Global Voices Advocacy - Defending free speech online

Sep 16, 2011

Islam: In The LIght Of History : II-9

Islam: Ditinjau dari Pengamatan Sejarah

Islam: Ditinjau dari Pengamatan Sejarah

Oleh Dr. Rafat Amari

diterjemahkan oleh Adadeh, Netter FFI Indonesia.

Bab II - 9

Alkitab dan Pengakuan Muslim tentang Mekah Kuno

Bantahan penting untuk menentang pernyataan bahwa Mekah adalah kota kuno: Alkitab menunjukkan keterangan yang tepat.
Alkitab merupakan sumber terpenting bagi kita untuk memahami sejarah kuno, karena buku ini menjelaskan asal-usul berbagai ras, bangsa, dan suku. Pada awal bagian ini, kita akan menelaah orang² keturunan nabi Nuh setelah bencana air bah. Keterangan diambil dari kitab Kejadian, dan juga kitab² lain dari Alkitab. Alkitab secara tepat menyebutkan jumlah suku² dalam silsilah keturunan dari kitab Kejadian. Alkitab menjelaskan tempat setiap suku, dan kronologi yang tepat tentang kapan setiap suku muncul dalam sejarah, meskipun sebagian suku dan negara muncul berdekatan dengan jaman musibah air bah.

Musa: Sumber Terpercaya, Tidak Menyertakan Keberadaan Mekah di Jamannya

Musa adalah nabi yang menulis kitab Kejadian, di awal abad ke-15 SM. Terdapat pemisahan waktu 3000 sampai 4000 tahun antara masa awal suku² kuno dan jaman di saat Musa menulis kronologi kitab Kejadian. Tradisi penyampaian cerita dari mulut ke mulut tidak bisa menyampaikan keterangan yang sama untuk masa yang selama itu. Satu² keterangan tentang ketepatan dan kelengkapan data kuno adalah Tuhan membimbing Musa saat menulis kitab Kejadian.
Dalam kitab Kejadian, kita telusuri asal-usul berbagai suku Arabia dari awal sampai ke jaman Musa. Musa menulis kronologi tepat untuk generasi² suku² tersebut, dan nama² kakek moyang mereka. Tapi lebih dari itu, kitab Kejadian menjelaskan bagaimana daerah Arabia dihuni setelah bencana air bah. Keterangan tentang suku² Arabia segera disebut setelah bencana air bah, dan terus berlanjut ke jaman Abraham, sampai jaman Musa dan pembantunya, Yoshua, di abad ke-15 SM. Dengan begitu, kitab Kejadian tidak hanya data tentang berbagai nama suku, asal-usul, dan kronologi sejak jaman kuno, tapi juga data sejarah tentang berbagai negara di jaman Musa. Dia menerima pendidikan sejarah dari bangsa Mesir ketika hidup sebagai anak angkat putri Firaun. Bertahun-tahun kemudian, Lukas menulis di kitab Para Rasul 7:22, “Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir.”

Bangsa Midia tidak pernah mendengar tentang Mekah

Para sejarawan beranggapan suku² Arabia dikenal oleh bangsa Midia, yang berhubungan dnegan Musa ketika dia tinggal di Sinai. Kalian tentu ingat bagaimana Musa pergi ke gurun Sinai, ketika melarikan diri dari Mesir setelah membunuh seorang Mesir yang membunuh orang Israel. Hal ini terjadi sebelum Tuhan mengirim Musa kembali ke Mesir untuk meyakinkan Firaun agar membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Kita bisa mengira bahwa Jehtro, mertua Musa, tahu nama² suku² Arabia barat, karena dia adalah pendeta Midia, yang hidup sebagian di Sinai, dan sebagian lagi di Arabia utara. Jehtro lebih tahu tentang berbagai nama suku² Arab daripada para sahabat Muhammad di akhir abad ke-6 M. Hal ini serupa dengan keadaanku sebagai penduduk asli Timur Tengah; aku tahu nama² berbagai negara modern Arabia, terutama karena aku hidup di daerah itu. Aku yakin bangsa Midia juga tahu tentang Arabia barat karena mereka tinggal di lokasi terdekat di tempat Mekah kelak dibangun. Kita bisa yakin bahwa bangsa Midia tentunya akan tahu tentang Mekah, jika memang Mekah sudah ada di jaman Musa di abad ke-16 SM dan sebagian abad ke-15 SM.

Kita tidak bisa mengabaikan pernyataan² sejarah yang dikatakan Musa pada jamannya. Musa hidup selama 40 tahun di gurun pasir Sinai dengan bangsa Midia, yang merupakan separuh keturunan Arab. Dia berpendidikan tinggi Mesir, yang merupakan sumber budaya dan pengetahuan termaju di jaman itu. Tidak hanya Musa adalah nabi Tuhan, tapi dia juga merupakan penutur sejarah yang dapat dipercaya.

Ibn Ishaq, sumber sejarah ngawur, menyatakan keterangan yang bertentangan dengan keterangan Musa.

Di pihak lain, Ibn Ishaq, yang hidup di abad ke-8 M, dan menulis ulang sejarah bagi Muslim, sangat tidak berkualitas seperti Musa dalam melakukan hal itu. Sudah jelas bahwa Ibn Ishaq mengganti begitu saja silsilah keturunan yang ditulis Musa di kitab Kejadian, dan dia mengarang ini bagi Muslim, dan dikenal sebagai “tradisi Islam” atau hadis. Sebelumnya, aku telah menyebut bahwa suku² dan silsilah keturunan yang ditulis Ibn Ishaq hanyalah khayalannya saja, dan tidak pernah disebut catatan² sejarah sebelumnya. Selain itu, sejarawan lain pada masanya juga menuduhnya mengarang silsilah keturunan tersebut. Dengan begitu, tulisan Ibn Ishaq tidak mungkin bisa menyaingi kebenaran tulisan Musa di kitab Kejadian.

Silsiah Keturunan Ham dan Suku² Arabia

Musa menyebut bahwa keturunan pertama adalah dari Ham, putra kedua nabi Nuh. Kejadian 10:6 mengatakan:
Keturunan Ham ialah Kush, Misraim, Put dan Kanaan.
Mereka adalah kakek moyang dari suku² kuno. Contohnya, negara Kush terletak di Ethiopia modern. Mesir berasal dari Misraim. Put adalah suku tua Afrika Utara dan Kanaan terletak di Palestina dan Lebanon. Dari Kush munul suku² di Ethiopia dan Yaman. Kita lihat bahwa keturunan Kush disebut di Kejadian 10:7 yang berbunyi:
Keturunan Kush ialah Seba, Hawila, Sabta, Raema dan Sabtekha; anak-anak Raema ialah Syeba dan Dedan.
Sudah jelas dari nama² para putra Kush bahwa sebagian dari mereka mewakili tempat² di Arabia. Kush adalah kakek moyang suku Kush yang mendominasi Ethiopia dan Sudan di jaman kuno. Alkitab menyebut suku² lain yang berasal dari Kush. Sebagian suku² ini pergi ke Yaman melalui Celah Bab al-Mandeb, daerah sempit yang lebarnya hanya 20 mil. Sejak jaman kuno, lokasi geografi ini telah berpengaruh terhadap hubungan antara Ethiopia dan Yaman.

Alkitab menyebut asal-usul Sabian di Yaman sebagai bangsa Kushit yang datang dari Ethiopia.

Anak Kush yang keempat adalah Raema, bapak dari Syeba, suku yang menghuni Yaman. Tak diketahui kapan keturunan Syeba meninggalkan Ethiopia dan pergi ke Yaman. Banyak sejarawan berpendapat bahwa Sabian Yaman berasal dari Ethiopia. Salah satu alasan pendapat ini adalah kesamaan bahsa Saba di Yaman dengan bahasa Mahri di Ethiopia. Ini membuktikan adanya koneksi lama antara Yaman dan Mahri melalui Celah Bab al-Mandeb. Migrasi dari Ethiopia ke pantai Yaman Arabia, dan begitu juga sebaliknya, sering terjadi. Syeba mendominasi pantai Ethiopia, dan melahirkan para raja di milenia pertama SM. Daerah itu dikenal sebagai Di’amat, yang merupakan negara yang muncul sekitar tahun 350-320 SM.

Nama Raema, yang merupakan ayah Syeba, putra keempat Kush, terdapat dalam prasasti² Yaman. [149] Hal ini membuktikan ketepatan keterangan Alkitab tentang negara keturunan Syeba dari bangsa Kushit di pantai Ethiopia. Alkitab mengatakan keturunan suku Syeba-Yaman dari Syeba, putra Raema, orang Kushit. Keterangan ini terdapat di Yehezkiel 27:22. Yehezkiel menyampaikan kutukan terhadap Tyre, kota Funisia. Dia mengatakan perdagangan di Tyre denan kota² dan negara² lain:

[149] James Montgomery, Arabia and the Bible, hal. 42

Pedagang Syeba dan Raema berdagang dengan engkau; mereka menukarkan yang terbaik dari segala rempah-rempah dan segala batu permata yang mahal-mahal dan emas ganti barang-barangmu.
Raema, ayah Syeba, disebut dengan nama Syeba dalam keterangan Alkitab ini. Alkitab memang sering menyebut nama sebuah negara dengan nama ayah yang menjadi asal-usul negara tersebut. Alkitab seringkali menyebut Israel dengan nama Yakub, dan juga Ishak, ayah Yakub, yang namanya digunakan untuk menyebut negara Israel. Di pasal Yehezkiel, Syeba dan ayahnya disebut untuk mengingatkan kita bahwa Syeba atua Saba, adalah kerajaan yang berasal dari Raema, orang Kushit. Ayat itu juga menerangkan kekayaan dagang antara Saba di Yaman dan kota² Funisia, seperti Tyre, yang memperdagangkan rempah², batu permata berharga, dan emas.

Saudara laki Ramea bernama Seba. Dia adalah putra pertama Kush, yang menjelaskan mengapa ada persamaan bahasa antara bangsa Syeba di Yaman dan suku² Ethiopia di pantai yang bersebelahan di Laut Merah. Tampaknya ada pula suku bernama Seba yang berasal dari Seba putra Kush, selain suku Syeba yang berasal dari putra Raema, saudara laki Seba. Kita ketahui bahwa saudara laki Syeba, putra Raema, adalah Dedan. Dedan yang ini bukanlah kakek moyang Dedan, suku di Arabia utara yang tinggal di kota Dedan. Suku utara Dedan berasal dari Keturah, istri kedua Abraham, yang dinikahinya setelah Sarah, istri pertama Abraham, wafat. Dedan putra Raema kemungkinan adalah kakek moyang suku kecil yang kemudian bergabung dengan suku² Kushit.

