Global Voices Advocacy - Defending free speech online

Sep 12, 2011

Genocide atas Yahudi Bani Qurayzah - Februari-Maret 627M

Genocide atas Yahudi Bani Qurayzah - Februari - Maret 627 M

Genocide atas Yahudi Bani Qurayzah - Februari-Maret 627M

Dari Faithfreedompedia

Teror 33: Pembantaian rasial atas kaum Yahudi Bani Qurayzah oleh Muhamad — Febr-Maret, 627M [FaithFreedom.org]

Setelah Muhammad meninggalkan medan Perang Parit di pagi hari dia kembali ke Medinah, dan ketika dia sedang mencuci kepalanya di rumah Umm Salamah, yakni salah satu istrinya, Jibril datang padanya di siang hari dan memberitahukannya bahwa perang BELUM selesai dan Allah memerintah Muhammad untuk menyerang B. Qurayzah. Dia berkata bahwa Jibril datang dalam bentuk Dhiyah b. Khalifah al-Kalbi, seorang pedagang Medina yang ganteng dan kaya. Jibril juga menyatakan dukungannya yang teguh kepada Muhammad dalam rencana serangan ini. Ditulis bahwa Jibril datang naik kuda dan pakai sorban kain emas.[162]

Setelah mendengar petunjuk Jibril, Muhammad meninggalkan sembahyang Azar (siang hari) dan memerintahkan pasukan Jihadinya untuk bergerak langsung ke wilayah B. Qurayzah. Ali diperintahkan bergerak mendahului yang lain. Muhammad memerintahkan pengikutnya bahwa dalam perang, sembahyang dapat ditunda, karena perang seperti ini lebih penting daripada sembahyang.
Di petang hari, tentara2 Muslim berbaris menuju perbentengan B. Qurayzah yang terletak sejauh 3 mil sebelah tenggara Medinah. Muhammad naik keledai dan 3.000 tentara Muslim dengan 36 kuda mengikutinya. Sebuah tenda di halaman mesjid Medinah didirikan sebagai tempat berteduh bagi Sa’d b. Muadh dan untuk merawat lukanya yang parah (lihat Teror 32).

Ketika Muhammad berada dekat benteng kaum Yahudi B. Qurayzah, dia memanggil mereka sambil berteriak, “Kalian saudara2 kera.”[163] Panggilan ini menjelaskan ayat2 Q 2:65, 5:60 dan 7:166, yang mengatakan Allah mengubah Yahudi jadi kera. Jadi bagi Islam, kaum Yahudi dianggap kera dan ini dinyatakan oleh Allah, dan Muhammad menegaskan hal ini lagi dalam persengketaan dengan B. Qurayzah. Ibn Sa’d menulis [164]: “Ya saudara2 monyet dan babi! Takutlah padaku, takutlah padaku.”

161 Masterminds of Terror, p.45
162 Ibn Sa’d, vol. ii, p.94
163 Tabari, vol viii, p.28
164 Ibn Sa’d, vol.ii, p.95



Masih belum puas dengan kata2 kutukan itu, Muhammad meminta penulis puisinya yakni Hassan b. Thabit untuk memakai bahasa makian bagi orang Yahudi melalui puisi. Ini Hadisnya yang menjabarkan isi pikiran utusan Allah:

Hadis Sahih Bukhari, Volume 5, Book 59, Number 449:
Dikisahkan oleh Al-Bara,”Hina mereka (dengan puisimu) dan Jibril ada bersamamu.” (Melalui kelompok orang lain yang menyampaikan hal ini). 
Walaupun dicaci-maki oleh Muhammad, kaum Yahudi B. Qurayzah tetap sabar dan bersikap sopan terhadap Muhammad dan memanggilnya dengan nama Abu al-Qasim (ayah dari Qasim, yakni anak Muhammad yang meninggal dunia). Percakapan ini terjadi diantara Muhammad dan kaum Yahudi B. Qurayzah seperti yang ditulis oleh Tabari:[165]

