Global Voices Advocacy - Defending free speech online

Sep 16, 2011

Islam: In The LIght Of History : II-4

Islam: Ditinjau dari Pengamatan Sejarah

Islam: Ditinjau dari Pengamatan Sejarah

Oleh Dr. Rafat Amari

diterjemahkan oleh Adadeh, Netter FFI Indonesia.

Bagian II - 4

Tiadanya Peninggalan Arkeologi tentang Mekah di Berbagai Kota dan Kerajaan Kuno Arabia
Meskipun kerajaan² dan kebudayaan² di jaman Abraham hanya sedikit, dan dari prasasti mereka terbukti mereka mengenal satu sama lain, tiada satupun yang menyebut tentang Mekah.
Sebelumnya, kita telah membahas berbagai bukti ilmiah yang membantah pernyataan Islam bahwa Mekah sudah ada di Arabia sejak jaman Abraham. Kita telah lihat bahwa setiap kebudayan yang muncul di Arabia selalu meninggalkan penemuan² arkeologi, yang membuktikan keberadaannya di jaman dulu. Meskipun begitu, tak ada peninggalan Mekah apapun sebelum abad ke-5 M. Kita sekarang akan membahas argumen arkeologi lain yang juga penting untuk membantah pernyataan Muslim bahwa Mekah sudah ada di jamna dahulu. Argumen ini adalah tentang tiadanya peninggalan arkeologi tentang Mekah di berbagai kota dan kerajaan Arabia lainnya.

Abraham hidup di abad ke-21 SM. Jika Mekah sudah ada di jaman Abraham, tentunya kota itu akan tercantum dalam berbagai prasasti terperinci dari kebudayaan Arabia timur, seperti prasasti² kerajaan Dilmun dan Magan, atau Oman di jaman sekarang. Terlebih lagi, jika Mekah sudah ada di abad ke-21 SM, maka Mekah adalah satu²nya kota yang ada di Arabia barat saat itu. Selama ribuan tahun, Magan terkenal akan perdagangannya dengan Mesopotamia dan Lembah Indus, yang sekarang adalah India dan Pakistan. Dilmu terkenal memiliki perdagangan luas dengan Asia, dan membawa barang² Asia ke Mesopotamia sejak 1000 tahun sebelum jaman Abraham. Jika Mekah sudah ada sejak Abraham hidup, maka Mekah tentunya adalah pasar penting bagi perdagangan Magan dan Dilmun. Akan tetapi baik peninggalan arkeologi Dilmun dan Magan tidak pernah menyebut tentang Mekah.

Kita juga tahu bahwa kebudayaan Arabia baratdaya baru dimulai di Yaman di abad ke-13 SM, sehingga tiada kebudayaan apapun di daerah Arabia barat yang berdagang dengan Magan dan Dilmun di jaman Abraham. Kerajaan² dan kebudayaan² di Arabia di jaman Abraham tidaklah banyak, dan mereka mengenal satu sama lain. Kerajaan² di Mesopotamia telah saling mengenal dan juga dikenal oleh seluruh peradaban Timur Tengah sejak tahun 3000 SM. Banyak prasasti di berbagai kerajaan Arabia timur, seperti Magan (Oman) dan Dilmun, yang terbukti mengetahui kebudayaan Timur Tengah lainnya seperti Mesopotamia.

Jika Mekah sudah ada sejak jaman Abraham, maka tentunya kebudayaan² lain di Arabia Timur, yang sebagian sudah berusia lebih dari 3000 tahun, akan mengenal kota Mekah selama ribuan tahun.
Di sepanjang kurun waktu kerajaan² Arabia selatan dari 3000 SM sampai abad ke-2 M, tak ditemukan satu pun prasasti dari mereka yang menyebut kota Mekah. Usaha ngotot mengatakan Mekah sudah ada sejak jaman kuno, meskipun fakta sejarah menyangkalnya, adalah bagaikan ngotot mengatakan bahwa dinasti² kerajaan di Mesir utara tidak pernah mendengar dinasti² kerajaan Mesir timur selama ribuan tahun sejarah. Faktanya, prasasti² yang ditemukan di Mesir utara sarat dengan informasi tentang Mesir selatan, dan begitu juga sebaliknya. Hal ini menunjang keterangan kami bahwa Mekah belum dibangun sampai setelah abad ke-3 M. Seluruh budaya² besar seperti Mesir, India, Mesopotamia, China telah saling mengenal selama ribuan tahun, dan hal itu tertulis jelas dalam peninggalan arkeologi mereka.

Tidaklah mungkin bagi dua kebudayaan besar yang menghuni daerah geografi yang sama (misalnya Mesir, India, Mesopotamia, China) selama ribuan tahun, tapi tidak pernah mendengar satu sama lain. Hal yang sama juga berlaku bagi kebudayaan Arabia. Jika Mekah sudah ada di Arabia barat kuno, bagaimana mungkin kebudayaan² besar Arabia lainnya tidak pernah mengetahuinya selama jenjang waktu 2.400 tahun?

Tiadanya Prasasti tentang Mekah di Daerah² Arabia Lainnya

Sampai sekarang kita telah menelaah kebudayaan² Arabia timur. Sekarang akan kita bahas kebudayaan²Arabia utara, selatan, dan tengah. Adalah penting untuk meneliti berbagai kota atau kerajaan Arabia yang disebut dalam banyak prasasti di berbagai kerajaan Arabia lainnya.

Tiadanya Keterangan tentang Mekah di Prasasti² Yaman



Image
Peta daerah Yaman jaman kuno.

