Global Voices Advocacy - Defending free speech online

Sep 15, 2011

Islam: In The LIght Of History :I-2

2. MEREKA YANG MENULIS ULANG SEJARAH BAGI MUSLIM

Muhammad mengatakan di Sura al-Baqarah (2; Sura Sapi), ayat 127, bahwa Abraham dan Ishmael membangun kuil. Keterangan ini didukung oleh hadis atau “tradisi Islam.” Tapi hadis² lahir puluhan tahun setelah Muhammad mati. Para penulis hadis tidak pernah menulis catatan apapun yang lebih awal daripada jaman Muhammad, dan mereka juga tak pernah mengutip dokumen apapun sebelum jaman Islam yang mendukung pernyataan mereka. Mereka sebenarnya hanyalah mengarang cerita saja, sama persis seperti orang mengarang dongeng. Lebih parah lagi, penulis² selanjutnya malahan bergantung pada hadis² tersebut, dan menganggap tulisan itu benar. Ini membuktikan bahwa penulis² hadis generasi berikut yang bergantung pada penulis pertama (yang mengarang dongeng²) tidak pula menemukan keterangan sejarah apapun yang mendukung keterangan hadis, sehingga mereka mengutip dongeng² itu begitu saja, seakan-akan dongeng itu adalah laporan sejarah ilmiah, dan lalu mereka pun menambahkan kisah karangan mereka sendiri ke dalam dongeng² itu. Akhirnya yang terbentuk adalah hadis² yang rancu dan menyesatkan.


Para Pencipta Hadis Ternyata Juga Buta Sejarah Umum

Penulisan Qur’an tidak hanya mengandung kesalahan fakta sejarah saja, tapi juga melibatkan berbagai tipuan oleh para penulis pertama Hadis. Orang² berpendidikan tidak menganggap tulisan hadis sebagai tulisan yang bisa dipercayai, karena kisah²nya lahir pada generasi² di mana hadis² itu ditulis, dan tidak ada keterangan sejarah apapun yang membenarkannya. Jika orang menulis fiksi, sudah jelas bahwa orang ini tidak berhak menyelipkan tulisannya ke dalam laporan sejarah kejadian 3000 tahun yang lalu dan menyebutnya sebagai fakta. Tapi para pionir hadis menulis kisah² yang mereka karang di abad ke 7 dan 8 M, dan menyelipkan karangannya di jaman Abraham, sekitar 2.900 tahun sebelumnya.


IBN ISHAK


Ibn Ishak and Pemutar-Balikkan Sejarah dan Ketidaktahuan akan Sejarah Umum


Ibn Ishak adalah orang pertama yang menyebutkan nama² suku yang hidup di Mekah dan mengarang sejarah Quraysh, suku Muhammad. Akan tetapi Ibn Ishak lahir di Medina sekitar tahun 725 M, 85 tahun setelah Muhammad hijrah ke Medina, dan wafat sekitar 150-153 tahun setelah hijrah.

Ibn Ishak, dan penulis lainnya yang bergantung pada tulisannya, berpikir bahwa ini adalah satu²ny jalan untuk membenarkan keterangan dalam Qur’an. Dengan tujuan untuk membantah catatan sejarah dan kejadian² di Alkitab, dia menulis ulang sejarah baru yang disesuaikan dengan narasi Qur’an. Dia mencoba memberitahu dunia bahwa tulisannya adalah benar, padahal isinya tak lain hanyalah fiksi belaka. Para ahli Islam di jamannya juga sudah tahu akan hal itu. Mereka tahu bahwa tulisan Ibn Ishak adalah dongeng sejarah saja, tanpa dukungan keterangan dari sejarawan dan geografer terdahulu. Para penulis Islam di jamannya menuduhnya mengarang kisah palsu, menipu, dan menciptakan silsilah keturunan yang ngawur. Dia pun terkenal sebagai pria yang mata keranjang, sehingga Kalifah Islam mengritiknya dan mencela sikapnya. [49]

[49] Komentar² tentang Ibn Hisham I, hal. L

Untuk menentukan kredibilitas suatu keterangan, kita harus menelaah asal-usul keterangan itu. Para Muslim di jaman modern mempercayakan nasib dan hidupnya pada keterangan² sejarah Islam kuno. Mereka seharusnya tidak bersikap begitu pada tulisan sejarah abad ke 7 dan 8M yang sarat dengan berbagai dongeng primitif yang dianggap sebagai fakta sejarah.


Tulisan² Ibn Ishak yang Tak Bisa Dipertanggungjawabkan dan Para Penulis Muslim Lain yang Mendukung Keterangannya Tentang Muhammad

Orang yang disebut-sebut sebagai pelopor penulis Hadis mengarang sejarah, memisahkan Muslim dari catatan sejarah yang sebenarnya, dan mencegah mereka untuk membaca Alkitab.