Jadi kita lihat bahwa Alkitab dan fakta sejarah menunjukkan kesimpulan bahwa masyarakat kuno Yaman memiliki keturunan Kushit, dan suku Saba adalah suku Kushit yang berasal dari Ethiopia.

Garis Keturunan Muhammad yang Sebenarnya

Keluarga Muhammad, sama seperti suku Sabian Kushit yang merupakan keturunan Ham, tidak mungkin bisa punya hubungan keluarga dengan Ishmael dan Abraham, yang merupakan keturunan Semit.
Fakta Alkitab dan sejarah menunjuk pada asal-usul keluarga Muhammad. Kita tahu bahwa kakek moyang Muhammad hidup di Saba di Yaman. Sekitar tahun 150 M, ketika bendungan Ma’rib runtuh, banyak suku² Yaman yang meninggalkan Yaman, sebelum akhirnya bendungan itu diperbaiki. [150] Keluarga Muhammad merupakan salah satu dari orang² yang pergi ke daerah di Arabia barat tengah, dekat tempat di mana suku Khuzaa’h, juga dari Yaman, nantinya mendirikan kota Mekah. Mereka hidup di daerah sekitar Mekah sebelum akhirnya kota itu dibangun di sekitar abad ke-4 M. Dengan demikian, kakek moyang Muhammad berasal dari suku Saba, yang aslinya adalah keturunan Kushit, yang merupakan keturunan dari Ham. Sama seperti semua masyarakat Sabian dari Yaman, mereka bukanlah keturunan Semit. Kita tahu bahwa suku Quraysh yang merupakan suku asli Muhammad, belajar bahasa Arab ketika beremigrasi dari Yaman ke tempat itu (Arabia barat tengah) dan berhubungan dengan masyarakat Baduy di Arabia barat tengah. Dengan begitu, Muhammad tidak mungkin adalah keturunan dari Ishmael, seperti yang dikatakan sumber Islam.

[150] Caussin de Perceval, I, 84 ff ; dikutip oleh James Montgomery, Arabia and the Bible, hal. 125

Bangsa Ismael hidup di Sinai. Dari sana mereka menyebar ke berbagai gurun pasir Bulan Sabit Subur (Fertile Crescent). Mereka tidak pernah mencapai lokasi di mana Mekah kelak dibangun, atau pun daerah Yaman.
Suku² Ismael diketahui hidup di Palestina selatan, di gurun pasir Sinai dekat perbatasan Kanaan. Dari situ mereka menyebar ke gurun pasir Syro-Mesopotamia, dan juga ke arah utara. Hanya suku² Qedar dan Teima saja yang mencapai bagian utara Arabia.
Lokasi suku² Ismael dijelaskan dalam Alkitab, dan dibenarkan oleh prasasti² Assyria. Kita tak menemukan suku Ismael di daerah selatan Teima, yakni sekitar 180 mil dari perbatasan Arabia dan Yordania, dan kita pun tak pernah menemukan catatan sejarah apapun yang menyebut suku Ismael hidup di lokasi Mekah kelak dibangun.
Sejarah Islam menyebut Muhammad adalah keturunan suku Nabayot, yang hidup di Yordania selatan dan musnah sebelum abad ke-7 SM. Bagaimana mungkin sebuah keluarga Sabian, seperti kakek moyang Muhammad, bisa berhubungan dengan sebuah suku yang hidup di Yordania selatan, dan telah musnah lebih dari 1.300 tahun sebelum Muhammad lahir? Keterangan Islamiah seperti ini menunjukkan ketidaktahuan fakta sejarah tentang suku Ismael. Mereka mengarang dongeng untuk menghubungkan Ismael dengan Mekah, mengatakan bahwa ibu Ismael, Hagar, membawanya mengarungi daerah gurun pasir yang tak berpenghuni. Mereka juga mengatakan Abraham mengunjungi Ismael dengan mengunggang Bouraq, unta bersayap dari dongeng Persia.
Islam lebih lanjut mengatakan keturunan Ismael tinggal di Mekah dan mendirikan kerajaan besar di sana. Mereka mengatakan keturunan Ismael lalu pergi ke Yaman, berabad-abad sebelum Mekah dibangun. Tapi sejarah membuktikan bahwa Ismael hidup di Palestina selatan, di mana keturunannya memperluas pengaruh mereka. Beberapa suku Ismael pergi ke Damaskus dan Lebanon, sedangkan yang lain ke Yordania dan gurun pasir antara Yordania dan Iraq. Yang lain pergi ke daerah timurlaut ke gurun pasir Syro-Mesopotamia, dan beberapa pergi ke selatan dekat perbatasan Arabia utara. Jika bangsa Ismael hidup dekat Mekah, maka suku² mereka telah berkembang dari situ. Selain fakta sejarah yang membuktikan Mekah baru ada di abad ke-4 M, tiada suku Ismael apapun yang tercatat pernah hidup di Yaman, Yamama (selatan Mekah), atau di lokasi di mana Mekah kelak dibangun. Tradisi Islam mengatakan bahwa suku² Ismael hidup di Yaman, dan mereka merupakan kakek moyang Muhammad, dan bertambah kacau lagi dengan tambahan keterangan Ismael membangun Ka’bah di Mekah. Siapapun yang pernah mempelajari sejarah suku² Ismael tidak akan bisa menerima keterangan ngawur seperti ini. Aku ajak pembaca membaca Bagian IV di mana aku menjelaskan secara lebih detail tentang suku² Ismael.

Silsilah Muhammad yang Tak Dikenal dan Perbandingannya dengan Silsilah Yesus

Kakek moyang Muhammad berasal dari Sabian dan Yaman yang tak dikenal siapapun. Tak ada catatan sejarah silsilah keluarga mereka, dan tak ada dari mereka yang merupakan nabi apapun dari agama Abraham. Sebaliknya, silsilah keturunan Yesus telah dicatat setiap abad sejak jaman Abraham.

Kita telah mempelajari silsilah keturunan Ham. Kita lihat bahwa Yaman dipenuhi keturunan Syeba, putra Raema, putra Kush. Kita juga lihat bahwa di sepanjang sejarah, suku² dari Yaman beremigrasi ke utara. Bahasa suku Saba, suku utama Yaman yang menurunkan Muhammad, sangat berbeda dengan bahasa Arab, tapi bahasa Saba punya banyak persamaan dengan bahasa Ethiopia. Setelah diselidiki, ternyata hal ini benar, karena suku Saba berasal dari Kushit Ethiopia, sebagaimana yang telah diungkapkan sebelumnya. Meskipun begitu, bahasa Saba tak dikenal di luar Yaman.

Kakek moyang Muhammad hidup di Saba di tahun 150 M, tahun hancurnya bendungan Ma’rib di Yaman. Tak ada keterangan sejarah apapun tentang keluarga ini sebelumnya. Tak ada bukti apapun dari pernyataan Islam yang mengatakan bahwa keluarga Muhammad hidup di luar Yaman. Karena Mekah belum ada sebelum abad ke-4 M, pernyataan bahwa keluarga ini hidup di Mekah sejak jaman kuno tidaklah terbukti. Setelah mempelajari sejarah lebih jauh, nyatalah bahwa keluarga ini merupakan keluarga Sabian yang tak dikenal, dan tidak punya pernyataan sejarah agama apapun, dan kisahnya tidak ditulis dalam prasasti apapun di sejarah Yaman.

Sebaliknya dari Muhammad, silsilah Yesus sangat jelas. Kita punya pernyataan tertulis Perjanjian Lama tentang setiap anggota keluarga Mesiah. Ingat bahwa Yeus adalah satu orang dari Trinitas, dan yang dijanjikan Perjanjian Lama untuk berinkarnasi jadi manusia sempurna. Kita lihat banyaknya janji dan nubuat yang diberikan kepada berbagai tokoh penting di Perjanjian Lama: Daud, Salomo, dan Zerubabel. Janji dan nubuat ini menjelaskan datangnya seorang Mesiah yang berkepribadian illahi, lahir dalam bentuk manusia, dan dalam bentuk Yesus.
Catatan silsilahnya dimulai dengan Abraham di abad ke-21 SM, dan dipenuhi dengan lahirnya Yesus di abad ke-4 M, sesuai dengan nubuat Yesaya. Mika 5:2 menyatakan:
Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.
Nubuat ini menunjukkan bahwa Yesus berasal dari kekalan. Tapi itu tak berlaku bagi kakek moyang Muhammad, yang tak diketahui jati dirinya. Tradisi Islam ingin menciptakan kisah tentang keluarga Muhammad untuk mendukung pernyataannya. Sialnya, kakek moyang Muhammad sendiri tidak pernah menunjang pernyataannya. Tak ada nabi apapun yang berasal dari keluarga Sabian. Pernyataan Muslim tentang silsilah Muhammad tidaklah berdasarkan fakta sejarah apapun. Contohnya, Muslim mengatakan Mekah sudah ada sejak jaman kuno, tapi fakta sejarah menunjukkan bahwa Mekah baru ada di abad ke-4 M.

Muslim percaya bahwa Ismael adalah fondasi Islam, dan Muhammad adalah Nabinya

Muslim juga menyatakan bangsa Ismael hidup di Mekah, tapi bukti sejarah menunjukkan bahwa hal ini tidak betul. Bangsa Ismael awalnya tinggal di gurun pasir Palestina selatan di mana kakek moyang mereka, Ismael, hidup. Setelah itu mereka migrasi ke arah utara dan timur. Hanya dua suku yang pergi lebih jauh ke selatan, sekitar 180 mil ke gurun pasir Arabia. Muslim mengatakan Muhammad adalah keturunan Ismael. Ini tentunya tidak benar, karena tak ada satu pun suku Ismael pernah hidup di Yaman. Muhammad adalah orang Sabian dan karenanya berasal dari bangsa Kushit.

Fakta lain adalah Ismael tidak memiliki peranan spiritual apapun, dan tidak pula keturunannya. Terlebih lagi, tak ada nubuat apapun yang menyatakan akan muncul seorang nabi dari keturunan Ismael. Di lain pihak, nubuat bahwa Mesiah akan datang dari keturunan Ishak tertulis di setiap generasi. Dari keduabelas suku Ismael, tidak ada satu pun nubuat yang mengatakan akan ada nabi dari keturunan mereka. Tuhan tidak pernah menunjukkan pada dunia pesan iman tanpa membangun fondasi sejarah yang solid untuk menegakkan kredibilitas. Di setiap era, Tuhan mengirimkan nabi²nya, yang percaya akan hal yang sama yang diinginkanNya agar dunia percaya. Tuhan menetapkan fondasi firmanNya bagi manusia melalui silsilah keturunan dan nabi² yang dikirimNya. Banyak agama yang mengakui sesosok manusia sebagai nabi, tapi tanpa fondasi sejarah keturunan yang unik. Islam adalah salah satu dari agama² tersebut, yang menyatakan Muhammad adalah nabi Tuhan, tapi tanpa fondasi sejarah yang benar. Lalu Islam mencoba menghubungkan keturuan Muhammad dan fondasi Alkitab, tapi tanpa bukti sejarah apapun.