‘Ketika Rasul Allah mendekati benteng mereka, dia berkata: “Kalian saudara2 monyet! Sudahkah Tuhan mempermalukan kalian dan mengirimkan pembalasan pada kalian ?” Mereka berkata, “Abu al-Qasim, kau bukanlah orang yang suka bertindak serampangan.”’
Kamu Muslim lalu menyerang kaum Yahudi dengan panah2 tapi tidak ada hasilnya. Seorang Muslim mendekati benteng tanpa menghiraukan bahaya dan dibunuh oleh seorang Yahudi yang melemparkan batu ke bawah sehingga menimpa orang itu. Muhammad lalu memerintahkan pengepungan atas kaum Yahudi. Sudah jelas bahwa Muhammad ingin melakukan pertumpahan darah untuk balas dendam dan tidak mau berunding dengan pihak Yahudi.

Setelah dikepung selama 25 hari, kaum Yahudi jadi gelisah, lelah dan takut akan nasib mereka. Mereka pun mulai terancam bahaya kelaparan. Dikatakan bahwa Allah, melalui tindakan terorisme Muhammad, menaruh teror dalam hati mereka. Diantara kaum Yahudi adalah Huyayy b. Akhtab (lihat Teror 32) yang memenuhi sumpahnya kepada B. Qurayzah untuk menghadapi kemungkinan apapun, dan dia tidak ikut pergi bersama kaum Quraish dan Ghatafan, tapi tinggal bersama kaum Yahudi B. Qurayzah.

Karena tidak tahan melihat penderitaan kaum wanita dan anak2, maka Ka’b b. Asad, ketua Qurayzah, mengajukan usul pada orang2 Yahudi untuk memeluk Islam untuk menyelamatkan nyawa mereka. Hampir seluruh kaum Yahudi menolak usul itu demi agama nenek moyang mereka. Ka’b yang cemas mengajukan usul agar mereka membunuh kaum wanita dan anak2 mereka sendiri, lalu semua pria ke luar dan bertempur melawan Muhammad secara terbuka. Tapi kaum Yahudi tidak membunuh orang2 yang paling dikasihi dengan tangan mereka sendiri. Tidak mungkin bagi mereka untuk melakukan hal itu, lagipula mereka pikir apa artinya hidup tanpa istri2 dan anak2 mereka. Ka’b lalu mengajukan usul untuk menyerang Muhammad keesokan harinya, yakni hari Sabbath (Sabtu). Kaum Yahudi juga menolak untuk melakukan hal ini karena menghormati hari Sabbath.
Karena kaum Yahudi tidak dapat memutuskan nasib mereka, maka mereka mengirim seorang utusan kepada Muhammad, meminta agar Abu Lubabah b. Abd al-Mundhir, kawan mereka dari B. Aws, dikirim kepada kaum Yahudi untuk berdiskusi dan memberi nasihat. Seketika setelah Lubabah tiba dalam benteng orang Yahudi, kaum wanita dan anak2 datang padanya dan memeluknya, memohon agar dia berbelas kasihan kepadanya. Abu Lubabah merasa sedih dan kasihan kepada mereka. Ketika mereka bertanya padanya apakah yang akan Muhammad jika mereka menyerah, Abu Lubabah membuat gerakan dengan tangannya seakan memotong tenggorokannya sebagai tanda bahwa Muhammad berpikir untuk membunuh mereka dan dia (Abu Lubabah) tidak dapat berbuat apapun akan hal itu.