Seperti yang kusebut sebelumnya, Ibn Ishak dianggap sebagai penulis Sira utama tentang Muhammad dan Islam. Penulis Sira Halabiyah, yakni tentang riwayat hidup Muhammad, melaporkan bahwa Ibn Ishak mencatat sebagian hadis tanpa sumber narator apapun. Penulis Halabiyah mengatakan bahwa ahli Islam terkemuka seperti Ibn al-Madani dan Ibn Main, mengatakan bahwa keterangan Ibn Ishak tak dapat dipercaya, dan Malik bin Uns menuduhnya berbohong dan mengarang cerita saja. Malik berkata:

Ibn Ishak adalah salah seorang pendusta yang paling parah. Karenanya, kami mengusirnya dari Medina, kota tempat tinggal Ibn Ishak. [50]

[50] Halabiyah I, hal. 93

Ilmuwan Islam lainnya juga berkomentar tentang Ibn Ishak. Penulis komentar tentang Ibn Hisham menulis:

Kami menemukan sumber² hadis yang bisa dipercaya, seperti Malik bin Uns dan Hisham bin Urua bin al-Zubeir, semuanya menyingkirkan Ibn Ishak dari daftar pelapor hadis yang bisa dipercaya. Mereka tak pernah ragu menuduhnya berbohong, memalsu, menipu, mengutip dari narator yang tak bisa dipercaya, mengarang puisi yang lalu diselipkannya ke dalam bukunya, dan menciptakan berbagai silsilah keturunan yang salah. [51]

[51] Pendahuluan Ibn Hisham, hal. mim

Yang menarik adalah, beberapa para penuduh Ibn Ishak adalah pelapor utama hadis. Mereka mempertanyakan puisi² yang ditulis Ibn Ishak dan disisipkannya ke dalam buku sejarahnya.Dia menulis puisi² dengan bahasa Arab jamannya, tapi dia menyebut puisi² itu ditulis di abad 21 SM, di mana belum muncul bahasa Arab apapun. Bahasa Arab baru muncul di abad ke 10 SM. Bahasa Arab sebelum jaman Kristen sangatlah berbeda dengan bahasa Arab dalam Qur’an, yang merupakan bahasa yang digunakan suku Quraysh, suku asal Muhammad. Bahasa Arab ini berkembang setelah suku Quraysh datang dari Yemen ke Mekah beberapa abad di jaman awal Kristen.

Tuduhan lain terhadap Ibn Ishak adalah memalsu silsilah keturunan. Silsilah keturunan karangannya inilah yang menjadi pengetahuan resmi yang diikuti Muslim di jaman modern. Silsilah Ibn Ishak mengatakan bahwa Muhammad adalah keturunan Ishmael. Pernyataan ini sangat tak berdasar.

Para penulis komentar Sira mengutip tulisan² ahli Islam dahulu tentang Ibn Ishak. “Meki bin Ibrahim tidak menanggapi hadis yang dilaporkan Ibn Ishak. Yazid bin Harun melaporkan bahwa Ibn Ishak mengatakan pada masyarakat Medina tentang suatu suku, tapi mereka menentang keterangannya. Rupanya mereka lebih mengetahui tentang suku itu daripada Ibn Ishak, dan mereka bisa melihat kepalsuan keterangannya. Ibn Numeri berkata bahwa Ibn Ishak melaporkan hal yang salah tentang masyarakat yang tak dikenal.” [52] Ibn Numeir mengritik Ibn Ishak karena mengarang suku yang tidak pernah ada. Ibn Ishak menulis berbagai rincian tentang masyarakat Alkitab, padahal Alkitab sendiri tidak pernah menyatakan demikian. Contohnya, Ibn Ishak mengarang keterangan siapa menikah dengan siapa. Dia juga menciptakan nama² Arab bagi tokoh² Alkitab dengan menggunakan nama² orang di jamannya, dan memberi nama istri² Arab pada mereka, meskipun mereka tinggal di tanah Kanaan.

[52] Pendahuluan Ibn Hisham, hal. nun

Salah satu dusta Ibn Ishak yang paling serius adalah karangannya tentang berbagai kisah dan rincian keterangan untuk membenarkan berbagai keterangan ngawur Qur’an. Contohnya adalah tentang musibah banjir. Qur’an menyatakan Tuhan mengirim banjir ke Mesir sebagai salah satu hukuman bagi Firaun. Ibn Ishak mengatakan banjir menutupi seluruh Mesir, dan dia menulis dengan detail tentang hal itu, seakan-akan apa yang dikatakan Qur’an adalah benar. [53] Kita tahu bahwa keterangan Muhammad di Qur’an tentang banjir adalah adalah salah berdasarkan catatan sejarah. Mesir tidak pernah kebanjiran – tidak di jaman firaun, atau jaman apapun setelah bencana air bah Nabi Nuh.

