Global Voices Advocacy - Defending free speech online

Sep 16, 2011

Islam: In The LIght Of History : IV-3

Islam : In the Ligth Of History
Islam: Ditinjau dari Pengamatan Sejarah
Oleh Dr. Rafat Amari


diterjemahkan oleh Adadeh, Netter FFI Indonesia.

Bagian IV - 3.
Kasus Ismail dan Islam

BANTAHAN KLAIM ISLAM BAHWA MUHAMMAD KETURUNAN ISMAEL

Muslim percaya Muhammad itu keturunan Ismael. Sebagai bukti, mereka mengajukan silsilah keturunan yang ditulis oleh Ibnu Ishak sekitar tahun 770-775 M.
Yang Ibnu Ishak tulis itu bohong belaka. Suku Ismael, khususnya suku Nebayot, yg kata Ibnu Ishak menurunkan Muhammad, adalah suku nomaden yg tinggal di gurun Sinai dan Fertile Crescent. Suku2 ini musnah setelah abad 7 SM.

Keluarga Muhammad adalah keluarga Sabian Yaman, sementara Ismael, yg tinggal di gurun2 Fertile Crescent sudah musnah jauh berabad-abad sebelum keluarga Muhammad meninggalkan Yaman.

Sejarawan mengatakan bahwa keluarga kakek moyang Muhammad tinggal di Saba-Yaman. Di abad 5 M, Qusayy bin Kilab, kakek moyang Muhammad ke-8 mengumpulkan sekutu dari banyak keluarga2 Yaman, membentuk suku Kuraish, suku-nya Muhammad. Keluarga2 ini baru datang menempati Mekah pada abad 5 M. Kota Mekah sendiri dibangun oleh suku Khuzaa’h di abad 4 M.

Keluarga Muhammad tidak ada hubungannya dengan suku Ismael karena keluarga tidak meninggalkan Yaman sampai abad 5 M, dan itu adalah sekitar 1.100 tahun setelah kaum ismael musnah. Sukunya Muhammad tidaklah mungkin tinggal ditempat yang sama seperti suku ismael, kapanpun sepanjang sejarah.
Silsilah yg dikarang Ibnu Ishak mengkontradiksi perkataan2 Muhammad yang mengungkapkan ketidaktahuannya akan kakek moyang dia sendiri sampai generasi ke 17. Ibnu Ishak dianggap sebagai penjiplak dan pemalsu silsilah oleh akademisi muslim jamannya [29]
[29] Halabieh, I, page 93 ; comments on Ibn Hisham, page m
Jauh sebelum Ibnu Ishak, para muslim yang hidup dijamannya Muhammad juga mengarang2 silsilah dalam usaha menghubung-hubungkan Muhammad menjadi keturunannya Ismael. Muhammad sendiri menolak semua silsilah palsu tsb dan dia menentukan batas akan silsilah kakek moyangnya. Tentang penolakan Muhammad sendiri ini, Amru Bin Al-As menulis:
Muhammad menuliskan silsilahnya sendiri sampai ke al-Nather bin Kinaneh, lalu dia berkata, “siapapun yang mengklaim lain dari ini atau menambahkan kakek moyang lebih jauh dari ini, telah berbohong.” [30]
[30] Halabieh I, page 36
Dengan ini, Muhammad mengaku bahwa baik dia atapun orang lain, tidak tahu tentang kakek moyang Muhammad setelah al-Nather bin Kinaneh. Nather bin Kinaneh adalah generasi ke 17 dari Muhammad yang dia kenal sebagai sungguh2 keturunannya. Pernyataan2 lain dari hadis atau tradisi2 menunjukkan bahwa Muhammad menolak utk dibuat silsilahnya hingga ke Maad, yang kata orang, adalah kakek moyang generasi ke-4 [31].
[31] Masudi, Muruj al-Thahab, Beirut-Lebanon, 1991, II, pages 280-282
Jika kita lihat pada moyangnya Muhammad, dg perkiraan utk setiap generasi ada waktu 30 tahun, untuk 17 generasinya Muhammad. Maka kita bisa pastikan bahwa Muhammad tahu silsilah kakek moyangnya hingga sekitar 510 tahun kebelakang. Jika kita ingin tambahkan 4 generasi lagi yang didaftarkan Muhammad, jadinya 630 tahun. Lalu sejujurnya, siapa yang tahu setelah sekian ratus tahun itu. Bagaimana bisa Ibnu Ishak dan pengikutnya mampu membuat silsilah hingga ke Ismael yang hidup tahun 2050 SM? Ini sekitar 2000 tahun antara moyang Muhammad ke 21 dan Ismael. Bagaimana bisa Ibnu Ishak mengklaim kaum Ismael hidup di Mekah pada periode ini dan menuliskan dg rinci sejarah mereka padahal Muhammad sendiri bilang tak seorangpun tahu akan moyangnya setelah generasi ke 17 atau 21? Mekah bahkan belum ada di periode ini, seperti telah kita telaah pada bab2 sebelumnya. Silsilah Ibnu Ishak mengkontradiksi klaim Muhammad sendiri.

