utara dan kota-kota perbatasan Arab, seperti aksara Musnad di Arab Pusat. Jadi fakta ini benar-benar menyangkal bahwa Quran awalnya ditulis di sebuah kota Arab Pusat, Mekkah dan Madinah sekarang, kalau tidak maka akan telah ditulis dalam naskah Musnad yang jauh lebih cocok, yang merupakan naskah prestise bagi wilayah itu. Hal ini juga sepenuhnya meniadakan asumsi bahwa Quran itu awalnya berasal di sebuah kota Romawi seperti Yerusalem atau kota-kota sekitarnya Ghassanid di mana aksara prestise yang dipakai di sana adalah aksara Yunani. Satu-satunya kesimpulan logis berdasarkan bukti di atas adalah bahwa Quran haruslah berasal di sebuah provinsi Arab Utara Lakhmid mana aksara Aramik Nabatea adalah aksara prestise yang dipakai.

Sebagai catatan tambahan menarik, kita lihat dalam Quran berhala kaum Nabatea seperti Manat dieja menggunakan ejaan Nabatea dengan medial "waw" ("mnwt") sebagai lawan ejaan Arab ("mnt"). Hal ini semakin mendukung bahwa Quran diturunkan di wilayah di mana aksara Aram Nabatea menjadi aksara prestise, dan karenanya teks-teks Quran mengadopsi ejaan Nabatea asing dengan nama diri (proper name) sebagaimana mereka digunakan bukan sebagai ejaan Arab Tua, yang sesuai dengan pengucapan bahasa Arab. ( keterangan penerjemah: untuk mudah memahami maksud penulis, mari kita ambil contoh bahasa Jepang. Jika ada kata asing yang tidak ada dalam phonem Jepang, maka bahasa Jepang menuliskannya bukan dalam aksara Kanji, melainkan Hiragana atau Katakana)

Mengingat bahwa pada akhir abad keenam masehi, bagian utara daerah itu, seperti Avdat dan Umm Aljimal berada di bawah pengaruh Romawi yang kuat dan aksara Yunani akan menjadi bahasa prestise, fakta ini bisa kita lihat dari kota-kota di bagian rendah daerah itu sebagai kandidat yang paling mungkin dimana Quran berasal. Ini akan menjadi suatu tempat antara Hegra dan Hira, termasuk kota-kota seperti Domat Al-Jandal, Tabuk, Tayma, dll. Semua kota tersebut berada secara signifikan pada rute perdagangan besar dan memiliki rakyat dengan beragam agama, tidak seperti kota terisolasi dan tidak berarti yang kemudian diberi nama Mekah.

Dengan demikian, setiap kota di atas akan lebih cocok dengan deskripsi yang diberikan oleh Quran sebagai "Ummul Qura" (ekspresi yang mirip dengan "ibu dari pemukiman" atau "tempat lahirnya peradaban"- yaitu QS 6:92, 42:7).
http://www.free-minds.org/language

Melihat kembali pada bukti arkeologis dari periode sebelum Quran diturunkan, kita melihat fenomena yang sangat menarik. Kita melihat banyak prasasti dalam bahasa Arab. Namun prasasti-prasasti tersebut sebagian besar berupa tulisan informal yang tidak berbicara tentang urusan agama atau urusan politik. Prasasti-prasasti tersebut seperti grafiti yang ditulis oleh kaum awam. Mereka berbicara tentang masalah orang kebanyakan, seperti berburu, mencari air, suku dan keluarga, merawat ternak, cinta, kesedihan, dan aspek normal lain sehari-hari dari kehidupan gurun.

Di sisi lain, di wilayah yang sama di Arab dimana grafiti beraksara Arab informal itu ditemukan, ribuan prasasti Nabatea juga dapat ditemukan. (...) Mereka adalah salah satu kaum yang disepanjang daerah tersebut yang menggunakan dua bahasa untuk tujuan yang berbeda. Mereka menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa informal sehari-hari untuk hal-hal umum dan bahasa Nabatea sebagai bahasa untuk urusan agama dan formal. Sebagian besar rakyat jelata tidak akan memahami bahasa agama elite dan ini membantu elit agama dan politik untuk memonopoli kekuasaan. Lebih penting lagi, bukti arkeologi ini dikonfirmasi oleh tanda dalam 16:103 yang jelas menunjukkan ke Bahasa Arab tidak menjadi bahasa agama. (...)