165 Tabari, vol.viii, p.28
Tabari menulis: [166]
‘Ketika mereka melihat dia (yakni Abu Lubabah), orang2 bangkit untuk menemuinya, dan kaum wanita dan anak menyerbu memeluknya, menangis di hadapannya, sehingga dia merasa iba atas mereka. Mereka berkata padanya, “Abu Lubabah, kau pikir kami harus menyerang pada Muhammad?” “Ya,” katanya, tapi dia menunjukkan tangannya ke arah tenggorokannya, yang berarti akan terjadi pembantaian.’
Haykal menulis [167] bahwa kaum Yahudi mengira sekutu mereka yang duku suku al-Aws akan memberi perlindungan dan jika mereka mengungsi sendiri ke Adhriat di al Sham, Muhammad akan membiarkan mereka pergi. Jadi B. Qurayzah mengirim usul untuk mengungsi dari daerah mereka dan pergi ke Adhriat. Muhammad dengan tegas menolak usul mereka dan bersikeras bahwa mereka harus tunduk pada keputusannya. Setelah menunjukkan kepada kaum Yahudi apa yang ada dalam pikiran Muhammad dengan memakai bahasa tangan, Abu Lubabah merasa bersalah karena telah membocorkan rahasia rencana Muhammad. Untuk membalas ‘kesalahannya’, dia langsung pergi ke mesjid dan mengikat dirinya sendiri dengan tali di salah satu pilar mesjid. Inilah pilar yang dikenal sebagai ‘pilar penyesalan’ atau ‘pilar2 Abu Lubabah.’ Allah mengutarakan ketidaksukaannya akan perbuatan Abu Lubabah di ayat Q 8:27. Ketika Muhammad mendengar apa yang telah Abu Lubabah lakukan, dia menunggu Allah untuk mengampuni Abu Lubabah. Abu tetap terikat di pilar selama 6 malam. Istrinya melepaskan ikatannya setiap kali dia mau sembahyang. Allah mengampuni Abu Lubabah dengan ayat Q 9:104. Jadi Muhammad pergi kepadanya saat sembahyang subuh dan melepaskan ikatannya. [168]

Karena merasa tidak punya pilihan lain, pada pagi harinya kaum Yahudi B. Qurayzah menyerah pada Muhammad dan keputusannya. Kaum pria Yahudi dirantai dan ditempatkan di dalam benteng sampai ada keputusan tentang nasib mereka. Kaum B. Aws punya hubungan baik dengan kaum Yahudi B. Qurayzah. Mereka memohon belas kasihan Muhammad dan keputusan yang adil bagi sekutu mereka orang Yahudi. Akan hal ini, Muhammad mengajukan usul agar keputusan ditetapkan oleh Sa’d b. Muadh yang adalah ketua B. Aws, yang sedang beristirahat karena lukanya yang parah di tenda di dekat Medina. Kaum B. Aws dan B. Qurayzah setuju atas usul Muhammad, dengan berharap agar Sa’d b. Muadh memberi ampun. Muhammad lalu mengirim beberapa orang B. Aws untuk menjemput Sa’d untuk menyampaikan keputusannya. Dengan naik keledai, Sa’d tiba di tempat di mana 700-800 orang Yahudi dan banyak orang2 B. Aws berdiri untuk mendengarkan keputusannya. Banyak orang2 B. Aws yang meminta Sa’d untuk berbelas kasihan terhadap orang2 Yahudi. Sa’d lalu bertanya apakah mereka akan menerima keputusan apapun yang dia putuskan. Orang2 mengiyakan.
 
166 Tabari, vol.viii, p.31
167 Haykal, Ch. The Campaign of Khandaq and B. Qurayzah
168 Ibn Ishaq, p.463
The Root of Terrorism a la Islamic Style 93