[53] Tarikh al-Tabari vol. I, hal. 247

Ibn Ishak banyak menulis tentang asal-usul berbagai negara. Contohnya, dia mengatakan asal-usul bangsa Romawi. Dari keterangan Alkitab, dia mengetahui bahwa Esau, putra Ishak, putra Abraham, menikah dengan Basmath, putri Ishmael. Tapi dia juga mengatakan bahwa Basmath melahirkan Rum, yang lalu menurut dia, merupakan kakek moyang bangsa Romawi. [54] Ibn Ishak mengarang berbagai silsilah keturunan para tokoh Alkitab, memberi mereka dan kakek moyang mereka nama² Arab. Contohnya dia memberi nama² Arab bagi putri² Adam. [55] Tiada seorang pun, selain Ibn Ishak, yang memberi nama putri² Adam. Dengan melakukan hal ini, Ibn Ishak membuat dirinya lebih hebat daripada Nabi Musa, yang menulis kitab Kejadian di Taurat, dan menyebut nama putra² Adam dan keturunannya. Ibn Ishak juga menulis kisah tentang keturunan Adam dan Nuh. Silsilah karangannya menghubungkan suku² Arab dengan Nabi Nuh dan putranya Shem. Salah satu dari suku² tersebut adalah Thamud. Dia mengatakan bahwa suku Thamud ini adalah keturunan generasi ketiga setelah Shem. [56] Dia melakukan semua ini untuk menunjang dusta Muhammad di Qur’an yang menyatakan bahwa Thamud adalah generasi ketiga setelah Nuh, tapi suku Thamud sendiri baru muncul dalam sejarah manusia di abad ke 8 SM. Ibn Ishak juga menciptakan silsilah keturunan bagi tokoh² Alkitab Perjanjian Baru. Contohnya adalah kakek moyang Yohanes Pembaptis. Untuk membuat Yohanes jadi Muslim, maka dikarangnya Yohanes sebagai putra Adi, putra Muslim, putra Saduk. [57]

[54] Tarikh al-Tabari, I, hal. 190
[55] Tarikh al-Tabari, I, hal. 102
[56] Ibn Hisham 1:8;Tabari, I, hal. 133-138
[57] Tarikh al-Tabari, I, hal. 348


Ibn Ishak-lah yang pertama-tama menulis Abraham menunggang bouraq, atau unta bersayap, untuk terbang dari Damaskus ke Mekah setiap kali dia ingin mengunjungi Ishmael, [58] yang dikatakan Muhammad membangun kuil Ka’bah di Mekah dan hidup di sana. Kita tahu bahwa kisah ini sebenarnya berasal dari dongeng Persia yang tertulis dalam buku Dinkard. Kai-Khusrois, nabi dalam dongeng, merubah Vae, dewa air, menjadi unta. Lalu Kai-Khusrois naik unta itu dan pergi ke tempat tinggal orang² Persia yang hidup abadi. [59]

[58] Tarikh al-Tabari, I, hal. 165
[59] Dinkard-Book IX, Bab XVIII, 2-7, Pahlavi Texts, Bagian IV, Diterjemahkan oleh E.W. West, The Sacred Books of the East, Volume 37, diterbitkan oleh Motilal Banarsidass, Delhi, 1969, hal. 224-225


Ibn Ishak mengatakan bahwa putra yang diletakkan Abraham di mezbah persembahan untuk dikorbankan adalah Ishmael, [60] dan bukan Ishak,meskipun para sejarawan Islam sebelum dia mengatakan Ishak-lah yang hendak dikorbankan. [61] Sungguh ironis bahwasanya khayalan Ibn Ishak ini malah diterima seluruh dunia Islam sehingga bagi Muslim Ishmael jadi lebih penting daripada Ishak.

[60] Tarikh al-Tabari, I, hal. 165
[61] Tarikh al-Tabari, I, page 164


Ibn Ishak mengatakan bahwa keturunan Shem diubah menjadi guenon [62] (monyet kecil dengan ekor panjang) untuk membenarkan keterangan Qur’an bahwa masyarakat Israel di Ilat di Teluk Aqaba diubah jadi monyet. Hal ini juga mendukung hadis yang mengatakan salah satu dari 12 suku² Israel diubah jadi tikus. [63]

[62] Tarikh al-Tabari, I, page 125
[63] Sahih al-Bukhari, 4, hal. 98


Ibn Ishak, menggunakan sumber dari Wahab bin Munabbih, mengatakan bahwa di Antiokhia terdapat seorang firaun yang bernama Antikos, putra Antikos, putra Antikos. Firaun ini menyembah berhala. Ibn Ishak mengatakan Allah mengirim tiga utusan ke Antiokhia untuk menemui Firaun; nama² mereka adalah S’adik, S’aduk, dan Shalum. Pertama-tama, Allah mengirim dua utusan, tapi penduduk Antiokhia tidak mempercayai mereka, lalu Allah menguatkan kesaksian mereka dengan mengirim utusan ketiga. Ketiga utusan ini katanya adalah murid Kristus. Ketika Firaun dan masyarakat Antiokhia ingin membunuh ketiga utusan tersebut, Allah menengahi dan membunuh Firaun dan seluruh masyarakatnya, sampai tiada satu pun yang selamat.