Berdasarkan QS 16:103, kita menemukan bahwa bahasa Arab bukanlah bahasa agama, tapi bahasa orang kebanyakan. Hal ini menjelaskan bagaimana istilah ‘ummi’ yang berasal dari ‘ummat’. Ummi bukan berarti buta huruf, melainkan orang awam yang tidak mengerti bahasa Kitab. Hal ini menjelaskan ayat QS 62:2 dan 3:75 dimana arti ‘buta huruf’ tidaklah cocok, sebab tentu saja tidak semua orang di jaman Muhammad buta huruf, dan tidak pula Muhammad. (…)

Bahasa Arab adalah bahasa kaum awam, bukan bahasa kaum cendikiawan dan rohaniwan. Untuk itu setiap kata relijius yang memakai bahasa Arab (di Quran) patut dicurigai dan diteliti secara seksama sebelum diterima.

Kisah tentang buta hurufnya Muhammad adalah suatu karangan lain yang dibuat untuk menyatakan bahwa Quran benar-benar mujizat. Namun mujizat itu ternyata didasari atas mental umat Islam yang mudah ditipu, dan tak pernah mau tahu.

Coba bandingkan ini: Aksara Nabataean Aramik hanya memiliki 22 phonem; Aksara Musnad memiliki 28 phonem, seperti juga bahasa Arab. Ironisnya, justru aksara Nabatea Aramik yang menggantikan aksara Musnad. Alsan paling memungkinan adalah bahwa Muhammad dibesarkan di tempat yang di antara tempat-tempat itu, entah wilayah Ghassanids atau Lakhmids.
Informasi menarik tentang Kaum Nabatean dan hal-hal terkait dengannya dapat anda lihat di:
http://nabataea.net/lhistory.html
http://nabataea.net/arabia.html
http://nabataea.net/12tribes.html

http://nabataea.net/foundingnations.html
http://nabataea.net/hagar.html

Kembali pada judul bab ini: ‘Dimanakah Muhammad Hidup , jika tidak di Mekkah?’, kita melihat bahwa dia paling memungkinkan datang dari latar-belakang Nabatean. Kita juga telah melihat bukti-bukti kaligrafis dari naskah-naskah Quran awal.


Image
Prasasti bertanduk, berbunyi : 'QoS-adalah-Allah', segel ini dikaitkan dengan dewa orang Edom : Qaush, ditemukan di dekat Petra.

Lihat : http://www.dhushara.com/book/orsin/orsin3.htm

Dalam situ free-minds ada artikel dengan 6 halaman panjang menyoal tentang kemungkinan asal-usul Muhammad.

http://www.free-minds.org/moh
Pengarangnya (menamakan dirinya : Layth) memulai ontology Islam dari Nuh, ke Hud (aad) ke Saleh (Thamud) dan kemudian Abraham dan Lot, dengan mengutip banyak ayat-ayat quran ( QS 2:127, 2:158, 3:96, 22:26, 14:37, 6:83-86, 15:76-77, 29:35): “dan sisa-sisa darinya tetap ada sebagai tanda yang jelas….”

Sang penulis mengakhiri tulisannya dengan : “ … dapat dikatakan, dengan melihat bukti-bukti, bahwa kota kuno Petra adalah benar-benar lokasi dimana kaum Lot, saudara Ibrahim / Abraham tinggal.

