Global Voices Advocacy - Defending free speech online

Sep 11, 2011

Muhammad : Mitos atau Fakta Sejarah ? Bab 7

Muhamamd mitos atau fakta?

Bab 7

MEMPERTIMBANGKAN MHMD(T) : 

SEBUAH NAMA PRIBADI ATAU GELAR ?


Seperti yang kita telah lihat sebelumnya, semua referensi ke kata MHMD ditemukan di 5 ayat Madinah, tidak termasuk tambahan yang dbubuhkan dalam tanda kurung keterangan. Jumlah yang sedikit ini, secara an sich sudah mencurigakan. Dapatkah kita bayangkan Injil hanya berisikan 5 kali penyebutan nama Yesus? Atau dapatkah kita bayangkan Taurat dengan hanya menyebutkan 5 kali nama Musa saja, sementara penambahan nama baik Yesus dan Musa hanya ada banyak di dalam tanda kurung penjelasan / tafsir ayat? Tentu saja tidak.

Image

Sekarang mari kita periksa secara kronologis kelima ayat Madinah yang mengacu kepada MHMD dalam Quran.

QS 3:144
''Muhammad is but a messenger, messengers (like him) have passed away before him. Will it be that, when he dieth or is slain, ye will turn your back on your heels?''

Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)?


QS 33: 40:
Muhammad is not the father of any man among you, but he is the messenger and the Seal of Prophets.

Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.


(Catatan : Khatim an-Nabiyin, atau nabi penutup mungkin berasal dari bahasa Aram, yang berarti ‘ suatu kesaksian akan …’ (Witness of), kata ‘nabi’ bukanlah kata dalam bahasa Arab, melainkan bahasa Akkadian, yaitu ‘nabu’ yang berarti ‘memanggil).

Ataukah ini mengacu pada tanda fisik di antara bahunya? :axe:
http://www.answering-islam.org/Shamoun/ ... ethood.htm

QS 47:2:
Those who believe and do good works and believe in that which is revealed unto Muhammad -and it is the truth from their Lord - He riddeth them of their ill-deeds and improveth their state.

Dan orang-orang mu'min dan beramal soleh serta beriman kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad dan itulah yang haq dari Tuhan mereka, Allah menghapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan memperbaiki keadaan mereka.


QS 61:6:
And when Jesus son of Mary said: O Children of Israel! Lo! I am the messenger of Allah unto you, confirming that which was (revealed) before me in the Torah, and bringing good tidings of a messenger who cometh after me, whose name is the Praised One (written Ahmad).

Dan (ingatlah) ketika 'Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)."


QS 48:29 :
Muhammad is the messenger of Allah. And those with him are hard against the disbelievers and merciful among themselves. Thou (O Muhammad) seest them bowing and falling prostrate (in worship), seeking bounty from Allah and (His) acceptance. The mark of them is on their foreheads from the traces of prostration. Such is their likeness in the Torah and their likeness in the Gospel….'

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil.

Kita menemukan referensi berkilauan tentang Yesus di seluruh ayat-ayat di atas. Bagaimana QS 33:40 bisa mendamaikan seorang nabi akhir dengan nabi yang belum datang (61:6)? Itu semua akan menjadi lebih jelas ketika kita diberitahu bahwa makna Ahmad / Penghibur (dalam 61:6), oleh nabi Ibnu Ishaq:''Munahhemada adalah bahasa Siria dari Muhammad, yang dalam bahasa Yunani adalah adalah Parakletos''(Hidup Muhammad, tr Guillaume.). Memang, Mehahhemada dalam bahasa Siria berarti: Pemberi Hidup, ia yang bangkit dari kematian, dan ini sama sekali tidak menggambarkan Muhammad tradisional.

http://answering-islam.org/Index/A/ahmad.html
Oleh Ibnu Ishaq dan Ibnu Hisyam tentang ayat ini, sebagaimana dicatat dalam biografi Muhammad oleh Ibnu Ishaq "... Tapi ketika Penghibur telah datang, yang Allah akan kirimkan kepada kalian dari hadirat Tuhan, dan roh kebenaran yang pergi keluar dari hadirat Tuhan, ia (akan menanggung) kesaksianku dan kamu juga, karena kamu telah bersama-sama denganku dari awal. aku telah berbicara kepadamu tentang hal ini bahwa kalian tidak boleh ragu-ragu." Kata ‘Munahhemana’ (Allah memberkati dan melindunginya!) Dalam bahasa Syria adalah Muhammad, dalam bahasa Yunani ia adalah Parakletos "(Ibnu Ishaq, The Life of Muhammad, tr. Guillaume, hlm 103-104).