Semua silsilah yg muncul dijaman Muhammad dianggap palsu oleh Muhammad dan pengikutnya


Banyak versi Hadis berasal dari pengikut Muhammad yang melaporkan bahwa Muhammad menentang disilsilahkan hingga Ismael. Semua pengikut dan sahabatnya menganggap silsilah2 itu palsu. Diantara orang2 itu terdapat Aisya, istri ‘kanak2’nya dan keponakannya, Ibnu Abbas, salah seorang pelapor hadis paling penting [32]. Ibnu Ishak menentang semua orang2 ini.

Ibnu Ishak mengubah silsilah yang dituliskan Musa di Kitab Perjanjian; dia selipkan nama2 arab sejamannya dan mengkontradiksi sejarah mengenai kaum Amalek
Karang mengarang ini makin keterlaluan. Silsilah ciptaan Ibnu Ishak dan yg lain setelah jaman Ibnu Ishak menyelipkan nama2 Arab kedalamnya. Contoh, Ibnu Ishak menyelipkan nama arab “Ya’rab”, yang berasal dari kata “Arab,” dan dimasukkan kedalam daftar silsilah sebagai anak dari “Khahtan.” Ibnu Ishak lalu mengganti Khahtan utk Joktan, yang disebut dalam kitab Perjanjian sebagai Anak Eber, anak dari Arphaxad dan anak ketiga dari Shem, anaknya Nuh [32]. Kita tahu istilah “Arab” belum ada sampai abad 10 SM. Lalu bagaimana bisa diselipkan kedalam sejarah Nuh yang berkisar tahun 5.500 SM?
[32] Tarikh al-Tabari, I , page 127
Ibnu Ishak bertindak lebih jauh lagi, dia ganti nama Lot, anak keempat dari Shem, menjadi Luth. Dia buat Luth sebagai Bapak kaum Amalek. Dia juga mengklaim kaum Amalek ini hidup di Mekah dan bahwa orang2 Mesir kuno juga keturunan dari Amalek. Dia juga mengganti nama asli Amalek, menjadi “Arib,” agar  ada hubungan dengan Arab [33]. Secara tidak langsung, lewat silsilah palsu ini, Ibnu Ishak mengklaim bahwa Mekah telah ada dijaman Nuh dan cucunya Lot. Ini secara langsung mengkontradiksi fakta sejarah yg telah kita telaah sebelumnya, yg menunjukkan bahwa Mekah belum ada sampai abad 4 M.
[33] Tarikh al-Tabari, I , page 127
Sebelumnya kita juga telaah Amalek adalah keturunan dari Esau, anak Ishak. Kejadian 36:12 menyatakan bahwa Timma adalah selir dari Elifas, anak pertama Esau, dan dia melahirkan Amalek. Amalek menjadi bapak kaum Amalek, sebelumnya adalah suku Edom yg tinggal di Jordan Selatan lalu pindah ke timur Sinai, seperti telah dibuktikan dijaman Musa. Kaum Amalek musnah setelah abad 10 SM. Tidak ada disebut2 Amalek dalam naskah2 ataupun tulisan2 sejarawan Yunani yang mengindikasikan suku ini hidup di Arab Utara, barat maupun Tengah.