Silsilah Keturunan Sem dan Suku² Arabia yang Berasal Dari Shem

Mari kita lihat bangsa keturunan lain di Alkitab yang berperang penting pada pembentukan populasi di Arabia selatan. Bangsa ini adalah keturunan Sem, putra pertama Nuh. Kita baca keterangan akan keturunannya di Kejadian 10:22-30 sebagai berikut:
Keturunan Sem ialah Elam, Asyur, Arpakhsad, Lud dan Aram.
Keturunan Aram ialah Us, Hul, Geter dan Mas.
Arpakhsad memperanakkan Selah, dan Selah memperanakkan Eber.
Bagi Eber lahir dua anak laki-laki; nama yang seorang ialah Peleg, sebab dalam zamannya bumi terbagi, dan nama adiknya ialah Yoktan.
Yoktan memperanakkan Almodad, Selef, Hazar-Mawet dan Yerah,
Hadoram, Uzal dan Dikla,
Obal, Abimael dan Syeba,
Ofir, Hawila dan Yobab; itulah semuanya keturunan Yoktan.
Daerah kediaman mereka terbentang dari Mesa ke arah Sefar, yaitu pegunungan di sebelah timur.
Ayat ke-22 menyebut putra² yang menghasilkan semua suku² Semit. Elam adalah ayah dari bangsa Elamit. Asyur adalah ayah dari bangsa Assyria. Lud adalah ayah dari suku² Semit lainnya. Aram adalah ayah dari bangsa Aramea, dan suku² Mesopotamia dan Syria lainnya. Arpakhsad adalah ayah dari berbagai suku Semit, termasuk kaum Yahudi dan juga orang² Mesopotamia dan Arabia selatan.
Tokoh yang perlu diperhatikan adalah Yoktan, yang menghasilkan banyak suku, dan sebagian lalu tinggal di Arabia selatan. Alkitab menerangkan tentang suku² keturunan Yoktan:

Daerah kediaman mereka terbentang dari Mesa ke arah Sefar, yaitu pegunungan di sebelah timur.

Dalam Septuaginta (kitab suci Yahudi (Perjanjian Lama bahasa Ibrani) yang diterjemahkan dalam bahasa Yunani kuno), Mesa ditulis sebagai Massae. Hal ini menyatakan lokasi suku Massa, salah satu suku Ismael yang hidup di gurun pasir Syro-Mesopotamia, diantara Syria, Yordania, dan Iraq. Terjemahan yang sama menulis Sefar sebagai Sofer.

Gunung Sefar di timur disebut banyak sejarawan sebagai Gunung Seir di Edom, [151] terletak di tempat yang sekarang adalah Yordania selatan. Di kitab Bilangan 23:7, Balaam berkata bahwa Balak membawa dia dari “Gunung² dari Timur.” Kita tahu bahwa Balaam hidup di daerah Edom, dan ini menunjukkan bahwa “Gunung Timur” adalah Gunung Seir di Edom, dan hari ini disebut sebagai “Pegunungan Syarah” di Yordania selatan. Kesimpulannya adalah suku² ini berasal dari Yoktan hidup di gurun pasir Syro-Mesopotamia dan Edom selatan di Trans-Yordania. Hal ini sebelum suku² bergerak ke Teluk Persia, Arabia selatan, timur dan tenggara.

[151] James Montgomery, hal. 41

Diantara putra² Yoktan, Hazar-Mawet disebut berhubungan dengan negara Hadramot, yang terletak di Arabia tenggara. Meskipun lokasinya di Arabia tenggara, sepanjang sejarah negara ini terkenal dengan koneksinya pada Teluk Persia. [152] Hal ini menunjukkan bahwa suku ini datang ke Arabia melalui Teluk Persia, lalu menuju ke Arabia tenggara. Suku lain yang berasal dari Yoktan adalah Ofir, yang tinggal di Teluk Persia. Ofir terkenal dengan perdagangannya yang besar dengan India. [153] Suku ini merupakan perantara pusat dagang antara India dan negara² Timur Tengah. Hasil dari Arabia timur adalah emas, dan hasil dari India datang melalui Ofir. Alkitab mengatakan Salomo membuat kapal² laut untuk pergi ke Ofir agar mendapat keuntungan dari perdagangan emasnya. 1 Raja² 9:26-68 menyatakan:

[152] Lihat Van den Berg, Le Hadhramout et les colonies arabes dans l'Archipel indien, (Batavia, 1886); dikutip oleh James Montgomery, hal. 81
[153] Wilfred Schoff dalam komentarnya di The Periplus of the Erythraean Sea, Munshiram Manoharial Publishers Pvt Ltd., 1995, hal. 175

Raja Salomo membuat juga kapal-kapal di Ezion-Geber yang ada di dekat Elot, di tepi Laut Teberau, di tanah Edom. Dengan kapal-kapal itu Hiram mengirim anak buahnya, yaitu anak-anak kapal yang tahu tentang laut, menyertai anak buah Salomo.

Mereka sampai ke Ofir dan dari sana mereka mengambil empat ratus dua puluh talenta emas, yang mereka bawa kepada raja Salomo.
1 Raja² 10:11 menyatakan:
Lagipula kapal-kapal Hiram, yang mengangkut emas dari Ofir, membawa dari Ofir sangat banyak kayu cendana dan batu permata yang mahal-mahal.
Bangsa Funisia terkenal sebagai pedagang² besar antara Teluk Persia dan negara² Mediterania. Salah satu alasannya adalah karena negara² Teluk merupakan tanah asli mereka sebelum berimigrasi ke Lebanon. Sejarah menunjukkan bahwa daerah Karmania di Iran, yang berhadapan dengan daerah Arabia di Teluk Persia, kaya akan emas. Pliny menjelaskan fakta ini dalam tulisannya, menyebut emas dengan nama “emas apiron.” [154] Juga komandan angkatan laut Alexander Agung, yakni Onesikritus, menyatakan tentang emas yang datang dari Karmania. [155] Hal ini menjelaskan bahwa Ofir terletak dekat Karmania, tapi berseberangan dengan bagian Teluk milik Arabia. Keterangan ini membenarkan adanya perdagangan emas Ofir di sepanjang sejarah kuno.

[154] Pliny 11:11
[155] Wilfred Schoff dalam komentarnya tentang The Periplus of the Erythraean Sea, hal. 161

Para sejarawan beranggapan bahwa Yerah adalah Yerakon Kome, yang disinggung Ptolemius tentang Dhofar selatan di Arabia tenggara. [156] Diklah tampaknya adalah Dilmu, suku yang menghuni Bahrain di Teluk Persia. Dilmu terkenal telah ada sejak 3000 SM. Umumnya, kita lihat suku² ini bergerak dari gurun pasir Syro-Mesopotamia dan Yordania selatan ke arah Teluk Persia dan akhirnya tinggal di Arabia timur dan tenggara.

[156] Dikutip oleh Wilfred, hal. 107

Putra Yoktan lain yang juga disebut adalah Syeba. Dia bukanlah Saba yang tinggal di Yaman. Dari pengetahuan keturunan Ham, Syeba dari Yaman berasal dari Kush, dan lalu jadi suku dominan di Ethiopia. Syeba masuk ke Yaman melalui celah Bab al-Mandub.
Sekarang kita berhubungan dengan suku² yang awalnya tinggal di gurun pasir Syro-Mesopotamia. Sebagian dari mereka berimigrasi secara perlahan ke daerah Teluk, tapi yang lain tetap tinggal di Syro-Mesopotamia. Syeba – mewakili nama suku, dan bukan hanya nama putra Yoktan – tampaknya adalah suku nomadis yang hidup di gurun Syro-Mesopotamia.
Meskipun Arabia barat tengah lebih dekat ke tempat di mana Musa hidup daripada bagian lain Arabia, baik Mekah maupun suku² yang katanya hidup di Mekah sejak jaman Abraham, tidak ditulis oleh Musa dalam daftar nama² suku Arabia.

Kita telah mempelajari keterangan Alkitab tentang bagaimana Arabia pertama kali dihuni. Awalnya yang dihuni adalah bagian baratdaya, yakni Yaman, melalui suku² keturunan Kush, putra Ham. Daerah Arabia timur dan tenggara dihuni oleh para putra Yoktan, dari keturunan Sem. Kita lihat bagaimana Alkitab menyebut berbagai tempat dan nama suku² dan negara² Arabia, yang merupakan keturunan dari Ham dan Sem, dan yang hidup di masa Musa di abad ke-16 SM. Meksipun begitu, di seluruh dokumentasi, tak ada yang menyebut Mekah, atau suku² yang katanya sudah hidup di jaman Abraham di Mekah, padahal letak Mekah lebih dekat ke Palestina daripada ke tempat lain atau negara² lain yang disebut sebagai keturunan dua putra Nuh, yakni Syem dan Ham. Kita tahu bahwa dari putra Nuh ketiga, yakni Yafet, muncullah suku² yang hidup di Asia dan Eropa. Jika Mekah sudah ada di jaman Musa, atau jika suku Jurhum telah ada di Mekah sejak jaman Abraham seperti yang dinyatakan Islam, maka Mekah tentu merupakan kota pertama yang disebut silsilah keturunannya dalam kitab Kejadian. Kitab Kejadian telah menyebut silsilah semua bangsa dan suku di Timur Tengah, dari yang besar sampai kecil. Kitab ini juga menyebut berbagai suku yang pergi ke daerah lain seperti Eropa, Afrika, dan Asia. Kita bisa menduga bahwa Musa kurang tertarik dalam membahas suku² di luar Israel, dan lebih membahas silsilah keturunan dari masyarakat yang tinggal di sekitarnya, seperti Arabia barat tengah, di mana Mekah nantinya dibangun. Meskipun begitu, dari seluruh tulisannya, tak satu pun ada keterangan tentang Mekah.

Karena Alkitab merupakan sumber terpercaya akan sejarah kuno, terutama tentang berbagai suku, negara, dan tempat yang merupakan keturunan dari Nuh, maka Alkitab merupakan bukti lain bahwa Mekah tidak pernah ada di milenia ke-2 dan 1 SM. Fakta ini penting untuk mengerti tentang Islam. Jika suatu agama ingin dipercaya, maka agama itu harus dibangun di atas informasi yang tepat.