(Catatan : Surah ke-8 secara kronologis adalah surah ke 88 atau surah Madinah Awal)

Di sini kita memiliki sejumlah poin konklusif yang perlu diperhatikan:
Ø Wahyu baru terungkap melalui Muhamad (8:31);
Ø Kuil suci berada di lokasi ini (8:34-35);
Ø Muhammad hidup di antara orang-orang ini (8:33);

Dengan mempertimbangkan semua informasi ini, berarti Muhammad memulai misinya di Bakka, dimana Abraham / Ibrahim berasal dengan Baitullah buatan Ismail. Namun sekarang berdasarkan Tradisi Sunni dan Shia, kita diberi tahu bahwa lokasi Baitullah itu berada di Mekkah, Arab, dimana Kaabah (kuil berbentuk kubus) itu berada dan jutaan pejiarah tiap tahun selama berabad-abad melakukan ritual haji (merujuk pada QS 3:96). . Bagian yang paling jelas dan penting dari informasi yang sering dilupakan adalah bahwa Allah menyebut tempat rumah suci pertamanya terletak disebut “Bakk’a”. Sekalipun Bakka dan Makka(t) kedengarannya bersanjak, tetap saja jelas berbeda nama dan berbeda tempat (…)

Nama `Bakka` telah tertulis dalam kitab-kitab kuno dan yang diberikan sebagai nama daerah yang dicapai ketika para peziarah keluar dari lembah Refaim dari barat selatan yang mengarah ke gunung Sion di jantung kota Yerusalem (2Sam. 5: 22-23, Mazmur 84,4-8). Bahkan, nama Bakka masih dipertahankan untuk daerah yang sama yang langsung menuju jantung kota Yerusalem dari arah barat dan selatan (saat ini bernama Ge'ullim). Kita diberitahu bahwa kata 'Kaa'bah' berarti ' berbentuk kubus' dan bahwa situs di Mekah telah dibangun sesuai dengan persyaratan desain.

Namun, makna 'kubus' yang terkait dengan kata ini tidak memiliki dasar dalam Quran itu sendiri, atau bahkan dalam bahasa Arab yang masih digunakan sampai hari (kata untuk kubus dalam bahasa Arab adalah “mu'ka'ab” , bukan Ka'bah atau Kaab). Kata 'Ka'b / Ka'bah' yang terkait dalam bahasa Arab merujuk pada setiap fitur yang menonjol, seperti tulang di sisi pergelangan kaki (mengutip QS 5.6) ... Jadi, membangun, apapun bentuknya bisa disebut 'Ka'bah' asalkan ia berdiri keluar dari dataran.

http://www.free-minds.org/ayman

Tentang Perubahan Kiblat seperti yang dilaporkan dalam QS 2:142-150, sebuah surah Madinah lainnya)

QS 2:142
“The foolish from amongst the people will say: “What has turned them away from the focal point that they were on?” Say: “To God is the east and the west, He guides whomsoever He wishes to a straight path”
Orang-orang yang kurang akalnya diantara manusia akan berkata: "Apakah yang memalingkan mereka dari kiblatnya yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus".

Umat islam dibingungkan dengan ayat-ayat di atas, berpikir bahwa perubahan qiblat dari “Rumah Suci” adalah perintah Allah kepada Muhammad dari Yerusalem ke Mekkah. Masalah mendasar dalam penafsiran ini adalah bahwa dalam ayat 2:142 “perubahan” itu telah terjadi dan orang-orang mengomentarinya. (yakni ‘apa yang membuat mereka mengubah kiblat itu ?’). Sedangkan di ayat 2:144 nabi diberikan instruksi baru untuk mengarahkan Qiblat ke Rumah Suci (yang tentu saja bukan Mekkah karena perubahan Qiblat, yang dimaksudkan sebagai sebuah “ujian”, telah terjadi sebelumnya dan orang-orang sudah berkiblat bukan ke Yerusalem).