Membantah Klaim mengenai Jurhum


Ibnu Ishak mengklaim suku Jurhum hidup di Mekah sejak jaman Abraham. Dia juga mengklaim Jurhum adalah cucunya Joktan, anak dari Eber. Katanya nama asli Jurhum adalah “Hathrem” [34]. Pentingnya nama “Hathrem” ini adalah bahwa nama itu bergaya arab dan banyak dipakai di jaman Ibnu Ishak, abad 8 Masehi. Nama2 yang ada dalam naskah2 kuno Yaman dan Arab Utara secara total berbeda gaya penamaan dibanding dengan yg ada dalam silsilah karangan Ibnu Ishak. Nama2 dalam silsilah karangan Ibnu Ishak lebih mencerminkan gaya penamaan jaman dia sendiri.

[34] Tarikh al-Tabari, I , page 127

Tidak ada naskah, tulisan sejarawan Yunani atau romawi dan tidak ada geografer yang mengunjungi Arab, sekalipun menyebut2 tentang suku bernama Jurhum. Jurhum disebut pertama kali adalah pada puisinya Ummaya bin Abi al-Salet, ponakan Muhammad, yang juga mengaku sebagai nabi. Puisi ini berisi “Tuhannya Ad dan Jurhum” [35]. Pertama, puisi ini lebih mungkin dibuat setelah Islam, karena kita tidak punya catatan sejarah sebelum Islam, yg katanya jaman Jahiliyah, tentang Jurhum. Ide disebutnya sebagai ‘Puisi Jahiliyah’ ditambahkan belakangan setelah islam dipeluk oleh akademisi seperti Tah Hussein, akademisi Terkenal Mesir. Kedua, jika kita mengakui keaslian ayat ini, belum tentu benar ada sebuah bangsa di arab yang disebut Jurhum sejak jaman Abraham, dengan berdasarkan hanya karena disebut dalam sebaris puisi belaka.

[35] Diwan Ummiah bin Abi al-Salt, ( Beirut-1938), page 58

Alasannya adalah karena Ummaya itu sejaman dengan Muhammad dan tidak mungkin dia dijadikan sumber dokumentasi sebuah bangsa yang ‘katanya’ ada selama 2.700 tahun sebelum jamannya. Seperti telah disimak sebelumnya dalam bagian pertama buku ini, tidak ada metoda pengarsipan ataupun percetakan seperti kita sekarang. Sebuah sejarah secara umum diterima dan dianggap akurat hanya jika ditulis dalam waktu empat abad sebelum jaman penulisnya sendiri. Jika Jurhum ada sebagai sebuah suku di Arab, mestilah ini suku kecil yg muncul beberapa saat setelah era kristen. Karena tidak ada penulis klasik menyebut2 suku ini, jikapun ada, mestilah bukan tentang hal yg penting.

Puisi2nya Umayya penuh kisah mitos, seperti klaimnya bahwa Ratu Saba, yang mengunjungi Raja Sulaiman, adalah keponakan dia; dia menulis ini utk membenarkan klaimnya sebagai nabi. Umayya juga mengaku sering diberi perintah oleh Jin, ini membuktikan dia adalah bagian dari agama okultisme Arab. Jika kita menerima bahwa puisi ini ciptaannya, maka kita mesti mengandalkan puisi2 yang dilantunkan oleh seorang penganut mitos dan okult yang mampu menuliskan sejarah hingga 2.700 tahun sebelum jamannya.

Kesalahan sejarah yang bueessaarrr ada dalam Qur’an, dan silsilah yang diciptakan setelah munculnya Islam, utk mendukung Qur’an. Contohnya adalah silsilah tentang Thamud dan Nimrod.