Dongeng² para tokoh awal Islam ini diperkuat dengan pengakuan penyampai hadis seperti Khutadeh dan Abdullah ibn Abbas, [64] keduanya adalah penyumbang hadis dan kisah Muhammad. Ibn Abbas adalah saudara sepupu Muhammad. Hadis² yang mereka karang bertujuan untuk membenarkan keterangan Muhammad, tapi tak ditunjang oleh fakta sejarah. Dongeng² hadis menunjukkan kenaifan orang² Muslim yang percaya saja pada keterangan tersebut.

[64] Tarikh al-Tabari, Volume I, hal. 379 and 380

Keturunan Firaun sudah lenyap berabad-abad sebelum jaman Kristen. Kota Antiokhia dibangun di tahun 300 SM oleh Selecus Nicator, satu dari empat pemimpin yang menggantikan Alexander Agung. Dengan demikian para Firaun sudah lenyap berabad-abad sebelum kota Antiokhia dibangun. Terlebih lagi, ibukota Firaun dan masyarakatnya terletak di Mesir, dan bukan di perbatasan Syria utara dan Asia Minor di mana Antiokhia terletak. Nama yang diberikan pada Firaun sebagai raja Antiokhia dalam hadis adalah: “Antiokhia, putra Antiokhia, putra Antiokhia.” Ini sebenarnya adalah gelar² raja dari dinasti Yunani Selecus, yang menguasai Syria setelah Alexander wafat.

Hal ini menunjukkan kebodohan dan ketidaktahuan para penyampai hadis utama akan pengetahuan sejarah umum. Mereka sama sekali buta akan sejarah tapi berusaha menulis ulang sejarah demi membenarkan keterangan Qur’an. Mereka mencampur adukkan dongeng² kuno dengan dongeng² jaman mereka. Mereka mengganti Firaun – tokoh penting sejarah – di kota² atau negara² yang bahkan tidak ada di jaman Firaun. Kesalahan fatal seperti ini dengan cepat bisa diketahui oleh kaum terdidik dari negara² yang beradab. Akan tetapi, Muslim jaman sekarang masih saja bergantung pada hadis untuk mencari “bukti” kebenaran sejarah dalam Qur’an.
Selain Ibn Ishak, Penyampai Hadis Lain juga Mengarang Sejarah Islam


Ibn Ishak tidak dapat dipercaya ketika dia menulis sejarah peradaban kuno. Keterangan sejarahnya tidak pernah berdasarkan bukti penemuan arkeologi atau naskah² sejarah kuno. Dia mengarang saja keterangannya. Meksipun dia mengutip tulisan para narator yang menyampaikan kisah² sebelum jamannya, tapi orang² yang jadi sumber informasi Ibn Ishaq ini adalah para Muslim yang hidup setelah Muhammad mati. Mereka bukan ahli sejarah, dan tak punya pengetahuan sejarah umum peradaban manusia, sehingga mereka bukanlah sumber terpercaya sejarah kuno. Ibn Ishaq dan para penulis Muslim berikutnya (satu atau dua generasi kemudian), menulis ulang sejarah Islam agar sesuai dengan apa yang ditulis Muhammad dalam Qur’an. Aku akan membahas hal ini sekilas dan memberi komentar tentang sebagian para pencipta tulisan yang disebut sebagai ‘sejarah Islam.’


AL-SHAABI

Al-Shaabi, sumber utama keterangan Ibn Ishak, menyatakan bahwa suku Quraysh telah mulai mencatat sejarah hanya beberapa tahun setelah tahun gajah, yakni 570 M, dan dia menasehati para pembacanya untuk menelaah sejarah bangsa Yahudi untuk mendapatkan fakta.

Ibn Ishaq seringkali menyebut hal² yang didengarnya dari al-Shaabi. Kadangkala Ibn Ishaq bertanya pada al-Shaabi [65], dan al-Shaabi menjawab:

[65]Tarikh al-Tabari, I, hal. 171

Sejarah Muslim harus sesuai dengan sejarah Yahudi – maksudnya adalah apa yang tertulis di Alkitab Perjanjian Lama – karena kaum Muslim tidak pernah mencatat sejarah sebelum Muhammad hijrah ke al-Medina. Mereka tidak pernah mencatat apapun sebelum itu. Kaum Quraysh baru mulai menulis sejarah mereka di tahun gajah. [66]

[66] Tarikh al-Tabari, I, hal. 120

Tahun gajah adalah tahun di mana Abraha dari Ethiopia menguasai Mekah, dengan menggunakan gajahny untuk memenangkan peperangan. Hal ini terjadi kira² tahun 570 M, di tahun yang sama Muhammad lahir. Mari kita lihat semua bukti yang ada. Pertama-tama, al-Shaabi, sumber utama sejarah Ibn Ishaq, mengaku bahwa umat Muslim harus mengikuti sejarah kaum Yahudi. Kedua, umat Muslim baru menulis sejarah sekitar tahun 622 M, saat Muhammad hijrah ke Medina. Ketiga, suku Quraysh, yang hidup di Mekah, baru menulis sejarah mereka pada tahun 570 M, yakni tahun gajah. Dengan begitu, bagaimana mungkin para Muslim bisa menulis sejarah kuno Islam sebelum masa hijrah? Hak apakah yang dimiliki Ibn Ishaq dan penulis Muslim lainnya untuk menyusun sejarah Mekah 2.600 tahun sebelum tahun gajah?