Keturunan Abraham dan Keturah dan Arabia Utara

Kita telah lihat pasal² Alkitab yang menunjukkan bagaimana Arabia selatan dan timur dihuni penduduknya. Arabia utara sebelumnya tidak dihuni, selama dan beberapa waktu setelah jaman Abraham. Keturunan Abraham dan Ketura, istri Abraham setelah Sarah wafat, akhirnya tinggal di Arabia utara dan jadi penduduk pertama di sana. Berdasarkan sejarah, tak ada orang atau suku manapun yang tinggal di Arabia utara sebelum kedatangan bangsa keturunan Ketura. Bagaimana daerah ini dihuni dijelaskan di Kejadian 25:1-6, yang mengandung silsilah keturunan ketiga yang terpenting dalam penelitian suku² Arabia.
Kejadian 25:1-6
Abraham mengambil pula seorang isteri, namanya Ketura.
Perempuan itu melahirkan baginya Zimran, Yoksan, Medan, Midian, Isybak dan Suah.
Yoksan memperanakkan Syeba dan Dedan. Keturunan Dedan ialah orang Asyur, orang Letush dan orang Leum.
Anak-anak Midian ialah Efa, Efer, Henokh, Abida dan Eldaa. Itulah semuanya keturunan Ketura.
Abraham memberikan segala harta miliknya kepada Ishak,
tetapi kepada anak-anaknya yang diperolehnya dari gundik-gundiknya ia memberikan pemberian; kemudian ia menyuruh mereka--masih pada waktu ia hidup--meninggalkan Ishak, anaknya, dan pergi ke sebelah timur, ke Tanah Timur.
Apa yang dimaksud Alkitab dengan “Tanah Timur”? Karena negara di sebelah timur Palestina adalah Edom, di sebelah selatan adalah Yordania, maka ayat itu menerangkan bahwa keturunan Ketura hidup di Edom. Setelah itu, mereka menyebar ke berbagai daerah. Dua putra Ketura, yakni Yoksan dan Midan, pergi ke Arabia utara. Yoksan, putra kedua Abraham dan Ketura, menikahi Syeba dan Dedan. Dedan adalah ayah dari suku² Dedan, yang tinggal di Arabia utara di kota Dedan. Dari Dedan muncullah suku² Asyur, Letuh, dan Leum. Suku Asyur tercatat di tulisan Arabia selatan sebagai suku yang tinggal di Arabia baratdaya. [157] Hal ini membuktikan silsilah para putra Ketura dalam Alkitab adalah benar. Khususnya, Alkitab dengan tepat menyebutkan bahwa suku² Dedan berasal dari keturunan Ketura, juga bagaimana Dedan terbentuk dan apakah suku² utamanya dalam sejarah.

[157] Halevy, no. 525; dikutip oleh James Montgomery, Arabia and the Bible, hal. 44

Ada bukti² lain yang menunjukkan bahwa bangsa Dedan adalah keturunan Abraham dan Ketura. Para arkeologis meneliti berbagai reruntuhan jaman kuno di Dedan, dan mereka mendapatkan bahwa bahasa asli bangsa Dedan ternyata sangat mirip dengan bahasa Ibrani, dan bukannya dengan bahasa Arab. [158] Hal ini membuktikan lebih jauh bahwa memang benar kota itu dibangun oleh keturunan Dedan, putra Yoksan, putra Abraham dan Ketura, dan bahwa keturunan Abraham dan Ketura merupakan orang² pertama yang menghuni Arabia utara dan membangun kota² di situ. Hal ini terjadi setelah abad ke-10 SM. Dengan begitu, pernyataan bahwa Hagar melampaui gurun pasir tak berpenghuni bersama Ishmael di abad ke-21 SM adalah tak masuk akal.

[158] F.V. Winnett dan W.L. Reed, Ancient Records from North Arabia, University of Toronto Press, 1970, hal. 115

Putra pertama Yoksan adalah Syeba. Sama seperti saudara lakinya (Dedan), Syeba juga merupakan ayah sebuah suku yang hidup di Yordania selatan, di gurun pasir antara Yordania dan Iraq. Kitab Ayub 1:15 menyebut tentang bangsa Sabian yang menyerang pelayan² Ayub, membunuh mereka, dan merampas unta² dan keledai². Ayub hidup di tanah Uz. Kita tahu dariKejadian 22:20 bahwa Uz adalah putra Nahur, saudara laki Abraham. Dengan begitu, Ayub berasal dari suku Uz yang sama, yang berasal dari putra Nahur. Temannya, yakni Elihu, datang dari tanah Buz, seperti yang dinyatakan di Ayub 32: 2. Tanah Buz juga diberi nama berdasarkan kakek moyangnya, yakni Buz putra Nahur, seperti yang tertulis di Kejadian 22:20, yang menyebut putra² Nahur, saudara laki Abraham. Suku Buz disebut di Yeremia 25:53. Tampaknya tanah Uz terletak dekat Mesopotamia, dan posisinya mudah diserang kaum Baduy yang tinggal di gurun pasir antara Yordania, Iraq, dan Syria. Ini menyiratkan bahwa keturunan Syeba, saudara laki Dedan, adalah orang² yang sama yang membunuhi para pelayan Ayub. Hal ini juga menunjukkan bahwa bangsa Sabian hidup secara nomadis di gurun pasir antara Yordania dan Iraq.

Selain Alkitab, prasasti² Assyria mencatat tentang sebuah suku yang disebut suku Sabian, yang seringkali menyerang perbatasan Assyria dari gurun pasir. Para penyerang ini sudah barang tentu adalah bangsan Sabian, yang merupakan orang² Baduy keturunan dari Syeba, saudara laki Dedan, dan ini berbeda dengan bangsa Sabian di Yaman, yang merupakan para pedagang besar dan bangsa yang paling beradab di Arabia.

Suah, putra Abraham dan Ketura yang bungs, adalah ayah dari suku Suah, dan tinggal di daerah Suhi di tengah padang Efrata. Hal serupa juga dinyatakan di prasati² Kuneiform dari abad ke-18 SM. [159] Ayub 2:11 menerangkan bahwa salah satu teman Ayub adalah Bildad orang Suah, dan berasal dari suku Suah. Prasasti Kuneiform membenarkan keterangan Alkitab dan lokasi Ayub di Mesopotamia, yang tampaknya dekat dengan tempat di mana Bildad mengunjungi Ayub.

[159] Archives Royales de Mari (Paris), xv 133; J.A. Brinkman, Post-Kassite Babyloniam, page 183, note 1127; dikutip oleh I. Eph’al, The Ancient Arabs, hal. 232

Ishbak, putra kelima Abraham dan Ketura, merupakan kakek moyang negara Ia-as-bu-qa-a. Prasasti² Raja Shalmaneser III dari Assyria mengatakan bahwa negara itu bersekutu dengan kerajaan² Neo-Hittite melawan Shalmanasser III di tahun 858 SM. [160]

[160] Delitzsch, Zeitschrift Für Keilschriftforschung, 2 ( 1885), 92; dikutip oleh I. Eph’al, The Ancient Arabs, hal. 232; juga lihat Shiffer, Die Aramäer, hal. 89; dikutip oleh James Montgomery, Arabia and the Bible, hal. 44

Di Manakah Kaum Midian Hidup di Abad ke-16 dan 15 SM?

Selain Dedan, putra Yoksan, terdapat putra lain Abraham dan Ketura, yakni Midian, putra keempat. Keturunannya mengontrol daerah sampai Arabia utara. Menurut Alkitab, suku² Midian adalah Efah, Efer, Hanokh, Abidah dan Eldaah. Dalam sejarah, suku Midian terpenting adalah suku Efah, yang namanya tertulis di Septuaginta sebagai Eypah. Suku ini juga ditulis di prasasti² Assyria dengan nama Haiapa, yang seringkali menyerang perbatasan² Assyria dengan suku² lain. [161] Bangsa Midian hidup di Sinai selatan sampai ke arah Teluk Aqaba di daerah Arabia utara yang berbatasan dengan Yordania selatan. Di jaman Musa, sebagian suku Midian tinggal di gurun Sinai, terutama sekitar Gunung Sinai. Keluaran 2:15,16 menyatakan:

[161] James Montgomery, Arabia and the Bible, hal. 43

Ketika Firaun mendengar tentang perkara itu, dicarinya ikhtiar untuk membunuh Musa. Tetapi Musa melarikan diri dari hadapan Firaun dan tiba di tanah Midian, lalu ia duduk-duduk di tepi sebuah sumur.
Adapun imam di Midian itu mempunyai tujuh anak perempuan. Mereka datang menimba air dan mengisi palungan-palungan untuk memberi minum kambing domba ayahnya.
Kita tahu bahwa imam Midian itu hidup di sekitar Gunung Sinai. Pasal Keluaran di atas menjelaskan bahwa di abad ke-16 SM dan awal abad ke-15 SM, suku Midian masih hidup di Sinai sebelum sebagian dari suku itu pergi ke wilayah Teluk Aqaba, di perbatasan antara Yordania dan Arabia utara.

Suku Midian seringkali dihubungkan dengan Moab. Ketika Musa membimbing bangsa Israel melalui gurun pasir, kitab Bilangan 22:7 menerangkan bahwa para ketua Moba dan Midian dikirim untuk menemui Balaam agar mengutuki Israel. Hal ini menegaskan bahwa lokasi Midian adalah Sinai selatan, sampai ke Sinai timur, dekat Moba di Yordania selatan. Menurut Bilangan 25, ketika bani Israel mencapai gurun pasir yang berbatasan dengan Moab, banyak orang Israel yang berzinah dengan para wanita Moab dan Midian. Hal ini berarti bahwa bangsa Midian memang tinggal di gurun Sinai diantara Gunung Sinai dan Moab di Yordania selatan. Di Bilangan 31 dijelaskan bahwa bangsa Israel berperang melawan bangsa Midian, karena bangsa Midian menyuruh para wanita mereka untuk membujuk orang² Israel secara sexual. Bangsa Israel membunuh lima dari raja² mereka. Hal ini juga merupakan penegasan tambahan bahwa bangsa Midian hidup di Sinai selatan di abad ke-15 SM.