Banyak kesalahan sejarah yg sangat serius dalam silsilah islam mengenai suku Thamud. Thamud adalah suku arab yang muncul abad 8 SM, tercatat dalam naskah jaman Raja Assyria Sargon II. Thamud belakangan hilang kuasa politiknya sekitar abad 5 M. Silsilah Islam mencoba mendukung pernyataan Qur’an dg menempatkan Thamud serta Ad – suku arab lain yang muncul setelah Thamud – sebagai suku yang muncul di jaman setelah Nuh. Jadi mereka menciptakan kakek moyang utk suku Thamud dan menamakan sang ‘kakek’ itu Thamud. Lalu mereka mengklaim bahwa si ‘Thamud’ ini adalah cucu dari Shem, anaknya Nuh

[36]. Semua ini dikarang agar cocok dengan pernyataan Qur’an.
[36] Tarikh al-Tabari, I, page 128

Qur’an klaim suku Thamud adalah generasi ketiga setelah Nuh, (Menurut Sura 7.65;23.31,32;14.9 Suku arab Ad adalah generasi kedua setelah Nuh dan Thamud generasi ketiga), dan dikutuk Allah oleh angin. Kisah seperti ini juga ada dalam Zoroastrianisme, tentang angin yg dibawa Tuhan utk menghukum mereka. Kita tahu ini juga sebuah kesalahan sejarah yg besar. Dalam naskah2 Assyria ditunjukkan bahwa kaum Thamud terus ada hingga abad 7 SM. Juga dalam tulisan2 geografer Yunani dan Romawi yang menulis tentang Arabia, Thamud terus hidup hingga abad 5 M sebagai suku yang terorganisir secara politik dan menempati bagian besar arab utara. Tak ada angin yang menghancurkan suku ini, spt yg diklaim Qur’an.

Ini harusnya cukup meyakinkan kita, tapi ada lagi kesalahan sejarah besar lain dalam silsilah Islam. Ini menyangkut Nimrod. Menurut Kejadian 10:8-11, Nimrod adalah yg pertama membangun kota Mesopotamia. Dia anak dari Cush, anak dari Ham, anak dari Nuh. Kita bisa tempatkan dia ditahun antara 5000 s/d 4500 SM. Silsilah islam secara benar menuliskan dia sebagai anak dari Cush, tapi salah menyatakan bahwa dia hidup dijaman Abraham [37]. Klaim salah tentang Nimrod ini dibuat utk membenarkan sebuah kesalahan dalam Qur’an, yg menyatakan Nimrod berkuasa dijaman Abraham. Quran bilang Nimrod menyiksa Abraham dan memasukkannya kedalam api, tapi api itu tidak melukainya. Kita baca ini dalam Surah al-Anbiya 21:50-70 dan Surah al-Safat 37:95. Kita sudah telaah di Bagian 1 buku ini mengenai pernyataan Quran yang dicontek mentah2 dari buku Yahudi berjudul Midrash Rabbah, bab 17.

Saya anjurkan para muslim utk mempelajari sejarah dan membandingkan fakta2 ini dengan apa yang dikatakan Quran dan hadis. Klaim Muhammad, Qur’an dan Islam jelas2 tidak punya dasar. Bahkan jika kesalahan sejarah ini diterima sekalipun oleh para pengikut dijaman Muhammad, kita yg hidup dijaman ini punya lebih banyak bukti yang menyatakan hal2 tsb salah. Bagaimana bisa ada orang menerima semua kesalahan2 besar ini, padahal dengan belajar sejarah sedikit saja bisa dibuktikan semua itu tidak sesuai dengan sejarah.

Tak seorangpun punya hak mengklaim dia keturunan seseorang yg hidup 2.000 tahun sebelum dia, kecuali dia punya dokumen tertulis yang menjadi bukti klaimnya ini. Dalam kasus Muhammad, dokumen2 itu tidak ada. Kita tidak punya bukti2 bahwa kakek moyang Muhammad adalah keturunan Ismael.
Dalam hadisnya, Muhammad melarang silsilah lain selain yang telah dia tuliskan hingga Nather bin Kinaneh, yg hidup 17 generasi sebelum Muhammad. Hadis lain menyatakan dia tidak mau dibuat silsilahnya hingga sebelum Maad, yg dipercaya adalah generasi keempat sebelum Nather bin Kinaneh. Banyak silsilah lain yg muncul sejak abad 8 M memastikan informasi yang juga sama, baha silsilah Muhammad dibatasi hanya hingga 17 generasi sebelum dia, dan pastinya maksimal hingga 21 generasi, tidak lebih lagi.