Untuk membenarkan tulisan mereka, penulis Muslim malah menuduh Alkitab telah dikorupsi; dan karena itulah isi keterangan Alkitab berbeda dengan Qur’an. Tetapi jika kita membandingkan kebenaran Alkitab dengan Qur’an, maka tampaklah perbedaan yang sangat besar. Salinan² kitab² dari Alkitab sudah tersedia dan beredar sejak abad ke 2 SM, seperti naskah² Laut Mati yang ditemukan di gua di Qumran dekat Yerikho. Bagian Perjanjian Lama Alkitab diterjemahkan dari bahasa Ibrani ke bahasa Yunani oleh Ptolemius II Philadelphus, Raja Mesir di tahun 287 M. Ptolemius II mendirikan sebuah perpustakaan Alexandria dan dia memasukkan Alkitab ke dalam koleksi buku perpustakaan. Ptolemius mengundang 70 ilmuwan Yahudi ke Alexandria untuk menerjemahkan Alkitab ke bahasa Yunani, dan terjemahan ini dikenal sebagai Septuagint. Banyak salinan Septuagint kuno yang masih utuh sampai saat ini. Bahkan Yesus dan para Rasul juga mengutip dari naskah² Septuagint. Selain itu, banyak terjemahan Alkitab yang ditulis di berbagai waktu dalam berbagai bahasa. Terjemahan² kuno itu masih ada sampai hari ini dan tak ada yang meragukan keasliannya.

Image
Contoh Sepguagint.

Bahkan al-Shaabi, salah satu sumber keterangan utama Ibn Ishaq, dan juga penulis² Muslim di jamannya, juga mengatakan untuk kembali ke “sejarah Yahudi” dalam Alkitab, dan riset agama harus sesuai dengan fakta sejarah. Kesimpulannya adalah kita tidak bisa mempercayai tulisan sejarah bangsa Quraysh sebelum tahun 570 M, tahun gajah. Kita pun tak bisa mempercayai tulisan² sejarah Islam yang ditulis Muslim, sebelum Muhammad hijrah di tahun 622 M.


AL-SUDI’

Al-Sudi’ adalah pencipta berbagai kisah untuk membenarkan dosa Muhammad.

Pengarang sejarah Islam lainnya adalah al-Sudi’. Seperti banyak narator Islam lainnya, al-Sudi’ juga berusaha membenarkan perbuatan² tercela Muhammad. Contohnya, al-Sudi’ mencontek kisah tentang angin yang mengangkat baju yang Zipora, anak perempuan Jehtro sang pendeta Midian (mertua Musa), ketika gadis itu berjalan bersama sang ayah untuk pulang ke rumah ayahnya. [67]

[67] Tarikh al-Tabari, I, hal. 236

Al-Sudi mendapatkan gagasan mengarang cerita ini dari suatu kejadian dalam hidup Muhammad. Ketika Muhammad mengunjungi putra angkatnya, Zayd bin Harithah, yang disebut sebagai Zayd bin Muhammad atau “putra Muhammad,” Zayd sedang tidak berada di rumah. Istrinya, yakni Zainab, membuka pintu bagi Muhammad. Angin bertiup mengangkat baju Zainab di hadapan Muhammad, sehingga Muhammad berahi terhadapnya dan menyatakan gairahnya dengan jelas kepada Zainab. Ketika Zayd pulang ke rumah, istrinya menyampaikan tentang birahi sang Nabi pada sang istri. Zayd, yang tahu bahwa wanita manapun yang diminati Muhammad harus diserahkan padanya, pergi mengunjungi Muhammad dan mengatakan bahwa dia akan menyerahkan istrinya pada Muhammad. [68] Keesokan harinya, Muhammad mewahyukan Qur’an, sura 33 (al-Ahzab), ayat 37, yang menyatakan bahwa Allah memberikan istri Zayd padanya. Dia juga memerintahkan umat Muslim untuk menikahi menantu wanita mereka jika putra² angkat mereka menceraikan istri² mereka. Semua ini dilakukan Muhammad demi membenarkan berahinya terhadap menantunya. Ayat² lain yang berkenaan dengan hal ini juga mencela perbuatan mengangkat anak. Dia menyuruh Muslim untuk berhenti melakukan adopsi dan memerintahkan mereka untuk memanggil anak² angkat dengan nama² ayah kandung mereka, dan bukan dengan nama orangtua yang mengadopsi mereka (Surah 33:5).