Silsilah Keturunan Hagar, dan Tempat Tinggal Ismael dan Keturunannya

Silsilah keturunan Hagar, budak Sara yang melahirkan Ismael, terdiri dari tiga cucu laki yang hidup di Arabia utara setelah abad ke-10 SM. Para cucu Hagar ini disebut di Kejadian 25:12-18 sebagai berikut:
Inilah keturunan Ismael, anak Abraham, yang telah dilahirkan baginya oleh Hagar, perempuan Mesir, hamba Sara itu.
Inilah nama anak-anak Ismael, disebutkan menurut urutan lahirnya: Nebayot, anak sulung Ismael, selanjutnya Kedar, Adbeel, Mibsam,
Misyma, Duma, Masa,
Hadad, Tema, Yetur, Nafish dan Kedma.
Itulah anak-anak Ismael, dan itulah nama-nama mereka, menurut kampung mereka dan menurut perkemahan mereka, dua belas orang raja, masing-masing dengan sukunya.
Umur Ismael ialah seratus tiga puluh tujuh tahun. Sesudah itu ia meninggal. Ia mati di hadapan semua saudara²nya.
Mereka itu mendiami daerah dari Hawila sampai Syur, yang letaknya di sebelah timur Mesir ke arah Asyur. Mereka menetap berhadapan dengan semua saudara mereka.
Aku akan membahas secara detail keturunan Hagar dan tempat hidup mereka di Bagian IV. Dari ayat 18, kita ketahui bahwa sejak jaman Musa di awal abad ke-15 SM, suku² Ismael masih hdiup di gurun Syur, bagian dari Sinai, yang merupakan Mesir timur, ke arah Hawilah di perbatasan antara Sinai timur dan Yordania selatan. Hal ini berarti di jaman Musa, keturunan Ismael masih tinggal di Sinai. Di saat itu tak ada suku Ismael yang hidup di perbatasan Arabia, dan juga Arabia utara atau timur. Ini menunjukkan dengan jelas bahwa Ismael dan keturunannya tidak pergi ke Mekah, seperti yang dikatakan Muslim dan Qur’an. Salah satu keterangan penting di pasal di atas adalah “Ia mati di hadapan semua saudara²nya.” Ketika Ismael mati, Ishak, dan mungkin juga Esau, putra Ishak ada di hadapannya. Sudah menjadi adat timur bahwa para anggota keluarga mengunjungi saudaranya yang hampir mati dan tinggal di tempat itu selama beberapa hari. Ini berarti Ismael tinggal di Paran, dekat Palestina selatan, di hari tuanya.

Suku² yang menyebar ke Arabia utara adalah suku Qedar dan Teima. Dumah terletak di gurun pasir antara Mesopotamia dan Arabia.

Sungguh memalukan klaim Islam yang mengatakan Hagar dan putranya berjalan mengarungi gurun pasir luas, yang tak berpenghuni, dan tak pernah dilalui kafilah apapun di jaman itu.
Bangsa Midian muncul setelah kematian Abraham dan Ketura, dan mungkin setelah bergenerasi-generasi setelah kematian ayah mereka, Midian. Bangsa Midian mulai menghuni sebagia gurun Sinai sebelum akhirnya menyebar di daerah dekat Teluk Aqaba.

Kita ketahui bahwa Abraham mengusir Hagar dan Ismael ke Palestina selatan, yang disebut Alkitab sebagai gurun Paran. Kita telah lihat di bagian terdahulu bahwa Para berbatasan dengan Hebron, di mana Musa mengirim duabelas orang Israel untuk mematai tanah Kanaan. Midian saat itu belum lahir, karena Abraham belum menikah dengan Ketura sampai Sara, istri pertamanya, wafat. Kita juga tahu bahwa Dedan, putra Ketura, hidup di Arabia utara lama setelah Midian melakukannya. Dengan demikian kita bisa menyimpulkan bahwa Arabia utara merupakan gurun pasir tak berpenghuni suku apapun di jaman Hagar. Bagaimana mungkin Hagar bisa pergi ke Arabia utara yang tak berpenghuni sama sekali di jaman Hagar dan mencapai Mekah seperti yang dikatakan Muslim? Tak ada kota apapun di daerah gurun tersebut di jaman Hagar. Kota Dedan baru muncul setelah abad ke-10 SM. Oasis Qedar dan Teima di Arabia utara baru muncul berabad-abad setelah kematian Ismael. Qedar dan Teima berjarak sekitar 150-180 mil dari perbatasan Yordania. Kota Qedar, Teima, dan Dumah belum ada sebelum abad ke-10 SM. Tanpa kota² Arabia utara, yang semuanya baru muncul di abad ke-10 dan 9 SM, tak mungkin ada kafilah² dagang yang berjalan menyeberangi gurun pasir Yaman ke Palestina dan Syria, dan begitu juga sebaliknya. Yang memungkinkan para kafilah bergerak mengarungi gurun pasir yang sangat luas dan berbahaya adalah kota² tempat transit yang dibangun oleh keturunan Ketura, dan sebagian keturunan Hagar, di abad ke-10 dan 9 SM.

Salah satu alasan kesimpulan ini adalah karena unta² yang berjalan mengarungi gurun pasir memerlukan air setiap jarak 60 mil. Tanpa air, para kafilah tidak mungkin bisa melakukan perjalanan melewati gurun pasir di Arabia barat tengah yang jauh dari peradaban manapun. Di abad ke-10 dan 9 SM, kota² dibangun di Arabia utara, dan setelah itu dimulai pula perjalanan dagang para kafilah antara Syria dan Yaman. Masyarakat kota² tersebut menggali berbagai sumur yang menyediakan air bagi mereka dan kafilah yang singgah.

Selain menghadapi masalah air, sebelum kota² tersebut dibangun, para kafilah juga menghadapi serangan orang² Baduy buas yang terkadang berkeliaran di daerah itu. Semua ini mengakibatkan kesulitan besar untuk melakukan perjalanan dengan aman sebelum abad ke-10 SM. Perjalanan dagang di daratan dekat Laut Merah yang melalui daerah tempat Mekah kelak dibangun, baru dimulai di abad ke-3 SM. Dengan demikian, tidaklah mungkin bagi seorang wanita dengan putranya dan sekantung air untuk sanggup mengarungi gurun pasir sangat luas – sedangkan tiada satu pun kafilah yang bisa mengarunginya di jaman itu. Di jaman Hagar, tiada seorang pun hidup di daerah tersebut, dan tiada tempat transit apapun yang tersedia baginya untuk memberi bekal makanan dan air. Beberapa abad kemudian, di abad ke-6 SM, kota² seperti Khaybar dan Yathrib dibangun di jalur jalan antara Teima, Dedan, dan Qedar di Arabia utara, dan Yaman di selatan. Adalah mustahil untuk mengatakan bahwa Mekah sudah ada sebelum kota² Teima, Dedan dan Qedar dibangun.

Jika Mekah telah ada di jaman Musa, maka Mekah merupakan satu²nya kota di Arabia barat. Tetapi Musa tidak pernah mengatakan apapun tentang Mekah di kitab²-nya.


Alkitab menyebut semua suku² yang akhirnya menghuni Arabia utara. Alkitab menyebutkan suku² Saba dan Ma’in, dari Yaman. Disebutkan pula suku² kecil di jaman Musa, lama sebelum mereka dikenal sebagai negara, kerajaan, atau kota – seperti Dedan, Qedar, dan Teiman – bahkan Saba, sebelum dikenal sebagai negara di Yaman. Jika begitu, mengapa Alkitab tak menyebut kota penting Mekah, yang katanya Muslim sudah menjadi kota besar sejak jaman Abraham? Di antara abad ke-21 dan 15 SM, Mekah tentunya merupakan satu²nya kota di seluruh Arabia barat. Musa sudah pasti akan menaruh perhatian besar pada Mekah, lebih daripada suku² kecil yang disebutnya. Tapi Musa tidak pernah menyebut Mekah. Bukankah ini merupakan keterangan jelas bahwa Mekah memang tidak ada di jaman Musa?

Penting bagi kita untuk mempertanyakan semua klaim Islam, karena umatnya ditipu habis²an. Jika agama ingin dianggap bisa dipercayai, maka keterangan sejarahnya harus benar, dunk. Sebaliknya, semua keterangan sejarah Alkitab adalah benar dan sesuai dengan seluruh fakta sejarah.

Dari semua catatan marinir Salomo, dan raja² yang datang padanya, tak satu pun yang menyebut tentang Mekah.

Dari keterangan Alkitab, kita bisa menelusuri perdagangan antara negara² Yaman dan Mediterania, lengkap dengan berbagai kerajaan dan kota yang terlibat. Tiada kota yang terletak di jalur dagang yang tak disebut dalam Alkitab. Sebagian kota² dagang disebut berkali-kali; akan tetapi Mekah yang akhirnya dibangun di jalur dagang, tidak disebut sama sekali di Alkitab.

Dua kerajaan telah ada di Yaman, di awal abad ke-12 SM, yakni Saba dan Ma’in. Para sejarawan berbeda pendapat negara mana yang muncul terlebih dahulu. Sebagian berpendapat kerajaan Minaian adalah yang tertua dan didirikan di abad ke-13 SM. Yang lain berpendapat kerajaan Sabian lebih tua, dan dimulai sekitar abad ke-12 M.

Alkitab melaporkan aktivitas perdagangan orang² Yaman Minean dengan daerah Bulan Sabit Subur.

Ayat² Alkitab membenarkan keberadaan kerajaan Ma’in di utara, kemungkin sebagai koloni yang berhubungan dengan kebudayaan Trans-Yordania yang berperang melawan Israel. Salah satu ayat tersebut adalah II Tawarikh 20. Di ayat pertama, kita baca tentang persekutuan di Trans-Yordania melawan Yosafat. Terjemahan Septuaginta Yunani dari Perjanjian Lama Ibrani menyatakan:
Setelah itu bani Moab dan bani Amon datang berperang melawan Yosafat bersama-sama sepasukan orang Meunim.
Menurut Montgomery, istilah “orang Meunim” dalam bahasa Ibrani adalah “Meinim,” dan serupa dengan pengucapan kata “Minean” di Arabia Selatan. [162]

[162] James Montgomery, Arabia and the Bible, hal. 183

Josafat berkuasa di Yudea dari tahun 873 SM. Tampaknya bangsa Meunim, yang mencoba bersekutu dengan Yordania selatan, dan berpartisipasi dalam penyerangan yang diselenggarakan oleh bangsa Moab dan Ammon melawan Yudea. Moab dan Ammon adalah dua negara yang mengontrol jalur darat di mana bangsa Meunim ingin mendirikan kerajaannya. Di jaman Uziah, raja Yudea, kita baca lagi keterangan bangsa Minean bersekutu dengan bangsa Arab lain, dan bangsa Filistin. Di II Tawarikh 26:7 tertulis:
Tuhan menolongnya terhadap orang Filistin, dan terhadap orang Arab yang tinggal di Gur-Baal, dan terhadap orang Meunim.
Menurut Montgomery, kata Meunim dalam bahasa Ibrani adalah “Meinim,” dan ini adalah suku Arabia selatan di Yaman. [163] Uzziah mulai berkuasa di tahun 790 SM. Kerajaan ma’in menembus ke daerah Trans-Yordania dan Palestina selatan, menguasai semua jalur daratan di sepanjang daerah tersebut, kemungkinan sejak abad ke-8 SM.