Lalu Muhammad bertanya Sa’d b. Muadh untuk mengutarakan keputusannya. Sa’d menjawab, “Aku putuskan bahwa para pria dibunuh, harta benda dibagi-bagikan, kaum wanita dan anak2 dijadikan tawanan.” Semua orang kaget mendengar keputusan berdarah ini kecuali Muhammad. Dia memuji Sa’d dengan mengatakan keputusannya adalah keputusan dari yang Maha Kuasa. Dia bersikap dingin dan tidak tergerak sedikitpun dan mengatakan lagi bahwa keputusan Sa’d adalah adil, katanya, ”Kau telah memutuskan nasib mereka dengan keputusan Tuhan dan keputusan RasulNya.” [169] Perkataan Muhammad ini jelas menunjukkan bahwa dia memang ingin membantai orang2 Yahudi ini dengan darah dingin tanpa ampun.
Sahih Bukhari Volume 5, Book 58, Number 148:
Dikisahkan oleh Abu Said Al-Khudri:
Beberapa orang (yakni kaum Yahudi Bani bin Quraiza) setuju untuk menerima keputusan dari Sad bin Muadh sehingga sang Nabi menyuruh orang untuk menjemputnya (Sad bin Muadh). Dia datang naik keledai, dan ketika dia mendekati Mesjid, sang Nabi berkata, “Berdirilah bagi yang terbaik diantaramu.” Atau berkata, “Berdirilah bagi pemimpinmu.” Lalu sang Nabi berkata, “O Sad! Orang2 ini telah setuju untuk menerima keputusan darimu.” Sad berkata, “Aku memutuskan agar para prajurit mereka dibunuh dan anak2 dan kaum wanita mereka dijadikan tawanan.” Sang Nabi berkata,”Kau telah memberikan keputusan yang sama dengan keputusan Allah (atau keputusan Raja).”
[Catatan: Hadis ini tidak dapat dijumpai dalam kumpulan Sahih Bukhari yang telah “disterilkan”, “dibersihkan”. Akan tetapi Hadis ini bisa dibaca di Original Sahih Al-Bukhari versi Internet]

Para wanita dan anak2 dipisahkan dari para suami dan saudara2 laki mereka, dan yang lain diawasi oleh Abdullah, seorang pelarian Yahudi. Semua harta benda milik B. Qurayzah, unta2 dan ternak mereka bawa sebagai jarahan perang untuk dibagi-bagikan diantara para Muslim. Air anggur dan cairan anggur yang diawetkan dibuang.
169 Tabari, vol.viii, p.33
Setelah Sa’d b. Muadh menyampaikan keputusan akan pembantaian, kaum Yahudi B. Qurayzah dibawa ke luar dari tempat tinggal mereka, para pria diikat tangannya di belakang punggung mereka, dan kaum wanita dan anak2 dipisahkan dari kaum pria. Kaum pria di bawah pengawasan Mohammad ibn Maslama, pembunuh Ka’b ibn Ashraf, untuk dibawa ke Medinah ke pekarangan milik anak wanita dari seorang Muslim fanatik yang bernama al-Harith sebelum pembantaian dilakukan. Sebuah parit panjang digali di daerah pasar Medinah. Para tawanan dibawa ke sana, disuruh berlutut dan dipancung dalam kelompok yang beranggotakan 5 sampai 6 orang. Muhammad berada di sana untuk menyaksikan semua adegan pemancungan ini. Ali dan Zubayr memotong kepala2 orang2 Yahudi di hadapan Muhammad. Dengan mengutip tulisan Al-Waqidi,

Tabari menulis:

“ … sang utusan Allah memerintahkan untuk menggali parit di atas tanah untuk B. Qurayzah. Lalu dia duduk, dan Ali dan al-Zubayr mulai memancungi kepala2 mereka di hadapan Muhammad.” [170]