Setiap kota-kota di provinsi Lakhmid dan daerah-daerah perbatasan juga akan jauh lebih cocok dengan lingkungan multi agama di mana ayat Quran diungkapkan. Antara abad keempat dan keenam Masehi, orang Kristen Romawi telah menganiaya umat agama lain seperti Yahudi dan bahkan sekte-sekte Kristen lain yang mereka pandang sebagai sesat seperti Nestorian dan Monofisit. Akibatnya, kelompok-kelompok ini semakin pindah ke daerah Lakhmid dimana mereka ditoleransi dan disambut sebagai akibat dari penentangan mereka terhadap Roma. Jadi, tidak seperti Kristen Romawi, Kristen Nasara tidak pernah digambarkan sebagai penganut keyakinan Trinitarian. Dalam QS 5:72-73 kita melihat bahwa istilah Nasara tidak muncul di situ.

Ayat-ayat ini mengutuk mereka sebagai ‘ yang tidak dihargai / ditolak/ "kafir" – yaitu untuk kaum Monofisit (5:72) dan Trinitarian Roma (5:73). Di sisi lain, 9:30-33 menggambarkan Nasara sebagai "musyrik" untuk mengklaim bahwa Yesus adalah anak dari Allah. Kaum Nestorian sesuai dengan deskripsi ini karena mereka menolak Trinitas dan menekankan kemanusiaan Yesus. Kita tahu dari bukti arkeologis bahwa daerah-daerah Lakhmid adalah pusat utama untuk Nestorian.
Diambil dari artikel Ibn Warraq: The Quest for the Historical Muhammad
http://www.skeptically.org/enlightenment/id3.html

Bahwa kisah-kisah dalam Tradisi Islam sangat benar-benar tidak bisa dipercaya sejauh berkaitan dengan tanggal-tanggal yang disebutkan, telah ditunjukan oleh Lawrence Conrad. Ketika diteliti lebih dekat sumber-sumber dalam upaya untuk menemukan tanggal lahir yang paling memungkinkan dari Muhammad, yang menurut tradisionalis terjadi pada Tahun Gajah, 570 CE, Conrad menyebutkan: “ Pada abad kedua Hijriah pendapat para cendikiawan Islam tentang tahun kelahiran Muhammad bervariasi sampai berselisih 85 tahun. Nampaknya, dari seluruh kisah kelahiran Islam, hanya peristiwa tahun 622- lah yang paling aman, karena telah dikonfirmasi oleh koin yang menandakan era baru (….) Hanya baru pada waktu jaman pembuatan Hadits-lah, pada abad kedua Islam, semua gagasan yang samar-samar diserap dan dibuat jadi khusus dalam kisah-kisah Sunnah Nabi…. Muhammad, sebagai Sang Nabi, jurubicara dari dewa universal yang dipanggil sebagai Allah, merupakan produk penemuan ulama-ulama di abad kedua dan ketiga tahun hijriah (hal 102-105)

Dari catatan-catatan Non-Arab yang sejaman, kami menyimpulkan bahwa sumber-sumber lokal yang ditulis sebelum awal abad kedelapan tidak memberikan bukti tentang invasi yang direncanakan kaum Arab dari Semenanjung, atau tentang suatu pertempuran besar yang dihancurkan tentara Bizantium, juga tidak menyebutkan khalifah sebelum jaman Muawiya, yang sebaliknya jelas merupakan tokoh sejarah sepenuhnya dibuktikan dari beberapa karya. Gambar sumber dari sastra sejaman nampaknya memperlihatkan penggerebekan yang tidak dramatis, layaknya perampok yang bisa masuk ke rumah karena mereka tidak menemukan oposisi militer. Dengan bukti ini dan bukti lainnya, kami menyarankan bahwa apa yang terjadi adalah serangkaian penggerebekan dan keterlibatan kecil, yang memunculkan cerita-cerita dramatis antara para pendatang Arab, yang mungkin berjudul “Bagaimana Kita, Arab, Menggulung Roma”. Kisah-kisah ini kemudian dipilih dan dihiasi di akhir jaman Umayyah dan awal ~ Abbasiyah untuk membentuk Sejarah Resmi Penaklukan ini.