[163] James Montgomery, Arabia and the Bible, University of Pennsylvania Press, (Philadelphia, 1934), hal. 183

Di kitab Ezra 2:50, kita temukan bahwa sebagian keluarga Meunim dipaksa jadi budak di sekitar tahun 458 SM. Tampaknya perdagangan budak dengan Arabia selatan giat dilakukan di jaman Ezra. Suku Meunim disebut lagi di kitab Nehemiah 7:52. Di sekitar tahun 445 SM, sebagian dari mereka diperbudak lagi. Hal ini menunjukkan banyaknya perdagangan antara Palestina dan Arabia selatan, dan budak merupakan salah satu dari dari berbagai hal yang diperjualbelikan oleh para pedagang Meunim.

Meskipun tidak disebut jelas dalam Alkitab versi Inggris, di Ayub 2:11, Septuaginta menyebut nama belakang Zofar, orang Naama dan teman Ayub, sebagai “orang Meunim.” [164] Hal ini menunjukkan bahwa Zofar mungkin adalah pedagang penting yang sedang berdagang di jalur darat antara Arabia selatan dan Mesopotamia, atau dia mungkin adalah pemimpin daerah jajahan Meunim di Yordania selatan. Karena Ayub 1:17 menyebut penyerangan bangsa Kaldea terhadap para pelayan Ayub, maka kita perkirakan buku itu ditulisa sekitar abad ke-9 sampai 6 SM. Tanah milik Ayub adalah tanah Uz, yang kemungkinan terletak di perbatasan baratlaut Mesopotamia, di mana jalur darat dari Arabia ditempuh untuk mencapai jantung Babylonia. Dengan begitu, Ayub kemungkinan tinggal di tempat yang dilalui para pedagang. Menurut kitab Ayub, Ayub adalah salah seorang terkaya di daerah timur, dan karenanya besar kemungkinan dia suka menjamu para pedagang yang lewat. Istilah “tanah² timur” di Alkitab berarti tanah Palestina timur, yang membentang dari Yordania selatan, melintasi gurun pasir, dan mencapai sejauh Mesopotamia.

[164] Montgomery, Arabia and the Bible, hal. 184

Orang² Kaldea mulai muncul di perbatasan Mesopotamia di abad ke-11 SM. Mereka mulai memperluas kekuasaan di abad ke-7 SM. Setelah kematian Assurbanipal, bangsa Kaldea memperoleh kemerdekaan dari bangsa Assyria. Nabopolossar, orang Kaldea penguasa Babylonia, mendirikan kekuasaannya di tahun 625 SM. Diperkirakan bangsa Kaldea mengirim pasukan militer ke daerah² perbatasan mereka, terutama di barat dan selatan, untuk mempertahankan diri dari serangan para Arab Baduy. Semua ini menimbulkan perkiraan bahwa kitab Ayub ditulis sekitar abad ke-7 SM.
Narasi Alkitab membenarkan apa yang kita ketahui tentang lalu lintas dan perdagangan Meunim di jaman dulu. Hal ini semua tidak mungkin terjadi sebelum abad ke-10 SM. Ini berarti abad ke-10 SM merupakan jaman paling awal dibangunnya kota² di Arabia utara, seperti Qedar, Teima, dan Dedan, yang memungkinkan dilakukannya perdagangan dan lalu lintas antar daerah.

Saba dari Yaman di Alkitab

Hubungan perdagangan antara Saba, atau Syeba, di Yaman dan negara² Mediterania, seperti Israel, merupakan keterangan penting bagi kita untuk mengerti proses pembangunan Mekah. Di I Raja² 10, kita baca tentang kunjungan Ratu Syeba kepada Raja Salomo. Aku sudah membahas hal ini di Bagian I, tentang bagaimana Ratu Syeba dengan mudah bisa mendengar kabar tentang Raja Salomo. Tapi kita juga harus tahu bahwa Salomo ingin berdagang emas dengan Ofir di Teluk Persia, sehingga dia membangun armada kapal laut di Ezion Geber dekat Elat di Laut Merak. I Raja² 9:26-28 menyatakan:
Raja Salomo membuat juga kapal-kapal di Ezion-Geber yang ada di dekat Elot, di tepi Laut Teberau, di tanah Edom.
Dengan kapal-kapal itu Hiram mengirim anak buahnya, yaitu anak-anak kapal yang tahu tentang laut, menyertai anak buah Salomo.
Mereka sampai ke Ofir dan dari sana mereka mengambil empat ratus dua puluh talenta emas, yang mereka bawa kepada raja Salomo.
Kemungkinan para pedangan Sabian telah berdagang di jalur darat melalui Arabia utara di abad ke-10 SM. Pada saat itu, kota² Teima, Dedan, dan Qedar hanya merupakan desa² kecil tempat transit para pedagang dari Yaman ke Israel. Ini mungkin alasan mengapa Ratu Syeba melakukan perjalanan darat dari Yaman ke Israel. Di abad sebelumnya (11 SM), tidaklah mungkin untuk melakukan perjalanan darat. Di Bagian I buku ini, aku telah menerangkan bahwa Salomo tentunya terkenal di kalangan masyarakat Saba, karena armada kapal lautnya telah berlayar mencapai negara Saba bertahun-tahun sebelum kunjungan Ratu Syeba. Armada laut ini berlajar mengarungi Laut Merah ke Ofir di Teluk Persia dan berhenti di banyak pelabuhan milik Saba, yang merupakan pelabuhan terpenting di Laut Merah untuk menambah perbekalan makanan dan minuman, dan juga untuk melakukan perdagangan.

Bertahun-tahun sebelum Salomo membangun armada kapalnya, Raja Hiram, orang Funisia yang jadi Raja Tirus, mulai berlayar di Laut Merah menuju ke Teluk Persia. Hiram berlayar ke Ofir, melalui pelabuhan² Sabian. Hiram berdagang di Mediterania, dan bahkan menyediakan Salomo (menantunya) dengan emas, kayu² spesial, dan batu² berharga. Negara² Mediterania berhubungan dengan berbagai negara penting di daerah Teluk Persia, seperti negara Dilmun (sekarang Bahrain); dan Magan (sekarang Oman). Terdapat pula berbagai pelabuhan kaya raya, seperti Jerra, yang melalukan perdagangan dengan India dan menyediakan hasil Asia pada masyarakat Funisia. Semua lalu lintas laut dari India ke Teluk Persia dilakukan melalui pelabuhan² Saba.
Meskipun daerah letak Mekah kelak dibangun hanya berjarak 30 mil saja dari pantai, lalu-lintas laut ke Laut Merah tidak pernah menyebut tentang kota bernama Mekah.

Setelah mengamati pelayaran armada Salomo, kita perlu mengamati lalu-lintas perdagangan laut melalui Laut Merah sebelum jaman Salomo. Armada laut kota Funisia dari Tirus telah berlayar sebelum Salomo membangun armada lautnya. Jika Mekah, yang letaknya hanya 30 mil dari pantai, telah benar² dibangun, maka tentunya kota itu akan dikenal bangsa Israel. Tapi faktanya tak ada kota apapun di dekat Laut Merah sebelum mencapai pelabuhan² Saba yang jauh letaknya. Jika Mekah sudah ada, kapal² Israel dan Funisia tentunya akan singgah sebentar sebelum mencapai Saba dan Teluk Persia. Tapi tak ada catatan sejarah Ibrani atau Funisia apapun yang menyebut tentang kota Mekah. Dari semua aktivitas marinir Salomo, dan semua raja² setelah dia, tak ada satu pun keterangan tentang Mekah.

Perdagangan dan Daerah Bulan Sabit Subur

Alkitab memberi keterangan jelas tentang kota² dan negara² yang terletak di jalur darat dari Yaman ke Arabia utara di abad ke-9 dan 8 SM, tapi sama sekali tidak menyebut tentang Mekah.
Di bagian ini akan dibahas perdagangan ke Daerah Bulan Sabit Subur Arabia seperti yang disebut di berbagai pasal di Alkitab. Mekah tak disebut sama sekali.
Kitab II Tawarikh menunjukkan hubungan antara Raja Salomo dan raja² Arabia. II Tawarikh 9:13,14 menyatakan:
Adapun berat emas, yang dibawa kepada Salomo dalam satu tahun ialah seberat enam ratus enam puluh enam talenta,
belum terhitung yang dibawa oleh saudagar-saudagar dan pedagang-pedagang; juga semua raja Arab dan bupati-bupati di negeri itu membawa emas dan perak kepada Salomo
Kita telah membahas sebelumnya bahwa jalur dagang laut yang dibuat bangsa Israel di jaman Raja Salomo. Jalur² ini menghubungkan Israel dengan kerajaan² Arabia, termasuk Saba. Karena jalur dagang inilah maka kerajaan² dan kota² Arabia jadi terkenal diantara bangsa Israel. Para pedagang membawa emas ke Palestina di masa kekuasaan Salomo. Ayat dari II Tawarikh di atas menyatakan semua raja² di Arabia utara dan barat. Semua kerajaan² itu disebut di seluruh kitab² nubuat di Alkitab, seperti kitab Yesaya dan Yehezkiel. Tapi tak satu pun dari seluruh kitab² ini yang menyebut tentang kota Mekah.