Kenapa hal ini penting dalam pencarian silsilah Muhammad? Pertama, Muhammad sendiri mengaku dia tidak  tahu siapa kakek moyang dia setelah generasi 17. Kedua, setelah generasi 17, kita mulai bisa melihat perbedaan silsilah. Setelah Maad bin Adnan, nomor 21, silsilah mulai kontradiksi sendiri besar2an, menggambarkan fakta bahwa penulis (baca: pengarang) silsilah tsb tidak bisa menemukan sumber utk silsilah tsb. Itu karena Muhammad memang tidak tahu dan melarang dan mematok hingga generasi 17 atau 21. Hingga semua silsilah karangan jadi berbeda satu dengan yang lain.

Ciri-ciri menarik lain dari karya karangan para penulis biografi itu adalah dipakainya nama2 bergaya arab abad 8 dan 9 M, tapi diterapkan pada generasi ketika Ismael hidup. Contoh, kita temukan silsilah dari Tabari yang mana sang penulis menyatakan Nebayot, anak pertama Ismael, punya anak bernama al-Awam dan al-Awam punya anak al-Saboh. Perhatikan nama arab itu. dalam silsilah, ada awal nama “al-“ [37]. Tidak ditemukan gaya penamaan ini bahkan dalam naskah2 kuno arab utara sebelum era kristen. Malah, kita lihat gaya penamaan demikian pada peroda Umayyad dan Abassid, abad 8 dan 9 Masehi. (Perioda Abassid dimulai tahun 750M).

[37] Tarikh al-Tabari, I, page 516

Jika kita kembali pada silsilah karangan Ibnu Ishak, yg mana banyak kali dikutip oleh penulis2 muslim jaman setelahnya hingga sekarang, kita juga bisa melihat arabisasi silsilah tsb. Dia menuliskan anak dari Nebayot sebagai Yashjub, anaknya Yarob. Yarob itu sendiri adalah kata yg diturunkan dari kata arab. Ibnu Ishak melakukan ini agar menimbulkan kesan bahwa Ismael itu arab. Meski kita tahu kata “ARAB” itu sendiri tidak dikenal sebelum abad 10 SM. Gaya nama seperti Yarob dan Yashjub adalah ciri gaya abad 8 M, jaman Ibnu Ishak hidup. Ciri yg sama bagi semua silsilah2 karangan ini adalah semuanya mengklaim Muhammad adalah keturunan Ismael dan mereka menyelipkan jumlah generasi terbatas antara Muhammad dan Ismael.

Antara Ismael ke Muhammad berbeda 2.670 tahun – waktu panjang yg tidak bisa dilalui hanya oleh 40 generasi saja.


Ibnu Ishak membuat daftar 40 generasi. Ketika dia mengarang silsilah ini, dia tidak sadar bahwa 40 generasi tidak cukup utk menutupi jarak waktu yang sangat besar antara Ismael hingga Muhammad. Ismael hidup sekitar tahun 2050 SM, sementara Muhammad pindah ke Mekah tahun 620 M. Maka ada sekitar 2.670 tahun antara keduanya. Bagaimana bisa waktu sepanjang ini ditutupi oleh 40 generasi saja?

Sebagai contoh, Injil Matius melaporkan silsilah Yesus hingga Abraham. Kita temukan ada 42 generasi diantara keduanya, meski perioda waktu yang ada hanyalah 1.950 tahun. Silsilah Muhammad mestilah kelebihan sekitar 720 tahun.