Dengan latar belakang yang demikian maka cukup jelas apabila versi tertulis dari kisah-kisah Tradisi Islam tidak setuju satu sama lain tentang nama-nama pertempuran, komandan, jumlah peserta dan korban, dan sebagainya. Selanjutnya, jika kita menilai dari literatur ini, kita harus menyimpulkan bahwa bangsa Arab pada saat masuknya mereka ke daerah Bulan Sabit Subur adalah bangsa pagan, dan tetap demikian sampai abad ketujuh. Elit yang berkuasa mengadopsi monotheisme sederhana dengan basis Yudeo-Kristen, yang dapat dilihat dari sebuah catatan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kekristenan resmi dengan gubernur Arab selama tahun-tahun awal Muawiya berkuasan (640an) (hal 433).

Bukti arkeologi: bukti-bukti arkeologis menunjukkan Byzantium sudah mulai menarik militernya dari al-Sham (Siria) seratus tahun sebelum perampokan Sasanian dimulai pada tahun 604. Bagian buku ini berlanjut dengan melukiskan bukti arkeologi tambahan yang bertentangan dengan kisah-kisah Tradisi Islam. Uang koin, misalnya, sampai tahun 71 H tidak ada uang koin yang bertulikan baik nama “Muhammad” atau frase-frase khas Islam." (Hal. 435-36).

Dan bukti-bukti arkeologi juga menunjukkan bahwa arah kiblat mesjid-mesjid sebelumnya tidak mengarah ke Mekkah sampai tahun 705, seperi mesjid Amir bin al As di Kairo, atau mesjid Wasit di Irak, sehingga selaras dengan kesaksian Balahhuri ( disebut Futuh) bahwa Kiblat mesjid pertama di Kuffa, Iraq , konon dibangun pada tahun 670 M mengarah ke barat, sementara jika memang kiblat itu mengarah ke Mekkah harusnya langsung mengarah ke selatan. Sehingga ini menguatkan kesaksian Yakob dari Edessa yang meneguhkan , sehingga kita yakin bahwa mempertahankan bahwa kaum Mahgraye (ditulis Mhaggraye, Saracen), Arab) di Mesir berdoa menghadap ke timur, bukan tenggara. Oleh karena itu, sampai akhir tahun 705, Mekah belum dikanonisasikan.

Lihatlah videonya di :
Code: Select all
http://www.youtube.com/watch?v=3pO4COKGFs8&feature=player_embedded#!



Image

Jadi bisa kita simpulkan dari kutipan di atas :

  1. QS 2: 142 merujuk kepada sesuatu yang telah terjadi, yaitu orang-orang mengacu ke pada Qiblat lain selain Yerusalem, maka turunlah ayat itu. Bukan Allah sendiri yang menyuruh Muhammad mengganti arah Qiblat. Namun bukti-bukti memperlihatkan bahwa arah perubahan arah Qiblat mesjid-mesjid dari Yerusalem ke Mekkah, di Arab terjadi setelah tahun 710 M. (lihat bagian dari artikel itu yang tidak saya kutipkan).
  2. Ada kemungkinan nilai kebenaran dalam kisah setengah legenda tentang pertemuan Muhammad dengan Bahira, seorang rahib Nestorian.
  3. Lihat sekali lagi artikel tentang Nasara di atas
  4. Semua kontroversi tentang Yesus sebagai anak Allah di dasari atas pemakaian kata yang salah dalam bahasa Arab tentang kata ‘anak’ itu sendiri, yaitu dengan menggunakan kata ‘walid’ yang berarti anak dalam artian darah dan daging, bukannya ‘ibn’ atau ‘al-Bayt’ yang bermakna yang datang dari , yang jauh lebih cocok.
Penulis artikel tersebut (menamakan dirinya ‘Ayman ’) lebih jauh mengembangkan kajian tentang Mekkah, dan Batu Hitam (Hajar al Aswad) sebagai simbol dari Venus.


http://www.free-minds.org/ayman


Mengapa Mekkah ?