Telah kusebut sebelumnya, bahwa prasasti arkeologi Yaman adalah yang salah satu yang terlengkap di Timur Tengah. Melalui peninggalan mereka kita dapatkan banyak keterangan tentang raja² dan kebudayaan mereka. Selain itu, dari situ kita juga mendapatkan banyak keterangan tentang kebudayaan lain di Arabia dan di luar Arabia.
Image
Tugu batu tempat ibadah di Yaman.

Dari prasasti Yaman, kita temukan keterangan berbagai keterangan penting tentang kerajaan² di Arabia selatan. Contohnya, Kinda adalah kerajaan di Arabia tengah yang letaknya 500 mil dari tempat di mana Mekah kelak dibangun. Ini tertulis jelas dalam prasasti Yaman. Demikian juga kota² Arabia utara seperti Qedar dan Dedan, yang sekarang terletak di sebelah utara Mekah, yang banyak tertulis dalam prasasti Yaman, yang membenarkan adanya hubungan dagang antara kerajaan² Yaman dan berbagai kota dan kerajaan Arabia di sebelah utara dan timur lokasi akhir kota Mekah.
Bahkan kota Yahtrib, yang lalu diganti nama jadi Medina, juga tertulis dalam prasasti² Yaman. Contohnya, prasasti Sabian menulis pengabdian para budak wanita di kuil Sabian. Menurut prasasti ini, para budak berasal dari Gaza, Yahtrib, Dedan dan Mesir. [92] Jika Yahtrib saja tertulis dalam prasasti Yaman, bagaimana mungkin Mekah, yang kata Muslim sudah ada di jaman Abraham, tidak tertulis sama sekali di prasasti Yaman manapun, padahal Mekah terletak lebih dekat ke Yaman daripada Medina?

[92] Halevy, nos.190, 231-234 ; Hommel, Chrestomathie, page 117; Hartmann, Die arabische Frage, hal. 206: dikutip oleh James Montgomery, Arabia and the Bible, University of Pennsylvania Press, Philadelphia, 1934, hal. 182

Prasasti² Yaman juga menyebut tentang kerajaan² Axum dan Habashat yang berada di daerah Ethiopia, sebelah barat Mekah, di seberang Laut Merah. [93] Prasasti² ini juga mengandung lebih banyak lagi informasi tentang kerajaan² yang terletak di sebelah utara, timur, dan barat lokasi di mana Mekah kelak dibangun. Meskipun mengandung banyak keterangan, tapi prasasti² itu tak menyebut tentang kota Mekah. Jika kerajaan² Ethiopia yang di benua lain saja disebut, masakan Mekah, jika memang sudah ada, tak disebut? Hal ini bagaikan masyarakat Roma menyebut tentang Spanyol dan Inggris, tapi tidak menyebut tentang Perancis, yang jaraknya lebih dekat ke Roma dibandingkan Spanyol dan Inggris. Dengan demikian, tidaklah mungkin untuk menyebut bahwa Mekah sudah ada di jaman kuno Arabia sebelum abad ke-4 M.

[93] A. Irvine, Journal of Semitic Studies 10, (1965), hal.178-196; A.F.L.Beeston, Proceedings of the Seminar for Arabian Studies, 17 ( 1987), pages 5-12; quoted by K.A. Kitchen, Documentation For Ancient Arabia, Bagian I, Liverpool University Press, 1994, hal. 39

Tiadanya Mekah dalam Prasasti² Kota² Arabia Utara

Jika kita lihat prasasti yang ditemukan di kota² Arabia utara, misalnya Dedan, kita dapatkan fenomena yang sama. Prasasti² Dedan menunjukkan keterangan sejarah kota mereka sendiri dan juga menyebut berbagai budaya lainnya di Arabia barat dan selatan. Contohnya, kita mengetahui tentang sebagian raja² kerajaan Main di Yaman melalui prasasti² di kota Dedan. [94]
[94] James Montgomery, Arabia and the Bible, University of Pennsylvania Press, Philadelphia, 1934, hal.138
Pengakuan Islam bahwa Mekah sudah ada sejak abad ke-21 SM adalah serupa seperti kota Roma telah ada di Italia selama berabad-abad, tapi tak ada keterangan tentang kota itu di berbagai peninggalan kuno² Italia. Faktanya, Roma adalah kota yang paling banyak disebut di seluruh peninggalan kuno Italia. Hal ini juga berlaku bagi kota Athena di Yunani, Babel di Mesopotamia. Jadi jika kota Mekah itu ada, tentunya akan banyak prasasti Arabia yang menyebutnya.

Sebagian Muslim mengatakan bahwa Ptolemius menyebut kota bernama Macoraba yang menurut Muslim adalah kota Mekah. Kita telah meneliti bahwa sistem longitudinal dan latitudinal Ptolemius menyatakan Macoraba bukanlah kota Mekah, tapi kota di Yaman, sebelah selatan kota tua Carna di abad ke-2 M. Untuk ngotot bergantung pada klaim itu sebagai bukti Mekah adalah kota besar sejak jaman Abraham adalah tindakan yang tak masuk akal. Bukti² arkeologi dan sejarah tidak bisa disingkirkan begitu saja untuk membenarkan klaim Islam tentang Mekah yang tak konsisten dengan fakta. Sebaliknya, suatu klaim tanpa bukti yang nyata bukanlah kebenaran.



Back to Index


Diterjemahkan oleh Adadeh & Podrock : Netter FFI Indonesia dan dikutip dari FFI Indonesia

0 comments:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Design Blog, Make Online Money