Hal lain yg harus dipertimbangkan adalah bahwa generasi Yahudi lebih panjang dari generasi Arab. Anggap saja kakek moyang Ishak dari Abraham hingga Raja Daud. Banyak dari orang2 ini mempunyai anak pertama ketika berumur 40 hingga 50 tahun. Kita lihat antara penahanan di Babilon tahun 586 SM, hingga kelahiran Yesus ada 14 generasi. Ini menunjukkan generasi yahudi pada perioda itu sekitar 41 tahunan. Tapi jika melihat generasi arab, kita tidak bisa menerima 41 tahunan utk tiap generasi. Para Akademisi menganggap generasi Arab sekitar 20 tahunan, orang arab menikah ketika berumur 17-20 tahun, karena faktor cuaca dan lingkungan serta budaya.

Arkeologi arab memastikan Arkeologi arab memastikan singkatnya generasi Arab


Arkeologi memastikan pendeknya tahun utk setiap generasi arab. Jika kita pelajari serangkaian raja2 arab, baik arab utara dan Yaman, kita temukan pendeknya setiap generasi jika dibandingkan dengan generasi tempat2 lain seperti israel. Contoh, para penguasa di Saba dan Himyar, Yaman, dimulai dengan Karibil A abad 9 SM dan hingga Maadikarib III, raja Himyar, yang merupakan generasi nomor 102, yg paling akhir dari keturunan tsb. Dia memerintah dari tahun 575-577 M [39]. Kita lihat ada 102 generasi raja dalam jangka waktu 1.400 tahun. Mengingat diantara para penguasa ini ada saudara sang raja, bukan keturunan langsung, jika dihitung ulang maka didapat angka sekitar 75 hingga 80 generasi, dan kita bisa pastikan angka rata2 utk setiap generasi di Arab adalah 17-20 tahun.
Mengingat pendeknya generasi orang Arab, kita misalkan setiap generasi dalam silsilah Muhammad adalah 20 tahun. Karena Muhammad dan Abraham terpaut 2.670 tahun, mestilah generasi antar keduanya sekitar 130. Jika kita hitung, 2.670 tahun dibagi 20 tahun = 133,5 generasi, bukan 35 atau 40 generasi seperti diklaim Ibnu Ishak dan pengarang2 lainnya. Kita lihat betapa tidak siap dan tidak pakai pemikirannya mereka yang mengklaim Muhammad adalah keturunan Abraham dari anaknya ismael.

Kecuali silsilah Yesus, yg didokumentasikan dalam alkitab, tak ada silsilah keluarga lain dalam sejarah manapun yang pernah membuat silsilah dalam perioda lebih dari 2000 tahun.

Jika kita asumsikan kakek moyang ke 21 Muhammad itu kita ketahui dan jika kita buat tiap generasi adalah 25 tahun, bukannya 20 tahun, maka kakek moyang nomor 21 tetap saja berbeda 525 tahun dari Muhammad. Ini berarti si kakek 21 itu hidup di tahun 50-70 SM. Ini akan membuat jarak antara si kakek dan Ismael sekitar 2000 tahun.

Kecuali silsilah Yesus, yg didokumentasikan dalam alkitab, tak ada silsilah keluarga lain dalam sejarah manapun yang pernah membuat silsilah dalam perioda lebih dari 2000 tahun. Keluarga Yusuf, yg berasal dari keluarga kerajaan Judah, dan keluarg Maria, yang berasal dari suku yang sama, bisa menuliskan silsilah mereka hingga sampai ke Abraham. Karena ada dokumennya, tertulis juga dalam alkitab utk setiap generasi, fakta ini telah diperiksa dan diuji berkali-kali. Mereka memberi kesaksian akan janji Tuhan pada Abraham dan Ishak, yang lalu dipastikan hingga kesetiap generasi mereka. Garis keturunan messiah seperti Ishak, anak Ishak, Yakub dan anak Yakub, Yudah, tercatat oleh Musa dalam kitab Kejadian, kitab pertama dalam alkitab.