Pembantaian Massal Yahudi disaksikan oleh Nabi Allah SWT

Ibn Ishaq [171] menulis bahwa orang2 Yahudi dikelompokkan dan dihadapkan pada Muhammad untuk dipancung didepannya.
Tabari lebih lanjut menulis: [172]
“Rasul Allah ke luar menuju pasar Medinah dan memerintahkan penggalian parit. Lalu dia memerintahkan agar orang2 Yahudi dibawa ke situ untuk dipancung di atas parit. Mereka dibawa ke hadapan mereka dalam kelompok2. Diantara mereka adalah musuh Allah, yakni Huyayy b. Akhtab dan Ka’b b. Asad, yakni ketua B. Qurayza. Jumlah mereka adalah 600-700, yang lain menulis 800-900. Tatkala mereka dibawa dalam kelompok menghadap utusan Tuhan, mereka berkata kepada Ka’b b. Asad, “Ka’b, apa yang kau mengerti. Tidakkah kau melihat tidak ada yang dibebaskan dan siapa yang diambil tidak akan kembali? Demi Tuhan, ini adalah kematian!” Proses pemancungan berlangsung terus sampai Rasul Allah selesai menyaksikan semuanya.”
Sir William Muir [173] menuliskan adegan pemancungan yang mengerikan ini sebagai berikut:
“Orang2 dijejerkan di sebuah halaman yang tertutup, pada saat kuburan atau parit2 digali untuk mereka di pasar utama kota. Ketika parit2 sudah selesai digali, Mahomet sendiri menjadi saksi tragedi ini, dia memerintah para tawan dibawa ke hadapannya dalam kelompok 5 – 6 orang. Setiap kelompok diperintahkan untuk berlutut di tepi parit yang ditakdirkan untuk jadi kuburan mereka, dan lalu mereka dipancung. Kelompok demi kelompok dibawa ke luar, dipancung dengan darah dingin, sampai mereka semua habis dibantai. Seorang wanita juga dipancung, karena dialah yang melempar batu di saat perang.”
Kejadian yang mengenaskan terjadi ketika Huyayy b. Akhtab, ketua kaum Yahudi B. Nadir yang diasingkan, dibawa ke tempat pemancungan. Tabari menuliskan pemancungan atas dirinya sebagai berikut:
‘Huyayy b. Akhtab, musuh Tuhan, dibawa ke luar. Dia mengenakan baju berwarna merah yang robek2 sehingga tidak bisa diambil sebagai barang jarahan, dan tangannya terikat dengan tali di sekitar lehernya. Ketika dia melihat Rasul Allah, dia berkata, “Demi Tuhan, aku tidak menyalahkan diriku karena memusuhimu, tapi barang siapa yang meninggalkan Tuhan akan ditinggalkan.” Lalu dia berpaling menghadap rakyatnya dan berkata, “Wahai orang2, tidak ada yang cacat dalam perintah Tuhan. Itu tertulis dalam buku Tuhan (Alkitab), PenghakimanNya, dan perang dengan pembantaian besar²an terhadap Anak² Israel.” Lalu dia duduk dan dipancung.”

Hanya satu wanita dari B. Qurayzah dibunuh.