Keselarasan yang tepat dari Batu Hitam dengan matahari terbit di musim dingin bukanlah suatu kebetulan. Allat, berhala utama di jaman Muhammad, adalah dewi kesuburan dan ini dikonfirmasi oleh bukti-bukti arkeologis dari situs Nabatea. Ciri khas dari simbol dan ritual dewi kesuburan selalu terkait dengan matahari. Dalam kasus ini, arah matahari terbit musim dingin menandai lokasi di mana matahari adalah “dilahirkan kembali”.

Sekarang jika anda melihat lebih dekat, anda akan melihat bahwa tempat Batu Hitam ditempatkan adalah dalam bentuk vulva perempuan melebar dan Batu Hitam adalah dalam bentuk mahkota kepala dewa bayi yang baru lahir yang sedang keluar dari vulva.

Mendekatlah dan anda akan melihat bahwa orang-orang mencium kepala dewa bayi yang baru lahir. Mencium kepala adalah tradisi Arab kuno untuk meminta pengampunan. Jadi mencium bagian atas kepala dewa bayi yang baru lahir sebagai berhala sebagai praktek pagan tradisional untuk meminta pengampunan, dengan harapan dosa-dosa akan tercuci habis seolah-olah menjadi suci seperti bayi yang baru lahir.

Image

Amatilah sementara waktu dan anda akan melihat orang-orang berputar tujuh kali mengitari Batu Hitam itu. Sebuah naskah pra-Quran ditulis oleh Epifanius di abad keempat menggambarkan ritual berputar tujuh kali sebagai bagian dari festival kelahiran berhala Nabatea berhala: Allat dan Dhushara sekitar musim dingin solstice. Angka tujuh dianggap suci dalam simbolisme pagan Arab dan pada umumnya karena menyimbolkan lima planet suci plus matahari dan bulan sebagaimana orang-orang jaman dulu menghormatinya.

Image

Hari ini banyak orang di dunia Arab merayakan apa yang disebut dalam bahasa Arab Subu ', yang merupakan festival tradisional yang terjadi pada hari ketujuh setelah kelahiran bayi yang baru lahir dan pada hari ketujuh setelah peziarah kembali. Seperti ziarah pagan yang kita amati dan Epifanius jelaskan, sebagai bagian dari perayaan kelahiran Subu ', orang-orang biasanya mengelilingi rumahnya tujuh kali sambil membawa bayi yang baru lahir.

Sebagai dewi kesuburan, maka Allat sepadan dengan Aphrodit (dewi Yunani). Bearti pula ia sepadan dengan Venus (dewi Romawi), Astarte / Ashtoreth (dewi Semitik), Ishtar (dewi Mesopotamia), Kali (dewi dalam Veda), Cybele (dewi Anatolia), dan Frigga (dewi bangsa Norse). Dewi-dewi kesuburan dipuja diseluruh dunia kuno dengan berbagai nama. Yang menarik, batu hitam seperti yang ada di Mekkah umumnya dikaitkan dengan simbol kedewiannya. Contoh adalah gambar berikut yang memperlihatkan batu hitam yang dipuja di Kuil Aphrodite dekat Paphos Cyprus (….)


Image
Batu Hitam Dewi Aphrodite

Benang informasi lain yang umum dan menarik yang menghubungkan berhala-berhala ini adalah mereka semua berhubungan dengan hari Jumat. Contohnya: Ashtoreth adalah dewi di hari Jumat. Begitu juga Venus dimana orang-orang Roma menamakannya Friday yang di ambil dari artian “dies veneris”. Kata Friday berasal dari dewi Norse, Frigga. Ketika suku-suku Jerman menginvasi Inggris mereka memaksakan praktek pemujaan dewa-dewi mereka di hari itu yang dimaksudkan untuk menghormati Venus. Hari yang dikhususkan itu disebut Frigedaeg, yang berangsur-angsur menjadi “Friday”. Saya rasa ini bukan suatu kebetulan jika Friday (hari Jumat) dijadikan hari suci bagi sekte-sekte yang mengagungkan Allat / Aphrodite dan Kuil Suci Berbentuk Kubus, dan Batu Hitam (….)