[68] Halabiyah, 2, hal. 484

Seperti yang telah kusebut sebelumnya, Zayd adalah putra angkat Muhammad. Zayd diculik sewaktu masih kecil di Syria, dan dijual sebagai budak, dan akhirnya jatuh ke tangan Khadijah, istri pertama Muhammad. Karena suka padanya, Muhammad lalu mengadopsi Zayd. Bertahun-tahun kemudian, ayah Zayd menemukan Zayd di Mekah. Dia ingin membeli kemerdekaan putranya, tapi Muhammad menolaknya. Karena itulah ayah Zayd lalu menulis puisi sedih tentang putranya. [69]

[69] Ibn Hisham, I, hal. 200

Al-Sudi’ berusaha membuat kisah Muhammad dan istri Zayd, Zainab, tidak begitu memalukan dengan menyatakan angin meniup baju Zainab di hadapan orang banyak dan bukan di hadapan Muhammad. Al-Sudi’ mengatakan bahwa angin juga mengangkat baju Zipora yang lalu dinikahi Musa. Dapat dari manakah al-Sudi’ tentang keterangan itu? Literatur Yahudi atau literatur manapun tak ada yang mengatakan hal seperti itu. Usaha memperkecil nista Muhammad dengan mengarang dongeng tentang Musa hanya bisa mengelabui orang bodoh saja.

Contoh lain adalah al-Sudi mengarang bahwa Balaa, putra Beor, adalah orang Israel. [70] Alkitab menyatakan bahwa Balaam bukanlah orang Israel, tapi dia adalah “putra² dari Timur.” Al-Sudi juga mengatakan bahwa keledai Balaam berkata padanya, “Kau ngesex denganku di malam hari dan menunggangiku di siang hari.” [71] Alkitab tidak menyebut keterangan itu sama sekali.

[70]Tabari, I, hal. 259
[71]Tarikh al-Tabari, I, hal. 260


Banyak kisah² yang ditulis para penulis Muslim yang seperti itu. Mereka menambah-nambahkan berbagai dongeng yang aneh, untuk menipu orang² yang tak berpengetahuan akan Akitab. Bagaimana mungkin Muslim bisa menemukan kebenaran jika mereka mempercayai dongeng² khayalan tersebut?

WAHAB BIN MUNABBIH

Wahab Bin Munabbih, salah seorang penulis utama yang mengarang sejarah Islam bagi umat Muslim.

Wahab Bin Munabbih adalah orang Yaman keturunan Persia yang memeluk Islam, dan dia adalah salah seorang dari para penulis utama sejarah Islam. Ibn Ishaq juga seringkali mengutip keterangannya. Wahab menulis tentang penyerangan² militer yang dilakukan Muhammad. Dia mati sekitar 114 tahun setelah Muhammad hijrah ke Medina, [72] dan Ibn Ishaq mati sekitar 40 tahun setelah Wahab mati.

[72] Tarikh al-Tabari, I, hal. 496

Sama seperti yang telah dilakukan Ibn Ishaq, Wahab juga mengarang banyak cerita yang belum pernah ditulis sebelumnya, atau pernah dibaca dari sumber sejarah lainnya. Semua sejarahnya hanyalah dongeng yang dibesar-besarkan belaka. Wahab tidak mengerti kejadian² sejarah dan kronologi Alkitab. Dia mengatakan bahwa Yehezkiel memimpin Israel seketika setelah kematian Yoshua, [73] tangan kanan Musa yang memimpin Israel ke Tanah Perjanjian Kanaan. Wahab rupanya tidak tahu bahwa terdapat senjang 1000 tahun antara jaman Yoshua dan jaman Nabi Yehezkiel, dan bahwa Yehezkiel itu adalah seorang Nabi yang tak pernah jadi pemimpin militer Israel.

[73] Tarikh al-Tabari, I, hal. 272

Wahab mengatakan bahwa Yehezkiel membangkitkan kembali pasukan bersenjata Israel dari kematian. Di Qur’an, Sura 2:243, dinyatakan kejadian ini tanpa menyebut nama Yehezkiel. Wahab, sama seperti si Mamad SAW, tidak mengerti keterangan kitab Yehezkiel (Akitab Perjanjian Lama, buku 37), di mana Tuhan menunjukkan penglihatan pada Yehezkiel akan tulang belulang yang berserakan di sebuah lembah. Tuhan menunjukkan pada Yehezkiel bahwa daging dan pembuluh darah mulai keluar menutupi tulang belulang. Roh Tuhan berada bersama mereka, dan dalam penglihatan Yehezkiel, tulang belulang berubah menjadi sekumpulan pasukan besar. Penglihatan yang ditunjukkan Tuhan pada Yehezkiel ini merupakan ramalan simbolis masa depan yang akan digenapi di masa Perjanjian baru. Tuhan berjanji membangkitkan kembali orang² yang mati dalam dosa, sama seperti Dia membangkitkan kembali tulang-belulang yang mati. Setelah menyelamatkan mereka melalui penebusan Kristus di kayu salib, Tuhan berjanji mengirimkan Roh Kudus dalam diri mereka. Bagi Muhammad tak mengerti pesan penglihatan yang ditunjukkan Tuhan pada Yehezkiel, sehingga dia mengira Yehezkiel-lah yang membangkitkan tentara Israel dari tulang-belulang kering. Tiada nabi manapun selain Yehezkiel yang melihat penglihatan ini, dan tak ada kitab Yudaisme mana pun yang menyatakan bahwa kejadian ini benar² terjadi di dunia nyata, dan bukan sekedar penglihatan saja. Jika hal ini benar² terjadi di dunia, maka ini tentunya termasuk sebagai salah satu muzizat terbesar di Perjanjian Lama, setara dengan laut Merah terbelah di jaman Musa.