Silsilah itu diteruskan dan dicatat dalam kitab lain dalam alkitab. Contohnya, Tuhan memastikan kelanjutan garis keturunan Mesias dalam kitab Ruth melalui Boaz, salah satu kakek moyang raja Daud. Janji ini mengenai lahirnya juru selamat yang dipastikan pada Daud dan anaknya Solomon; lalu pada banyak raja2 lain hingga ke raja terakhir yang memerintah Judah dijaman penaklukan Babilon, sekitar tahun 586 SM. Konfirmasi janji Tuhan diteruskan setelah penaklukan Babilon ini. Malah Tuhan memperbaharui janjiNya pada penguasa lain kepada garis keturunan Kerajaan Daud, Zerubbabel yang menjadi Gubernur Judah tahun 538 SM.
Tidak ada catatan sejarah apapun dijaman antara Muhammad dan Ismael yang bisa mendukung klaim islam tentang Muhammad keturunan Ismael
Dilain pihak, jika kita telaah keluarga Muhammad, kakek moyang tertua yang dia catat adalah generasi ke 21 yang tinggal di Yaman pada abad pertama Masehi, lalu bagaimana kita bisa menghubungkan generasi ke 21 itu dengan Ismael yang tinggal di Sinai 2.000 tahun sebelumnya? Tidak ada dokumen arab ditulis sebelum Muhammad utk mendukung klaim demikian.

Islam juga mengklaim Abraham dan Ismael membangun kota Mekah, tapi kita ketahui Mekah belum ada sebelum abad 4 Masehi. Tidak ada dokumen sejarah apapun yang ditulis selama 2000 tahun antara generasi 21 Muhammad dan Ismael, yang mengklaim si kakek moyang nomor 21 itu adalah keturunan Ismael. Dan tidak ada dokumen kredibel antara jaman kakek moyang 21 dan jaman Muhammad.

Seakan hal ini masih kurang kuat bukti tentang kebohongan Muhammad keturunan Ismael, kita punya kesaksian dari ribuan naskah2 kuno, catatan2 percakapan dan arkeologi yang biara tentang ratusan penguasa di arab yang terdiri dari banyak suku, tapi tak ada satupun dari semua itu yang berisikan silsilah atau keterangan tentang kakek moyangnya Muhammad. Ini hanya bisa dikonfirmasi oleh keluarga Muhammad sendiri yang merupakan keluarga biasa/awam, tidak terkenal seperti keluarga2 lain di Yaman, tidak pernah memerintah kota manapun di arab Barat, meski klaim hadis katanya pernah memerintah di Mekah.

Kemustahilan kakek moyang ke-21 Muhammad adalah keturunan Ismael


Karena Muhammad berasal dari keluarga Yaman awam, gimana bisa si kakek moyang ke-21 memiliki informasi keturunannya yang hidup dijaman Abraham? Meski percetakan telah ada diabad 15, dan pengarsipan serta dokumentasi telah lebih teratur dan mudah di abad sebelumnya, tak satupun keluarga2 di generasi kita tahu nama kakek moyang sendiri yang hidup 1000 tahun lalu. Lalu bagaimana bisa, orang biasa, bukan keturunan bangsawan atau raja, seperti kakek moyang ke 21 Muhammad, yang hidup abad 1 Masehi, tahu segala hal mengenai kakek moyangnya yang hidup 2000 tahun lalu?

Dari naskah2 kuno Assyria antara abad 9 dan 7 SM, kita tahu suku ismael hidup nomaden di Sinai dan Fertile Crescent. Tapi tak satupun catatan itu memasukkan nama Ismael. Tak ada naskah menunjukkan ada orang yang memakai nama Ismael. Ini menunjukkan mereka sendiri tidak tahu garis keturunan mereka dari Ismael. Jika tidak, sedikitnya mereka akan bangga dengan garis keturunan mereka dan setidaknya ada yang memakai nama Ismael pada anak cucu mereka, seperti bangsa Israel ada yg memakai nama Ishak pada anak cucu mereka dan pada setiap buku kuno yang mereka tulis.