Ibnu Ishaq tidak mengatakan bahwa kata "Paraclete" adalah "Periklutos". Bahkan, dia menegaskan bahwa kata dalam bahasa Yunani adalah Parakletos. Selain itu, ia menegaskan bahwa Yohanes menulis Injil yang diturunkan kepada Yesus. Ia juga menggunakan kata Penghibur saat menerjemahkan kata itu. Dalam rangka mencocok-cocokan ayat ini kepada Muhammad, Ibn Ishaq mengidentifikasi kata Munahhemna Siria kepada Muhammad, daripada menggunakan "Ahmad" dalam kedua ayat di atas serta sebagaimana dalam Surah as-Shaff 61:6, yang akan menjadi cara (jelas) terbaik untuk membuktikan bahwa "Paraclete" adalah Muhammad.

“ Kata yang paling menarik adalah ini mengacu pada kata 'Penghibur' yang kita temukan dalam leksionari Palestina, namun semua versi Siria lain menyatakan itu 'Parakletos' agar mengikuti bahasa Yunani-nya. Kata ‘menahhemana’ dalam bahasa Siria berarti “pemberi kehidupan” dan secara khusus merujuk kepada kebangkitan Yesus dari kematian. Tentu jelas bahwa makna tersebut tidak pada tempatnya di sini. Apa yang dimaksud di sini adalah ia yang menghibur dan memberi kenyamanan atas hilangnya salah satu orang tersayang dari antara mereka. "(ibid, Guillaume dalam catatan kaki). Seperti Guillaume tunjukkan, sosok Muhammad tidak cocok dengan deskripsi ‘munahhemana’ yang berarti yang membangkitkan orang mati, atau dia sang hidup pemberi. Ketika orang-orang Kristen Syria menerapkan gelar itu pada Yesus, ini baru cocok dalam kewenangannya untuk memberikan hidup dan membangkitkan orang mati, seperti yang ia tunjukkan.
Menurut Tradisi Islam, nama panjang dari Muhammad adalah Abu al Kasim 'Muhammad' bin Abdullah bin Abdul Muttalib bin Hashim, nama singkatnya : Muhammad. Banyak cerita menggambarkan bagaimana ia dijuluki MHMD (yang terpuji). Beberapa mengatakan ini berasal dari Abu Talib, pamannya, ada yang mengatakan ini diberikan oleh Aminah, ibunya, sementara cerita lain mengatakan ia yang telah dijuluki ‘al-amin’ ‘yang layak dipercaya’, menyebut dirinya sendiri sebagai Muhammad sebagai gelar lainnya atas kepergiannya (hijrah) dari Mekkah. Sungguh suatu portal kontradiksi.

Seperti yang bukti-bukti berikan, tidak ada nama-nama demikian muncul di Arab pada abad 6 M. Nama-nama itu hanya menjamur bersamaan dengan munculnya Islam sebagai agama baru seabad lebih kemudian.

Saya percaya bahwa tadinya nama ini , Muhammad, adalah julukan bagi Yesus sebagai Mesias Apokaliptik, seorang Imam Mahdi, Satria Piningit yang datang di akhir jaman sebagai Hakim, (penerjemah: terbukti bahwa dalam koin-koin yang diterbitkan oleh Abdul Malik dan kerajaan-kerajaan Mesopotamia, Yesus selalu digambarkan sebagai MHMT, Mahomet dengan memegang pedang ditangan). Maka dari itu berdasarkan sumber-sumber non-muslim awal, mereka menggambarkan Muhammad atau Mahmud dalam gambaran kenabian apokaliptik. Mereka yang mengambil nama ini, seperti halnya Maslimah, adalah penumpah darah dan maniak peperangan dibalik topeng pembenaran apokaliptik ini.