Ibn Ishaq juga mengutip dongeng dari Wahab bin Muhabbih ketika dia menulis keterangan tentang Tabut Perjanjian di Perjanjian Lama:

Di dalam tabut itu terdapat kemuliaan “Shakinah” dan bentuknya berupa kepala mayat kucing. Tatkala kepala kucing mati itu mengeluarkan suara keras dari dalam Tabut, umat Israel mendapat jaminan kemenangan dan tahu bahwa mereka akan menguasai tanah² milik bangsa lain. [74]

[74] Tarikh al-Tabari, I, hal. 274

Kita tahu tak ada mayat kucing dalam Tabut. Dongeng kacau ini tidak pernah disebut dalam Alkitab karena memang tak pernah terjadi.

Image
Replika Tabut Perjanjian

Ibn Ishaq mengutip keterangan Wahab Bin Muhabbih tentang kisah lain yang juga sama ngawurnya. Dia mengatakan bahwa Ratu Sheba datang menemui Raja Salomo dengan pasukan yang terdiri dari 12000 raja² Yemen. Di bawah setiap raja, terdapat 12000 prajurit. [75] Ini berarti Yemen memiliki 12000 raja dan sekitar 50 juta prajurit di jaman itu, ketika penduduk seluruh dunia saja tidak mencapai jumlah sebesar itu. Kita mengetahui (dari keterangan sejarah Romawi tentang Sheba) bahwa tentara Shabaia berjumlah kecil dibandingkan tentara Ethiopia atau Mesir. Ibn Ishaq, yang mencontek keterangan Wahab begitu saja, mengatakan bahwa Raja Salomo menyebabkan Ratu Sheba menikah dengan “Tubb’a, Raja Hamdan,” dan bahwa Tubb’a menjadi Raja Yemen melalui pernikahan. [76] Tulisan ini menunjukkan betapa butanya Wahab akan sejarah Yemen, negara asalnya sendiri. Gelar Tubb’a hanya diberikan kepada Raja² Yemen dinasti Himyarit yang muncul di sekitar tahun 115 SM dan menguasai Sheba di sekitar tahun 275 M. Dengan begitu, gelar “Tubb’a” merupakan gelar raja² Himyarit di Yemen di jaman 275 M, tapi Raja Salomo hidup di abad ke 10 SM. Ini berarti pernyataan Wahab bahwa Tubb’a menikahi Ratu Sheba, dan jadi Raja Yemen di jaman Salomo, hanya menunjukkan bahwa Wahab dan Ishaq tidak tahu akan data dan kronologi sejarah.

[75]Tarikh al-Tabari, I, hal. 292
[76]Tarikh al-Tabari, I, hal. 292


Wahab mengatakan bahwa Raseh dari Ethiopia yang berperang melawan Asa, Raja Yudea, adalah Raja dari India. Dia juga mengatakan bahwa dalam peperangan ini dibantu oleh masyarakat Gog dan Magog. [77]

[77] Tarikh al-Tabari, I, hal. 308

Masih mengutip dari Wahab, Ibn Ishaq juga mengatakan bahwa Ayub adalah warga Romawi dan dia (Ibn Ishaq) menciptakan silsilah keturunan baginya yang menghubungkannya dengan Ishak, putra Abraham. [78] Wahab mengatakan bahwa Samson berasal dari dusun Romawi, dan dia adalah Muslim. [79] Tapi kita tahu bahwa Samson adalah Hakim Israel yang lahir di abad ke 13 SM, jauh sebelum kota Romawi didirikan di tahun 753-748 SM. Wahab, sama seperti pengarang Muslim lainnya, ingin mendukung pernyataan Muhammad di Qur’an. Wahab berusaha membuat agama Muhammad, yakni Islam, tampak berakar dari peradaban kuno. Dalam Qur’an, Muhammad mengatakan bahwa Islam merupakan agama kuno yang dianut berbagai figur penting sejarah, seperti Alexander Agung dan Ratu Syeba yang mengunjungi Raja Salomo. Dia juga menyebut bahwa para tukang sihir yang menentang Musa, Firaun dan istrinya Assia, sebagai Muslim. Dia juga mengatakan bahwa Allah akan menikahkannya dengan Assia dan Maria ibu Yesus di surga. [80]

[78]Tarikh al-Tabari, I, hal. 194
[79] Tarikh al-Tabari, I, hal. 381
[80] Halabiyah, hal. 106.