Dia adalah istri Hasan al-Qurazi [174] dan bersikap ramah terhadap Aisyah. Aisyah mengisahkan tentang pemancungan itu sebagai berikut:
‘Hanya satu dari wanita2 yang dibunuh. Demi Tuhan, dia ada bersamaku, bicara denganku dan tertawa tak terhankan saat Rasul Allah membunuhi pria2 mereka di pasar, tatkala tiba2 ada suara yang memanggil namanya, “Di mana orang ini dan ini?” Dia (wanita itu) berkata, “Aku akan dibunuh.” “Mengapa?”, tanyaku. Dia berkata karena dia melakukan kesalahan. Dia lalu dibawa dan dipancung. (Aisyah menambahkan: aku tidak akan pernah melupakan rasa heranku akan keriangannya, bahkan pada saat dia tahu dia akan dibunuh.)’ [175]
170 Tabari, vol viii, p.41
171 Ibn Ishaq, p.464
172 Tabari, vol viii, pp.35-36
173 Muir, vol. iii, p.276
174 Dashti, p.91
Hadis Sahih Abu Daud, Book 14, Number 2665:
Dikisahkan Aisha, Ummul Mu'minin:
Tidak ada wanita Banu Qurayzah yang dibunuh, kecuali seorang. Dia ada bersamaku, bicara dan tertawa terbahak-bahak, ketika Rasul Allah membunuhi orang2nya (wanita itu) dengan pedang. Tiba2 seorang pria memanggil namanya: “Di mana si ini dan itu?” Dia berkata: “Aku di sini.” Aku bertanya:”Ada apa denganmu?” Dia berkata:”Aku berbuat sesuatu.” Orang yang lalu membawanya pergi dan memancungnya. Aku tidak akan pernah lupa bagaimana dia tertawa terpingkal-pingkal meskipun dia tahu dia akan dibunuh.
Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, wanita Yahudi malang ini membunuh satu tentara Muslim dengan melemparkan batu ke atas kepalanya sewaktu Rasul Allah mengepung benteng B. Qurayzah. Ada pula kisa seorang Yahudi tua bernama Az-Zabir. Az-Zabir menyelamatkan nyawa seorang Muslim yang bernama Thabit b. Qays di perang Bu’at. Ketika giliran Az-Zabir akan dipancung, Thabit b. Qays meminta Muhammad untuk menyelamatkan nyawa orang tua ini dan keluarganya sebagai balas budi. Muhammad ragu2 tapi mengabulkan permintaan ini. Az-Zabir lalu menanyakan Thabit b. Qays tentang nasib ketua2 Yahudi seperti Ka’b b. Asad dan Huayy b. Akhtab, karena Az-Zabir lebih memilih mati daripada hidup tanpa mereka. Az-Zabir berkata, “Kalau begitu aku meminta padamu sebagai balas jasa pertolonganku padamu agar aku bisa bergabung dengan orang2 dari sukuku, karena demi Tuhan, tiada lagi gunanya hidup ini tanpa mereka semua. Aku tidak akan menunggu dengan sabar akan (waktu) Tuhan, tidak pula akan menunggu waktu (yang dibutuhkan) ember penuh selesai diisi air, sampai aku bertemu dengan orang2 yang kukasihi.” [176]
Maka Thabit membawanya ke muka dan Az-Zabir pun dipancung. Ketika Abu Bakr mendengar apa yang dikatakan orang tua itu sebelum dipancung, dia berkata, “Dia akan bertemu mereka semua, demi Tuhan, di Jahanam (neraka), tempat mereka tinggal untuk selama-lamanya.” [177]

175 Ibn Ishak, pp.464-465
176 Tabari, vol.viii, p.37
177 ibid



Muhammad memerintahkan semua pria Yahudi yang sudah punya bulu kemaluan untuk dibunuh. Seorang anak laki Yahudi minta perlindungan kepada seorang wanita Muslim yang bernama Salma bt. Qays. Salma minta agar Muhammad mengampuni anak Yahudi ini. Dikabarkan bahwa Muhammad mengabulkan permintaannya.
Hadith Sahih Sunaan Abu Dawud Book 38, Number 4390:
Dikisahkan oleh Atiyyah al-Qurazi:
Aku termasuk diantara tawanan Banu Qurayzah. Mereka (orang2 Muslim) memeriksa kami, dan orang2 yang sudah tumbuh bulu kemaluannya dibunuh, dan yang belum tidak dibunuh. Aku ada diantara mereka yang belum tumbuh bulu kemaluannya.
Mohon diingat bahwa pengisah Hadis ini, Atiyyah al-Qurazi, mungkin adalah adik lelaki yang masih sangat muda dari Hasan al-Qurazi, orang Yahudi yang dipancung.
Setelah selesai memancung semua pria dewasa kaum Yahudi B. Qurayzah, sang Nabi yang penuh pengampunan ini lalu menyibukkan dirinya dengan membagi-bagi barang jarahan milik orang Yahudi. Dia membagi-bagi kekayaan, para istri dan anak2 B. Qurayzah diantara para pengikutnya. Tidak perlu diceritakan lagi bahwa tentunya dia tidak lupa akan Khumus (seperlima barang jarahan) bagi dirinya sendiri.