Lalu-lintas Dagang antara Yaman dan Negara² Bulan Sabit Subur di Abad ke-9 SM di Kitab Ayub


Lalu-lintas dagang antara Yaman, Palestina, Syria dan Lebanon (Funisia) ditulis di Alkitab sejak jaman Nabi Yoel, yang bernubuat di sekitar tahun 830 SM. Kita baca di kitab Yoel 3:8 berisi firman Tuhan yang akan menghukum Tirus dan Sidon. Nubuat di ayat itu mengumumkan malapetaka yang akan menimpa kedua kota Funisia tersebut, yang mengakibatkan putra² mereka akan dijual kepada bangsa Sabian.
Prasasti Sabian membenarkan pernyataan Alkitab tersebut. Prasasti menyebut bahwa bangsa Sabian terlibat dalam perdagangan budak, membeli budak² dari negara² yang jauh. Budak² wanita dibeli dari negara² Mesir, Gaza, Yathrib, dan Dedan untuk melayani di kuil Sabian. [165]
[165] Halevy, nos.190, 231-234; Hommel, Chrestomathie, hal. 117; Hartmann, Die arabische Frage, pp. 206: cited by James Montgomery, hal. 182

Jalur ² Darat dari Saba dan Teima di Kitab Ayub

Selain II Tawarikh dan Yoel, kitab Ayub juga memberi keterangan tentang negara² Arab. Ayub tahu tentang jalur² darat dari Saba dan Teima. Ayub 6:19,20 menyatakan:
Kafilah dari Syeba dan dari Tema mencari air itu dan mengharapkannya.
Tetapi harapan mereka sia-sia di tepi kali yang tiada airnya.
Ayub tinggal di daerah Uz yang terletak di perbatasan barat Mesopotamia, di akhir jalur dagang. Karena Ayub kemungkinan hidup diantara abad ke-9 dan 7 SM, Alkitab menyodorkan keterangan jaman awal perdagangan Syeba dan kafilah²nya yang melalui jalur darat.

Jalur² Dagang dari Yaman di Kitab Yesaya

Di kitab Nabi Yesaya terdapat keterangan tentang jalur dagang yang datang dari Yaman. Yesaya menulis nama² kota dan suku penting yang melalui jalur dagang rempah². Yesaya mulai bernubuat di tahun 739 SM ketika Raja Uzziah dari Yudea mati. Yesaya juga bernubuat selama pemerintahan beberapa raja lainnya, seperti Yotan, yang jadi raja Yudea di tahun 739 SM, Ahaz yang jadi raja Yudea di tahun 735 SM; Sargon II yang jadi raja Assyria di tahun 722 SM; Hezekiah yang jadi raja Yudea di tahun 715 SM; dan Sennakerib yang jadi raja Assyria di tahun 704 SM. Jadi Yesaya sudah mulai bernubuat di awal abad ke-7 SM.

Di kitab Yesaya pasal ke-60, kemungkinan ditulis saat Raja Hezekiah berkuasa, Yesaya menyatakan bahwa jalur perdagangan rempah² telah berkembang di akhir abad ke-8 SM, dan sebagian suku² dikenal di Palestina karena perdagangannya di daerah Palestina. Yesaya 60:6-7 berbunyi:
Sejumlah besar unta akan menutupi daerahmu, unta-unta muda dari Midian dan Efa. Mereka semua akan datang dari Syeba, akan membawa emas dan kemenyan, serta memberitakan perbuatan masyhur TUHAN.
Segala kambing domba Kedar akan berhimpun kepadamu, domba-domba jantan Nebayot akan tersedia untuk ibadahmu; semuanya akan dipersembahkan di atas mezbah-Ku sebagai korban yang berkenan kepada-Ku, dan Aku akan menyemarakkan rumah keagungan-Ku.
Ayat² menjelaskan bahwa di akhir abad ke-8 SM, terdapat perdagangan antara Yaman dan Bulan Sabit Subur, terutama di Palestina dan Syria. Para pedagang yang datang dari Saba dan berdagang dengan Israel dan negara² sekitarnya adalah bangsa Midian dan Efa. Telah kujelaskan bahwa orang² Midian merupakan keturunan dari putra sulung Midian, keturunan Keturah. Efa dan suku² lainnya seperti Thamud, sudah ditaklukkan oleh Raja Assyrian yakni Sargon II, yang berkuasa dari 722-705 SM. Alkitab mengatakan bahwa kafilah² mereka datang dari Saba/Syeba. Bangsa Sabian membeli kemenyan dari Hadramaut, Saba selatan; emas dari Ofir di Teluk Persia; dan mineral dari Yamama dan tempat² lain di Arabia barat.

Nebayot sebagai Partner Dagang Israel di Daerah Bulan Sabit Subur

Image
Daerah Fertile Crescent (Bulan Sabit Subur) di jaman kuno.
Suku Nebayot tinggal di berbagai gurun Bulan Sabit Subur. Yesaya berkata, “domba-domba jantan Nebayot akan tersedia untuk ibadahmu.” Bangsa Yahudi kemungkinan bergantung pada perdagangan dengan suku Nebayot untuk mendapatkan suplai binatang bagi ibadah persembahan di baitullah di Yerusalem.

Bangsa Nebayot merupakan keturunan suku Ismael. Kejadian 28:9 menyebut kakek moyang mereka Nebayot yang hidup di Edom. Suku ini lalu menyebar ke Sinai di jaman Musa. Di masa kekuasaan Assurbanipal, bangsa Nebayot tinggal di daerah timurlaut Palmyrena. [166] Prasasti Assyria, ABL 260, dibuat di pertengahan abad ke-7 SM, menunjukkan perbatasan Babylonia di gurun pasir Syro-Mesopotamia dekat suku Massa, [167] dan menyiratkan bahwa suku itu berimigrasi dari Yordania selatan ke daerah utara dan timur, untuk mencari lahan rumput bagi ternak mereka. Mereka hidup bagaikan kaum Baduy yang berkelana dari satu tempat ke tempat lain di daerah Bulan Sabit Subur.

[166] Tablet Signature of Kouyunjik Collection in the British Museum, 2802 vi 17-37; Dikutip oleh I. Eph’al, hal. 221
[167] R.F. Harper, Assyrian and Babylonian Letters, I XIV, (London-Chicago, 1892-1914), 1117

Berdasarkan keterangan di atas, bagaimana mungkin tradisi Islam menyatakan Muhammad sebagai keturunan suku Nebayot yang hidup di berbagai gurun Syria, Iraq, dan Yordania Selatan, sedangkan kita tahu keluarganya adalah orang Sabian dan tinggal di Yaman?

Daerah dan kota² lain di jalur dagang rempah² dan perdagangan yang disebut Yesaya.

Kita ketahui bahwa Qedar mengirim ternak ke Yudea, seperti yang dinyatakan Yesaya 60:7sebagai berikut:
Segala kambing domba Kedar akan berhimpun kepadamu, domba-domba jantan Nebayot akan tersedia untuk ibadahmu; semuanya akan dipersembahkan di atas mezbah-Ku sebagai korban yang berkenan kepada-Ku, dan Aku akan menyemarakkan rumah keagungan-Ku.
Karena bangsa Qedar berpengaruh di Yordania selatan, tampaknya domba² jantan yang mereka jual ke Palestina adalah satu dari barang dagangan mereka. Di Yesaya 42:11 dinyatakan bahwa Qedar disebut dengan Sela, kota tua di Petra, Yordania selatan. Pasal ini membicarakan tentang “desa² yang dihuni bangsa Qedar.” Tertulis, “Biarkan penduduk Sela bernyanyi,” menyiratkan bahwa bangsa Qedar masuk ke sebagian desa di Yordania selatan di akhir abad ke-8 SM. Keterangan ini juga tercantum di prasasti Assyria.
Yesaya bernubuat tentang kekalahan suku² Arabia oleh pasukan Assyria di pasal 21 ayat 13:
Ucapan ilahi terhadap Arabia. Di belukar di Arabia kamu akan bermalam, hai kafilah-kafilah orang Dedan!
Tentara Assyria berusaha menguasai tanah dan kota² di Arabia barat tengah dan utara, termasuk Dumah, Dedan, Teima, dan Qedar. Semua suku² ini aktif berdagang di jalur darat dari Yaman. Ayat ke-14 menyatakan para kafilah dari Dedan, Arabia utara. Ayat 16 meramalkan “segala kemuliaan Qedar akan habis,” menyiratkan bahwa Qedar telah menjadi kaya raya karena perdagangan.

Kitab Yesaya menyatakan jalur jalan dari Saba menjadi ramai di akhir abad ke-8 SM. Kitab ini juga menunjukkan semua kota² di sepanjang jalur dagang di akhir abad ke-8 SM. Jalur ini berawal dari Teima ke Dumah, Mesopotamia, Trans-Yordania dan Syria. Juga disebut jalur yang dimulai dari Dedan dan Qedar ke Palestina, Syria dan Mesir. Kitab Yesaya juga menyebut suku² Midian dan Efa, yang berdagang dengan Saba. Tentunya perdagangan ini menggunakan jalur melewati kota Dedan yang letaknya lebih dekat dengan lokasi mereka.

Meskipun Alkitab menyebut dengan jelas nama² kota dan negara yang terletak di jalur dagang dari Yaman di abad ke-8 SM, buku itu sama sekali tidak menyebut tentang kota Mekah. Jika Mekah sudah ada di jaman itu, seperti yang dikatakan Muslim, maka tentunya kota Mekah akan disebut di kitab Yesaya.

Nabi Yeremia Bernubuat tentang Arabia dan Jalur Perdagangan Rempah²

Tuhan memanggil Nabi Yeremia sejak dia masih muda, dan dia ditugaskan untuk bernubuat. Nabi Yesaya masih tetap hidup untuk jangka waktu lama setelah kehancuran kota Yerusalem. Dia mulai bernubuat di sekitar tahun 627 SM, hampir di akhir masa kekuasaan Raja Assyria yakni Assurbanipal. Dia bernubuat di masa kekuasaan beberapa penguasa lainnya pula. Misalnya Raja Babylonia yakni Nabopolassar, di tahun 626 SM. Berikut adalah Raja Yudea yakni Yehoahaz di tahun 609 SM. Lalu Raja Babylon yakni Nebukhadnezzar di tahun 605 SM. Lalu Raja Yudea yakni Yehoakhin di tahun 597 SM, dan Raja Yudea Zedekiah di tahun 597 SM. Yeremia juga bernubuat tentang kehancuran baitullah oleh serangan pasukan Babylonia di tahun 586 SM. Kitab Yeremia 2:10 menyatakan tentang dewa² suku Qedar disembah selama berabad-abad. Yeremia 49:28 menyatakan malapetaka bagi suku² lainnya, termasuk Qedar. Dinyatakan bahwa Nebukhadnezzar sang Raja Babylonia akan menyerang mereka.

Yeremia meramalkan tentang penyerangan yang dilakukan oleh bangsa Kaldea di Arabia utara. Yeremia 25:23 menyatakan bahwa Dedan dan Teima akan ditaklukkan Kaldea. Wahyu hukuman terhadap Dedan ini diulang lagi di Yeremia 48:8. Perdagangan kemenyan dari Syeba ke Israel dinyatakan lagi di Yeremia 6:20 sebagai berikut:
Apakah gunanya bagi-Ku kamu bawa kemenyan dari Syeba dan tebu yang baik dari negeri yang jauh? Aku tidak berkenan kepada korban-korban bakaranmu dan korban-korban sembelihanmu tidak menyenangkan hati-Ku.
Ayat ini menunjukkan adanya perdagangan kemenyan dari Syeba ke daerah Mediterania di jaman Yeremia.