Yohanes Damaskus, Uskup Siria, menuliskan (sekitar tahun 730) bahwa nabi Islam itu dikenal sebagai Mamed atau Mahmud. Karena ia dibesarkan dan bekerja bagi Umayyad, klaim Yohanes Damaskus menjadi lebih kredibel !
http://christianorigins.com/islamrefs.html#johndamascus

Saya akan mengutip Mr Gaznavi tanpa mengikuti pemaparannya yang panjang, mengambil yang penting-pentingnya saja sebagai berikut.

http://reocities.com/spenta_mainyu_2/Muhammad.htm

Mayoritas orang Kristen di seluruh Hizaz dan Siria Selatan adalah komunitas Yakobit dan bukan komunitas Nestorian (Nastur). Pengucapan yang digunakan untuk nama-nama Arab seperti yang tertulis di atas bergaya Nestorian (ingat rahib Nestorian Sergis Bhira yang merupakan salah satu tutor Muhammad) bukan berasal dari komunitas Yakobit. Komunitas Nestorian mengucapkan Ishmo'il, Isro'il dan Ishok dll, dan bukan Ismail, Isra'il, dan Ishak, dan juga Furkon dan tidak Furkan, Kurbon dan tidak Kurban, Kashish dan tidak Kashshish (dengan shadda), seperti yang muncul dalam Quran. .

Di antara surah mengacu pada masalah bahasa, ada satu surah yang sangat aneh, yakni QS 42:7:

"Kami telah mengungkapkan kepada Anda sebuah Kuran dalam bahasa Arab sehingga Anda dapat berhati-hati ibu dari pemukiman dan peradaban, dan yang di sekitarnya."

Frasa 'ibu dari pemukiman dan peradaban' ini apa berarti Mekkah ? Dapatkah Anda bayangkan Mekkah sebagai 'ibu dari pemukiman dan peradaban'? Saya tidak bisa ! Pertimbangkanlah kondisi di Semenanjung Arab saat ini, kembali 1400 tahun di waktu, hanya ada satu pemukiman, yang bisa disebut itu ‘kota’. Kota itu adalah Medinta (yang diambil dari bahasa Ibrani yang berarti : kota), yakni Madinah sekarang. Tidak ada kota lain di sekitarnya. Dalam hal ini, bagaimana mungkin Mekkah, suatu pemukiman yang tandus dan bukan suatu kota yang maju menjadi ibu dari segala dari segala peradaban? (Catatan: melalui Lihyan dan warisan Tsamud warisan, Hegra bisa dipertimbangkan dari perspektif Arab )......

APAKAH ‘MUHAMMAD’ SEBUAH NAMA ?

Nevo dan Koren juga mencatat bahwa dalam literatur bahasa Arab, kata “Muhammad” berasal dari akar kata “hmd” pertama kali digunakan sebagai gelar untuk tokoh kenabian, yang terkait dengan gaya nabi Yahudi-Kristen yang diperkenalkan oleh Abd al-Malik. Hanya jauh hari kemudian di tahun-tahun awal abad ke-8 M kata ini berubah menjadi suatu nama diri / nama perseorangan (proper name).