Aturan pembagian barang jarahan sedikit berubah. Pengendara kuda menerima tiga upah: dua untuk kudanya dan satu untuk pengendaranya. Jihadis yang jalan kaki dan tidak punya kuda menerima satu upah. Dari barang jarahan pertamalah upah2 dibagikan dan Khums diambil. Ini menyederhanakan aturan pembagian barang jarahan (fai) yang kemudian diterapkan dalam penjarahan2 selanjutnya. Terdapat 36 pasukan berkuda dalam serangan ini. Jika seseorang punya lebih dari dua kuda, dia tidak akan menerima upah lebih daripada pemilikan dua kuda.

[Catatan: Fai adalah jarahan yang diambil dari daerah yang tunduk kepada Islam tanpa perlawanan. [178]


Setelah membantai semua pria dewasa Yahudi, Muhammad mengirim Sa’d b. Zayd al-Ansari dengan beberapa tawanan (wanita dan anak2) dari B. Qurayzah ke Najd untuk menjual para tawanan ini di pasar budak. Meskipun tidak diketahui dengan persis berapa harga seorang budak wanita saat itu, Ibn Sa’d [179] menulis bahwa Khadijah, istri pertama Muhammad, membeli seorang budak baginya yang bernama Zayd b. Haritha (yang nantinya jadi anak angkat Muhammad, tapi istrinya (Zainab) diembat sama Muhammad itu lho) seharga 400 Dirham di pasar budak di Ukaz, Mekah.

Di Sunan Abu Daud kita baca bahwa harga seorang budak muda (laki atau wanita) berkisar dari 500 sampai 800 Dirham, atau US$2.500 sampai US$ 4.000 (lihat Sunan Abu Daud nomer 3946 dan 4563). Jadi harga yang wajar bagi seorang budak adalah sekitar US$2.500 dalam harga modern saat ini, dan ini adalah harga yang cukup mahal. Kalau dikalikan dengan jumlah budak wanita dan anak2, misalnya 1.000 orang, maka harga total adalah US$ 2.500.000 (atau ¼ juta dollar U.S.). Ini adalah uang yang besar sekali bagi para teroris di jaman itu. Dari uang penjualan budak ini, Muhammad membeli kuda2 dan persenjataan perang. Diantara para tawanan wanita, Muhammad menemukan seorang gadis yang sangat cantik yang bernama RAYHANAH bt. ‘Amr b. Khunafah dan Muhammad mengambil gadis ini sebagai gundiknya. Dikatakan bahwa Muhammad menawarkan Rayhanah untuk jadi istrinya dengan memeluk Islam, tapi dia tidak mau. Dia memilih untuk tetap jadi gundik saja daripada jadi Muslim.

Rayhanah berkata, “Rasul Allah, lebih baik aku jadi gundikmu, karena ini lebih mudah bagiku dan bagimu.” [180] Muhammad sangat sedih ketika Rayhanah menolak Islam dan lebih memilih tetap sebagai orang Yahudi. Beberapa biografer lain menulis bahwa akhirnya Rayhanh memeluk Islam.

178 Hughes Dictionary of Islam, p.114
179 Ibn Sa’d, vol.i, p.591
180 Tabari, vol.viii, p.39



Penjabaran tentang kekejaman Muhammad dan nafsunya akan daun muda ditulis oleh Sir William Muir sebagai berikut:

‘Setelah memuaskan dendamnya, dan membanjiri pasar dengan darah 800 orang korban, dan memerintahkan agar parit ditutup dengan tanah, Mahomet meninggalkan ladang pembantaian untuk menghibur dirinya sendiri dengan kejelitaan Rayhana, yang suami dan sanak saudara prianya baru saja dipenggal hari itu. Dia mengajaknya (Rihana) untuk jadi istrinya, tapi dia menolak, dan lebih memilih untuk tetap (memang setelah menolak untuk dinikahi, Rayhana tidak punya pilihan lain kecuali) jadi budak atau gundiknya. Rayhana juga menolak untuk melakukan Shahadat dan tetap memeluk agama Yahudinya, dan ini membuat sang Nabi sangat gundah. Akan tetapi dikatakan di kemudian hari, Rihana akhirnya mau memeluk Islam. Dia hidup bersama Mahomet sampai dia (Mahomet) mati.’ [181]
Setelah menyampaikan keputusannya, Sa’d dibawa kembali naik keledai ke tendanya. Lukanya sangat parah. Dia berbaring menunggu kematiannya. Muhammad segera datang menjenguknya. Dia berdoa pada Allah untuk menyelamatkan nyawa Sa’d. Tapi kali ini Allah tidak menjawab doanya. Tak lama kemudian, Sa’d mati. Mayatnya dibawa ke rumahnya dan setelah sembahyang maghrib, dia dikuburkan. Tandu jenazahnya terasa ringan saat diangkat. Muhammad mengaku bahwa para malaikat mengangkat tandu jenazah Sa’d.

Jibril mengatakan pada Muhammad bahwa Sa’d B. Muadh sudah berada di surga [182], dan berkata bahwa takhta Allah bergetar saat Sa’d B. Muadh mati. Kita baca Hadinya:

Hadis Sahih Bukhari, Volume 5, Book 58, Number 147:
Dikisahkan oleh Jabir:
Aku mendengar sang Nabi berkata, “Takhta (Allah) bergetar pada saat kematian Sad bin Muadh." Melalui kelompok penulis lain, Jabir menambahkan, “Aku mendengar sang Nabi berkata, “Takhta yang Mulia bergetar karena kematian Sa’d bin Muadh."
Apakah yang Muhammad lakukan atas tanah2 kaum Yahudi B. Qaynuqa, B. Nadir, dan B. Qurayzah? Dia menggunakan jarahan dari tanah B. Qurayzah dan B. Nadir untuk mengambalikan pemberian (utang) yang diterimanya dari kaum Ansar di Medina. Dia memberikan sebagian jatah jarahannya kepada Umm Ayman, budak wanita yang mengurusnya saat dia masih bayi.

181 Muir, vol.iii, p.278
182 Ibn Ishaq, p.469
Hadis Sahih Muslim, Book 019, Number 4376:



Telah dikisahkan oleh Anas bahwa (setelah hijrah ke Medinah) seseorang memberi sang Nabi beberapa kurma hasil dari kebunnya sampai tanah2 Quraiza dan Nadir ditaklukkan. Lalu dia mulai mengembalikan apapun yang diterimanya. (Karena itu) orang2ku mengatakan padaku untuk menemui Rasul Allah dan meminta bagian dari apa yang didapatnya dari para pengikutnya, tapi Rasul Allah menganugerahkan pohon2 kurma itu untuk Umm Aiman. Lalu aku datang menghadap sang Nabi dan dia memberikannya kembali padaku. Umm Aiman juga datang pada saat itu. Dia menaruh kain di sekeliling leherku dan berkata, “Tidak, demi Alah, kita tidak akan memberikan padamu yang telah dia (Muhammad) berikan padaku.” Sang Nabi berkata, “Umm Aiman, biarkan dia memilikinya dan untukmu adalah pohon2 yang ini dan itu sebagai gantinya.” Tapi dia berkata, “Demi Allah, tidak ada Tuhan selain Dia. Tidak, tidak akan pernah.” Sang Nabi terus berkata, “(Kamu akan mendapat) ini dan itu” sampai dia (Umm Aiman) mendapat 10 kali lebih banyak daripada pemberian awal.
Muhammad sekarang menjadi amat kuat secara militer dan menjadi warlord (pemimpin militer suatu daerah) di Jazirah Arabia. Tidak perlu dikatakan lagi, ini semua adalah hasil siasat terornya.
Silakan baca versi Islam tentang pembantaian kaum Yahudi B. Qurayzah:

0 comments:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Design Blog, Make Online Money