Karena Ismael tidak mendapat panggilan spiritual apapun dari Tuhan, satu2nya keturunan sejarah mereka adalah 12 suku yg berasal dari anaknya. Pada generasi berikutnya, bahkan keturunan si anak itu sendiri melupakan asal muasalnya, termasuk namanya, meski jarak waktu generasi antara Ismael dan 12 suku ini hanya sekitar 1.200 tahun (antara abad 7 dan 9 SM). Karena yang terjadi demikian pada keturunan asli Ismael, bagaimana bisa seseorang yang hidup di Yaman, jauuuh dari Ismael tinggal, memastikan dia adalah keturunan ismael yang hidup 2.000 tahun sebelum dia? Jika kaum Ismael sendiri tidak tahu mereka keturunan Ismael, lalu siapa yang bilang pada kakek nomor 21 bahwa dia adalah keturunan Ismael?

Tidak ada bukti kakek moyang Muhammad, baik nomor 17 ataupun nomor 21, pernah mengklaim sebagai keturunan Ismael. Tidak ada dokumen tertulis sebelum Muhammad yang mengklaim demikian. Bahkan jika ada sekalipun, tetap saja si kakek 17 atau 21 itu tidak punya hak mengklaim keturunan seseorang yg hidup 2000 tahun lalu, tanpa dokumen tertulis yang mengesahkannya.

Jelas klaim islam tentang Muhammad keturunan Ismael lebih jauh dari fakta dibandingkan dg jika saya mengaku keturunan Julius Caesar yang hidup 2000 tahun sebelum saya. Meski saya mengaku kakek moyang saya ke 21 adalah Julius Caesar, saya tidak punya bukti apapun utk mendukung pengakuan saya itu. Klaim seperti itu sulit diuji oleh siapapun yang hidup dijaman sekarang. Itu sebabnya sekarang ini, bahkan di Roma sendiri, banyak orang2 yang membuat pengakuan sebagai keturunan Julius Caesar, atau keturunan siapapun yang hidup 1000 tahun lalu. Dapat dimengerti bahkan 1000 tahun lalu sekalipun jika tanpa bukti2 tertulis adalah pengakuan yang menggelikan.

Sudah jadi kebiasaan orang Arab di jaman Muhammad, banyak orang mengaku nabi mengklaim keturunan seorang figur karakter dari alkitab.


Pengakuan demikian dianggap sbg pelanggaran kejujuran dan logika. Tapi banyak orang2 demikian di arab, khususnya di jaman Muhammad, yang secara sadar berpegangan pada pengakuan bahwa mereka keturunan figur alkitab. Orang2 yang mengaku nabi sering mengaku demikian. Umayya bin abi al-Salt, sepupu Muhammad, mengaku nabi. Dia bilang Ratu Sheba yang berkunjung ke Sulaiman adalah bibinya [38]. Dia bilang ini utk memastikan bahwa dia adalah keturunan dari saudara lelaki sang Ratu. Juga Tubb’a (Pemimpin Yaman yg memerintah tahun 410-435 M dan menguasai Mekah) mengaku nabi dan juga bilang Ratu Sheba adalah bibinya [39]. Sepanjang sejarah kita temukan orang seperti Umayya bin Abi al-Salt yang ingin jadi nabi atas kaumnya. Mereka membuat pengakuan2 karena mereka tahu orang2 sekitar mereka banyak yang naif dan bodoh dan tidak bisa membantah pengakuannya itu.

[38] Diwan Ummiah, page 26
[39] Tarikh al-Tabari, I, page 429

Meski nabi palsu di Arab berani mengaku keturunan seorang yg hidup 1000 tahun lalu, Muhammad lebih berani lagi, dia mengaku keturunan dari seseorang yang hidup 2.700 tahun lalu, meski tanpa dokumen sejarah tertulis apapun. Saya iba terhadap teman2 muslim saya yang masih saja mempercayakan keselamatan mereka pada sebuah pengakuan palsu yg bertentangan dengan logika dan sejarah.
Image

Back to Index


Diterjemahkan oleh Adadeh & Podrock : Netter FFI Indonesia dan dikutip dari FFI Indonesia

0 comments:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Design Blog, Make Online Money