Para sektarian itu sekarang berfantasi bahwa Muhammad, atas nama mereka, dapat bersafaat dan mengatur siapa-siapa yang bisa masuk ke surga. Orang mungkin berpikir bahwa mereka sedang mengagungkan nabi, namun setelah dilihat akar dari praktek ini lebih dekat , mereka cuma sedang mengagungkan nabi imajiner, nabi angan-angan. Jadi ketika mereka sedang memohon kepada nabi imajiner ini, mereka sebenarnya tidak lebih dari melayani fantasi mereka sendiri.


Seperti al-Qur'an tanggapi tentang hal itu di QS 12:106, 30:30, 39: 44-45, 6:121 dan 159), umat Muslim mengikuti apa-apa pun yang hanya berdasarkan desas-desus & dugaan.
Jadi, bukti-bukti kuat yang menunjuk ke lokasi di Barat Laut Arab sebagai wilayah di mana Muhammad berasal. Hal ini tersirat dalam dalam konkordansi dengan ayat

QS 37:137-138:
And lo! ye verily pass by (the ruin of) them in the morning, And at night-time; have ye then no sense?

terjemahan indonesia:
Dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melalui (bekas-bekas / puing-puing reruntuhan) mereka di waktu pagi,
dan di waktu malam. Maka apakah kamu tidak memikirkan?


QS 33:27
''He caused you to inherit their land and their houses and their wealth, and land ye have not trodden.''

terjemahan indonesia:
Dan Dia mewariskan kepada kamu tanah-tanah, rumah-rumah dan harta benda mereka, dan tanah yang belum kamu injak Dan adalah Allah Maha Kuasa terhadap segala sesuatu.


Kita harus berpikir dari ayat terakhir tadi bahwa dia tidak berasal dari Mekkah dan kita dapat menyimpulkan dari ayat pertama bahwa ia berasal dari Barat Laut , yakni daerah Nabatea Arab.

http//www.reocities.com/spenta_mainyu/Islam.htm
Mengikuti indikasi yang diberikan dalam QS 37:133-38 Muhammad adalah seorang dari suku Midian / Nabatea, dan istrinya Hadija adalah putri Adb al-Uzza, sebuah nama dari Nabatean. (Jika kita mendekatkan dengan QS 25:38-41 maka ini menegaskan demikian, karena kaum Aad, Tsamud, Rass adalah kaum Midian). (…..)

QS 33:27 didahului oleh ayat-ayat yang berhubungan dengan 'pertempuran parit', yang Ismaelite-Hagarenes dilaporkan telah bertempur dengan musuh-musuh mereka (kelompok sekutu dari Mekah dan beberapa suku Yahudi). Mekah dan sekutu mereka tidak bisa mengambil Madinah, sehingga mereka meninggalkan upaya pengepungan dan kembali ke kampung halaman mereka. Jika cerita ini benar, maka tanah Mekkah adalah tempat yang Muhammad sendiri belum pernah injak !

Ayat-ayat Quran sendiri membuatnya jelas. Dia berasal dari tempat yang berbeda. Catatan : kaum Hagarin (kaum Arab dimana pergerakan islam berawal) berada di Madinah, dan itu adalah tahun kelima dari Hijra, dan Rasul itu belum menginjak tanah lainnya termasuk tanah Mekah! (...)

Menurut literatur resmi / Tradisi Islam Muhammad telah memulai misi kenabiannya di Mekah. Tapi QS 33:27 hanya akan masuk akal apabila karakter sentral dalam mitologi Islam ini telah memulai hidupnya bukan di Mekkah, tapi di tempat lain. Tradisi Islam tampaknya menyiratkan bahwa tempat yang Muhammad pernah ucapkan sumpah untuk diambil adalah Mekah. Para penulis Arab nasionalis penyusun Quran nampaknya benar ketika mereka memasukan pernyataan bahwa Quran itu sendiri, karena mereka mencoba untuk mengadopsi ajaran asli sesuai dengan prioritas mereka.