Akar kata itu sendiri tidak benar-benar berarti "yang terpuji" ( seperti pemahaman tradisional yang dikembangkan kemudian dan melekat pada Muhamad), namun lebih kepada artian "yang terpilih", sehingga ini menjelaskan peran mesianis awal untuk nabi Arab. (ini sama artinya dengan khristos yang berarti yang dipilih unturk diurapi yang bagi orang Kristen mengacu hanya pada Yesus sebagai Imam Mahdi)

Istilah 'Muhammad' muncul empat kali dalam Al Qur'an, dan dalam setiap kasus penggunaan tersebut tidak disertai dengan informasi pribadi, meskipun Quran di tempat lain membutuhkan usaha keras untuk menekankan afiliasi kekerabatan nabi-nabi lainnya dan kaum-kaum kepada siapa nabi-nabi itu dikirimkan. (penerjemah : maksud penulis, misalnya Musa dikisahkan bersamaan dengan Harun dan Maryam, Yesus dikisahkan dengan Mariam dsb) Hal ini menunjukkan bahwa referensi kepada Muhamad masuk ke dalam kitab Arab yang sedang berkembang sebelum tersedia biografi nabi mereka (yang dalam sejarah kita tahu biografi Muhammad dikarang pertengahan abad 8 yang berasal dari kisah dari mulut ke mulut yang dicocok-cocokan dengan ‘data’ dalam Quran), dan mungkin bahkan sebelum kata ‘Muhammad; dipahami sebagai nama diri, hanya sebagai gelar saja.

Hal ini tampaknya didukung dengan sepucuk bukti kontemporer tentang proses perkembangan kisah kenabian untuk agama baru ini. Dalam buku Menyoal Ajaran-ajaran Sesat (Haeresies) karya Yohannes Damaskus, ia menulis :


Demikianlah sampai jaman Kaisar Heraclius, mereka (bangsa Arab) hanyalah penyembah berhala. Sejak dari masa itu sampai sekarang muncullah di antara mereka seorang nabi palsu bernama Mamed, yang setelah mengerti Perjanjian Lama dan Baru, sepertinya, setelah berbincang dengan seorang Rahib Arian, dia [ Mamed] menyusun sendiri bidahnya….”

Perhatikan bahwa Yohanes mengidentifikasi "Mamed" sebagai nama untuk nabi Arab. Hal ini menunjukkan bahwa "Muhammad" awalnya bukan nama pribadi si nabi sama sekali, namun sebuah gelar atau deskriptif, seperti sebuah laqab (bagian dari nama Arab yang memberikan deskripsi dari pembawa). (...)

Dalam Chronicle Thomas Presbyter yang ditulis segera setelah penaklukan oleh bangsa Arab pada tahun 636 M :

"Di bagian depan sebuah manuskrip Suriah abad keenam yang berisi Injil Matius dan Injil Markus, tertulis beberapa baris tentang penaklukan Arab, sekarang sangat samar. Entri berikut adalah yang paling mudah dibaca:''Pada bulan Januari (rakyat) Hims mengambil sumpah demi kehidupan mereka, dan banyak desa dirusak oleh pembunuhan orang-orang Arab dari 'Muhmd' ( Muhammad ?) dan banyak orang dibunuh dan (diambil sebagai) tahanan dari Galilea sejauh Beth".

Dalam kutipan di atas. tempat yang disebut Hims adalah Emese, yang merupakan kota Homs di Suriah. Kita memahami bahwa Hagarenes telah melakukan pembunuhan dalam skala massal dari Galilea ke Beth (yang adalah praktek yang biasa bagi mereka).

Berikut adalah kutipan dari buku yang sama:


"Pada tahun 945, tahun ke-7 penunjukanku , Jumat 7 Februari (634) pada jam tiga, ada pertempuran antara Romawi dan tayyaye d-Mhmt [Arab dari Mhmt (Muhammad?) ] di Palestina dua belas mil sebelah timur Gaza. Bangsa Romawi melarikan diri, meninggalkan penatua Bryrdn ningrat, yang dibunuh oleh orang Arab tewas. Sekitar 4000 warga desa miskin Palestina tewas di sana, Kristen, Yahudi dan orang Samaria. Orang-orang Arab melanda seluruh wilayah "(Thomas Presbyter, Chronicle).

Dalam dokumen di atas, dalam mengutip nama pemimpin kelompok yang disebut sebagai kaum Hagarin atau Ismael, penulis memberikan deskripsi pemimpin kelompok itu sebagai i 'Muhmd' dan 'Mhmt" Seperti yang telah saya tunjukkan berkali-kali bahwa bahasa Arab adalah bagian dari rumpun bahasa Semit, dan tidak menggunakan vokal. (...)