Yehezkiel dan Negara² yang Berdagang dengan Negara² Mediterania

Di abad ke-6 SM, Yehezkiel menyebut tentang barang dagangan yang diperjualbelikan oleh negara² Mediterania di sepanjang jalur Arabia, dan kota² yang ikut dalam perdagangan tersebut, tapi Mekah tak disebut sama sekali.
Image
Laut Mediterania.

Yehezkiel memulai nubuatnya di tahun 593 SM. Ramalan²nya bersangkutan dengan berbagai kejadian di sepertiga pertama abad ke-6 SM. Di Yehezkiel 25:13, dia menyebut bahwa bangsa Kaldea akan menjajah Dedan, dan negara² lainnya seperti Edom dan Filistia. Yehezkiel juga menyebut tentang jalur dagang dari Arabia di awal abad ke-6 SM. Dia menyebut berbagai barang dagangan yang dijuabelikan di kota² Mediterania, termasuk kota² Funisia yakni Tirus dan Sidon. Di Yehezkiel 27, dia menyatakan akan terjadi bencana terhadap Tirus. Dia menyebut tentang kekayaan Tirus dari berdagang dengan negara² lain di jaman itu. Yehezkiel menyebut beberapa kota dan negara di jalur jalan dari Arabia selatan. Yehezkiel 27:15 berbunyi:
Orang Rodos (terjemahan dari Septuaginta) atau Orang Dedan (terjemahan Ibrani) berdagang dengan engkau, banyak daerah pesisir menjadi daerah pasaranmu; mereka membawa kepadamu tulang gading dan kayu arang sebagai upeti.
Ayat ini menjelaskan para pedagang Dedan membawa gading dan arang ke Tirus di Mediterania. Barang² ini berasal dari India, dan dibawa ke Arabia selatan, dan bangsa Dedan lalu membawanya ke daerah Mediterania. Bangsa Funisia dari Tirus lalu akan mendistribusikan barang² ini ke berbagai negara di Mediterania. Yehezkiel 27:20 menyatakan satu barang dagangan lain yang diimport Tirus dari Dedan, “Dedan berdagang dengan engkau dalam kulit pelana untuk menunggang kuda.” Di ayat 21, dia mengatakan barang² Tirus diterima dari Qedar, “Arab dan semua pemuka Kedar berdagang dengan engkau dalam anak domba, domba jantan dan kambing jantan; dalam hal-hal itulah mereka berdagang dengan engkau.”

Begitulah barang² yang diperdagangkan Qedar dan Israel. Ayat ini juga membenarkan bahwa Qedar dipimpin oleh berbagai raja atau pangeran, dan hal ini benar berdasarkan fakta sejarah yang tertulis di prasasti² Assyria tentang berbagai raja yang menguasai Qedar di jaman itu.
Yehezkiel 27:22 menyatakan perdagangan dengan Syeba (Saba):
Pedagang Syeba dan Raema berdagang dengan engkau; mereka menukarkan yang terbaik dari segala rempah-rempah dan segala batu permata yang mahal-mahal dan emas ganti barang-barangmu.
Di kitab Kejadian 10:6,7, disebut bahwa Raema adalah ayah dari Syeba, yang merupakan kakek moyang suku Saba di Yaman. Raema adalah putra keempat dari Kush, dan cucu dari Ham. Raema disebut pula dalam prasasti Saba. Alkitab menghubungkan Raema dengan Syeba (Saba). Ayat terakhir dari kitab Yehezkiel menyatakan bahwa barang import Tirus ke Yaman adalah “rempah², batu berharga, dan emas.” Hal ini sesuai dengan fakta sejarah.
Yehezkiel 27:23,24 menyebut nama berbagai negara dan kota yang berdagang dengan Tirus:
Haran, Kane, Eden, Asyur dan Kilmad berdagang dengan engkau.
Mereka berdagang di pasar-pasarmu dalam jubah-jubah yang maha indah, kain ungu tua, pakaian yang berwarna-warni, permadani yang beraneka warna dan tali berpilin yang teguh.
Dari nama² terdapat nama kota² Arabia selatan, yakni Kane dan Eden. Kane disebut dalam buku “Periplus of the Erythrean Sean” yang ditulis tahun 60 M. Kota ini sama dengan kota Hisn Ghorab, pelabutan Arabia selatan yang terletak 14 derajat dan 10 menit utara, 48 derajat dan 20 menit selatan. Kane adalah tempat penting, karena mengimport pakaian² Asia. Dari Kane, barang² itu dibawa ke berbagai pelabuhan Funisia, seperti Tirus. Karena itulah Yehezkiel menyebut bahwa Kane datang dengan membawa pakaian² maha indah, kain ungu tua, dll. Semua barang ini dikenal merupakan produk dari China dan India. [168]

[168] Lihat The Periplus of the Erythraean Sea, 27, 33, 36 dan terutama 57

Keterangan di ayat Alkitab itu menyatakan bahwa selain dengan bangsa Sabian, kota Eden di Yaman selatan juga memperdagangkan barang² tersebut. Keterangan ini ditulis di awal abad ke-6 SM, ketika perdagangan maritim berkembang luas antara negara² Asia dan daerah Mesopotamia, melalui Yaman Selatan. Penjelasan tentang kekayaan kota Tirus, kain tirus yang dimiliki bangsa Tirus, dan barang² lain yang disebut di kitab Yehezkiel, juga disebut di berbagai tulisan sejarawan kuno, seperti Strabo dalam bukunya yang ke-17. [169] Kayu eboni dari India dan pulau² yang jauh juga dinyatakan di tulisan sejarah lainnya. [170]

169] The Geography of Strabo, Book XVI. II. 23; The Geography of Strabo, Volume V, Harvard University Press, 1966, hal. 269
[170] The Periplus of the Erythraean Sea, 36

Di masa antara abad ke-8 dan 6 SM, Alkitab menyebutkan banyak kota dan negara Arabia, tapi tak menyebut tentang Mekah sama sekali.

Nabi² besar Alkitab adalah: Yesaya, Yeremia, dan Yehezkiel, dan mereka menulis tentang perdagangan dengan kerajaan² dan kota² Arabia, sejak abad ke-8 SM sampai awal abad ke-6 SM – ini merupakan periode di mana perdagangan antara Arabia selatan, kota² di sepanjang jalur dagang, negara² Mediterania dan Bulan Sabit Subur berkembang pesat. Tak ada satu pun kota di seluruh jalur dagang Arabia barat dan utara yang tidak disebut oleh para Nabi di Alkitab. Mereka tidak hanya menyebut kota², tapi juga jenis barang² yang diperdagangkan. Mereka menyebut kota² Dumah, Qedar, Teima, dan Dedan, tapi tak menyebut tentang Mekah sama sekali. Alkitab menyebut berbagai suku yang terlibat dalam perdagangan seperti Midian, Efa, Saba, dan Ma’in, tapi Mekah tidak disebut dalam segala keterangan!

Seperti yang telah berulangkali dijelaskan, Mekah baru dibangun di sekitar abad ke-4 M di jalur kafilah antara Yaman, Teima, dan Dedan. Jika Mekah memang sudah ada di jaman Nabi² besar Alkitab, maka tentunya mereka akan menyebut kota itu. Nabi Yehezkiel membicarakan semua kota di jalur dagang, bahkan tempat² terpencil sekalipun seperti Kane dan Eden. Jika memang sudah ada di jaman itu, kota Mekah seharusnya juga disebut karena terletak di jalur dagang. Alkitab berulangkali menyebut nama kota² dan negara² utama yang berdagang melalui Arabia barat dan utara. Contohnya Midian disebut duapuluh kali, Qedar delapan kali, Dedan enam kali, dan Teima tiga kali. Mekah itu dibangun di tengah jalur dagang yang strategis, di mana jalur terbelah jadi dua: satu jalur ke Teima dan satul lagi ke Dedan. Meskipun begitu, Mekah tak disebut sekalipun, padahal letaknya lebih dekat ke Palestina daripada Saba dan Ma’in di Yaman.
Kota² yang disebut berulangkali di Alkitab, semuanya telah ada di abad ke-10 SM. Kerajaan² seperti Syeba dan Main mulai kegiatan dagang dengan negara² Mediterania setelah abad ke-10 SM. Ma’in baru mulai berdagang berabad-abad kemudian, tapi Syeba dan Ma’in disebut berkali-kali. Jika Mekah sudah ada sejak abad ke-21 SM di jaman Abraham, maka tentunya kota Mekah juga akan disebut berkali-kali, tapi tak ada keterangan tentang Mekah sama sekali di seluruh buku Alkitab.

Alkitab merupakan sumber terpercaya tentang sejarah kuno. Alkitab tidak menyebut Mekah dari jaman Abraham sampai abad ke-5 SM, dan ini merupakan bukti nyata bahwa Mekah memang tidak ada di jaman itu.

Alkitab tidak menyebut kota Mekah dalam keterangannya tentang berbagai negara kuno Arabia dan bagaimana mereka terbentuk dari anak2 Nuh. Mekah juga tak disebut di silsilah keturunan apapun, seperti misalnya para putra Ketura, istri Abraham setelah Sara wafat. Mekah tidak disebut di silsilah keteruan Arabia tentang bagaimana bangsa Arabia mulai hidup di suatu daerah di jaman kuno. Akan tetapi, semua kota² dan suku² Arabia barat dan timur disebut berkali-kali.

Narasi Alkitab adalah satu²nya sumber sejarah kuno tentang banyak daerah Timur Tengah. Alkitab menyebutkan berbagai negara, suku dan kota yang tak disebut di sumber mana pun, seperti kota Ur dan suku Hitite. Sebagian sejarawan mempertanyakan apakah keterangan ini benar, tapi lalu ditemukan peninggalan kota² mereka yang sesuai dengan keterangan Alkitab. Ini berarti jika Alkitab menyebutkan berbagai kota Arabia dan dua negara Saba dan Main dari Yaman, tanpa menyebut Mekah sama sekali, maka ini berarti Mekah memang tidak ada di daerah itu, dari jaman Abraham di abad ke-21 SM sampai Maleakhi di tahun 436 SM. Fakta ini menunjukkan kesalahan Islam. Jika ingin bersandar pada agama yang benar, maka agama itu haruslah bisa dipercaya dan harus dibangun di atas fakta sejarah yang tepat.



Back to Index


Diterjemahkan oleh Adadeh & Podrock : Netter FFI Indonesia dan dikutip dari FFI Indonesia

0 comments:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Design Blog, Make Online Money