Mereka mengklaim bahwa Muhammad bersumpah untuk mengambil Mekkah, karena Mekkah adalah kaum yang membuat pindah Muhammad berhijrah ke Medinnah dan Mekah adalah kota penyembah berhala. Ini adalah keyakinan saya bahwa jika Muhammad pernah berpikir mengambil Mekah itu bukan karena ia diejek sana, bukan karena ia dipaksa meninggalkan Mekkah, bukan karena Mekah adalah kota kelahirannya, namun karena Mekkah memiliki kuil suci, saingan dari Kuil Suci Muhammad di BEKKA. Mekah adalah titik fokus dari berbagai agama adat / kultus. Oleh karena itu, kuil itu harus disingkirkan. Semua agama / sekte adalah ancaman terhadap status dan pengajarannya.

Ini adalah keyakinan saya : Nabi Muhammad bukan seseorang dari Mekkah. Kisah-kisah Islam membuatnya menjadi jelas : Suku dan keluarganya berasal dari Madinah. Lebih dari itu saya juga percaya bahwa sebelum ia dan keluarganya telah berpindah ke Madinah, mereka berasal dari tanah di utara dan hidup di sana ( QS 3:96 bandingkan dengan Mazmur 84:6-7, QS 37:137 -138, 25:38-41). Jadi tempat paling selatan yang Muhammad pernah singgahi di Semenanjung Arab hanyalah Medinah….

Dan keyakinan pribadi saya adalah bahwa Muhammad berasal dari Hegra (tempat studi arkeologis sekarang yang disebut Meda’in Salah) Perhatikan pelafalan ini “Hegra / Hejra” dengan Hijrah. Keduanya berarti “yang disingkirkan”, “terpisah dari”.

Sekarang Hegra menjadi situs UNESCO pertama di Arab Saudi.
http://nabataea.net/medain.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Mada%27in_Saleh

Image


http://www2.cnrs.fr/en/1235.htm
Prasasti-prasasti lain yang ditemukan di situ ini – kali ini tertulis baik dalam aksara Nabatean maupun dalam suatu aksara penengah antara Nabatean klasik, seperti yang ditemukan di Petra, dengan aksara Arab. Petunjuk ini akan membantu epigrafis untuk memahami tulis menulis dikembangkan di wilayah ini. “Nabatea, aksara yang berasal dari bahasa Aram, adalah leluhur langsung dari aksara Arab,” papar Nehme. “Script Transisi antara Nabatea dan Arab telah diamati di situs arkeologi lainnya, tapi ini adalah pertama kalinya bahwa kami telah melihat mereka di Hegra.”


Anda bisa membacanya lebih lanjut di situs Mudarras Kadhir Gaznavi. Namun saya akan menyingkat 5 halaman panjang tulisan beliau : Ajaran agama Islam, diambil oleh Imperialis Arab dari Iman kaum Sabean !
http://www.reocities.com/spenta_mainyu/Islam.htm

The Hagarene Messenger : http://reocities.com/spenta_mainyu_2/Muhammad.htm

(akhir dari bab 5)



Buku ini diterjemahkan oleh Badrayana
dikutip dari : Indonesia Faithfreedom

Daftar Isi
Muhammad : Mitos atau Fakta Sejarah ? Pendahuluan

  1. Bab I : Muhammad : Mitos atau Fakta Sejarah ? 
  2. Bab II : Muhammad : Mitos atau Fakta Sejarah ? 
  3. Bab III : Muhammad - Mitos Sejarah atau Fakta Sejarah
  4. Bab IV : Muhammad - Mitos Sejarah atau Fakta Sejarah
  5. Bab V - Muhammad : Mitos atau Fakta Sejarah ? 
  6. Bab VI : Muhammad : Mitos atau Fakta Sejarah ? 
  7. Bab VII : Muhammad : Mitos atau Fakta Sejarah ? 
  8. Bab I : Muhammad : Mitos atau Fakta Sejarah ? 

1 comments:

Anonymous said...

pemikiran sempit

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Design Blog, Make Online Money