Apa yang menjadi alasan di balik tidak adanya penekanan yang sama dalam prasasti-prasasti Arab sebelumnya, yang seharusnya lebih dekat dengan jaman dimana Muhammad hidup (kalau ia benar-benar pernah ada seperti digambarkan dalam tradisi Islam) ? Tapi yang lebih aneh adalah tidak adanya namanya dalam teks-teks sebelumnya. Misalnya, sebelum prasasti Abdul Malik di Kubah Batu tidak pernah terlintas kata ‘Rasulullah’ di prasasti manapun. (penerjemah: bahkan penanggalan prasasti di Kubah Batu-pun ternyata keliru dan slama ini iduga terlalu dini. Bukan pada jaman Abdul Malik, tapi 150 tahun kemudian. Hal ini akan dibahas di bagian berikutnya).

Para sarjana kebingungan dengan kurangnya referensi kepada nama Muhammad yang seharusnya begitu penting bagi Islam di tahun-tahun pertama. Mereka mempertahankan bahwa: Sampai khalifah Abdul Malik prasasti ditempatkan pada Kubah Batu di 691 AD tidak ada referensi ke nama Rasul. Hal ini menunjukkan bahwa formula 'Muhammad' dibangun di masa Marwan kedua, setelah tahun 684 M. Formula ini dikatakan telah menjadi pernyataan resmi dalam semalam saja dan digunakan di semua dokumen resmi dan prasasti. (...)

Formula ini tidak pernah muncul dalam prasasti sebelum tahun 691 M. Dan fenomena ini terjadi demikian entah prasasti itu ditulis dalam tujuan keagamaan, atau hanya sebagai penanda komemoratif yang menekankan semangat relijius, berdasarkan studi dari Yehuda Nevo. Contoh dari prasasti tersebut terdapat di sebuah bendungan dekat kota Taif, yang dibangun oleh Muawiya pada tahun 660 M (Yehuda Nevo). Formula ‘Muhammad’ (Allah adalah satu-satunya Tuhan dan Muhammad adalah utusanNya) hanya muncul di inskripsi batu di Negev Pusat di suatu saat pada jaman pemerintahan Kalifah Hisham (724 – 743 M), sekitar 30 tahun setelah pengenalan pertama oleh Abdul Malik.
Kita melihat bahwa ada perbedaan waktu antara tulisan di Kubah Batu, tertanggal 691, dan semua yang lain. Menurut Karl-Heinz Ohlig dan Gerd-R Puin, kata ‘MHMD’ yang tertulis di situ mengacu pada Yesus, tapi penjelasannya sebenarnya saya rasa lebih dari itu.

Dalam penelusuran lebih lanjut di bagian berikutnya, saya akan menunjukkan bagaimana dan mengapa tulisan di Kubah Batu sebenarnya dibuat pada tahun 833 M (pada waktuh kalifah Al Ma’mun) dan bukan pada tahun 691 M (pada waktu pemerintahan Abdul Malik)

(akhir dari bab 7)




Buku ini diterjemahkan oleh Badrayana
dikutip dari : Indonesia Faithfreedom

Daftar Isi
Muhammad : Mitos atau Fakta Sejarah ? Pendahuluan

  1. Bab I : Muhammad : Mitos atau Fakta Sejarah ? 
  2. Bab II : Muhammad : Mitos atau Fakta Sejarah ? 
  3. Bab III : Muhammad - Mitos Sejarah atau Fakta Sejarah
  4. Bab IV : Muhammad - Mitos Sejarah atau Fakta Sejarah
  5. Bab V - Muhammad : Mitos atau Fakta Sejarah ? 
  6. Bab VI : Muhammad : Mitos atau Fakta Sejarah ? 
  7. Bab VII : Muhammad : Mitos atau Fakta Sejarah ? 
  8. Bab I : Muhammad : Mitos atau Fakta Sejarah ? 

0 comments:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Design Blog, Make Online Money