Wahab bin Munabbih dengan ngawurnya menulis sejarah guna membenarkan kesalahan sejarah di Qur’an. Dia juga ingin mendukung keterangan Qur’an bahwa Maria ibu Yesus melahirkan Yesus di bawah pohon kurma. Sayangnya, tak ada pohon kurma di Betlehem karena pohon kurma hanya tumbuh di daerah yang sangat panas. Tapi Wahab tak menggubris fakta itu dan menulis: Yesus lahir di perbatasan Mesir “dekat sebuah pohon kurma.” [81]

[78]Tarikh al-Tabari, I, hal. 194
[79]Tarikh al-Tabari, I, hal. 381
[80] Halabiyah, hal. 106
[81] Tarikh al-Tabari, I, hal. 350



HISHAM BIN MOHAMMED

Hisham bin Mohammed juga melanjutkan kekacauan sejarah dalam literatur Islam.

Sama seperti Wahab, Hisham bin Mohammed juga mengarang sejarah Islam untuk mendukung keterangan sejarah Muhammad yang ngawur. Hisham mengatakan bahwa putra² Tubb’a, Raja Yemen, pernah menguasai China. Salah seorang putra tersebut menaklukkan Konstantinopel dan lalu mengepung kota Roma. Setelah gagal menaklukkan Roma, dia lalu pergi ke Samarkhind dan lalu mengalahkan tentara Turki dan menguasai daerah itu. Dia lalu menuju China dan bertemu dengan saudara lakinya yang menduduki China sejak tiga tahun sebelumnya. Keduanya lalu tinggal di China sampai mati, begitu kata Hisham. [82] Semua keterangan sejarah Hisham tersebut hanyalah isapan jempol belaka.
[82] Tarikh al-Tabari, I, hal. 420, 421

Hisham juga mengarang sejarah dengan mengatakan bahwa Nebukhadnezzar adalah orang Persia. Para panglimanya adalah Darius, Cyrus, dan Ahasuereus, yang semuanya menjadi Raja Babel setelah Nebukhadnezzar wafat. [83] Sejarah menunjukkan bahwa Nebukhadnezzar bukanlah orang Persia, tapi orang Khaldea. Darius, Cyrus, dan Ahasuereus yang disebut Hisham sebagai panglima perang Nebukhadnezzar sebenarnya adalah para Raja Persia terkenal yang muncul berabad-abad setelah Nebukhadnezzar wafat.Tampaknya Hisham dipengaruhi oleh keterangan hadis yang mengatakan bahwa Nebukhadnezzar, Salomo dan Alexander Agung menjadi penguasa dunia, di jaman Muhammad. [84]

[83]Tarikh al-Tabari, I, hal. 317, 318
[84]Tarikh al-Tabari, I, hal. 142, 143


Sama seperti Nabinya, Hisham pun tidak memiliki pengetahuan sejarah umum. Kesalahan² sejarah Qur’an malah didukungnya dengan tulisan sejarahnya yang ngawur. Sialnya para Muslim berpendidikan di jaman sekarang malah terus bergantung pada keterangan sejarah murahan tersebut.

IBN ABBAS

Ibn Abbas, ahli Islam dan penafsir Qur’an terkenal adalah narator yang doyan takhayul dan tak paham kronologi sejarah.

Salah satu sumber keterangan ahadis yang paling utama adalah Abdullah ibn Abbas. Dia adalah putra Abbas, paman Muhammad. Dia berusia 13 tahun saat Muhammad mati. Dia disebut sebagai "Heber al-Ummah حبر الامة, yang berarti “sang ahli negara Islam.” Ibn Abbas mengisahkan bahwa hadis Muhammad, dan merupakan salah satu penafsir Qur’an terkemuka di dunia Islam. Dia mati di tahun 690 M.

Keterangan² dari Ibn Abbas tidak dianggap sebagai sejarah ketika dia berusaha mendukung keterangan² Muhammad. Contohnya, dia mengatakan semua anak cucu Adam, sampai di jaman Nuh, adalah Muslim. [85] Dia mengatakan bahwa masyarakat Babylon adalah Muslim. [86] Sama seperti Muhammad, yang mengatakan berbagai tokoh sejarah kuno adalah Muslim, Ibn Abbas pun percaya akan keterangan Muhammad tanpa memeriksanya terlebih dahulu dengan fakta sejarah. Rupanya Ibn Abbas hidup di lingkungan yang tak memiliki pendidikan sejarah umum.

[85] Tarikh al-Tabari, I, hal. 118
[86] Tarikh al-Tabari, I, hal. 125


Ibn Abbas juga menciptakan berbagai kisah sejarah palsu tentang tokoh² Alkitab. Contohnya, dia mengarang kisah tentang tongkat Musa. Ibn Abbas mengatakan bahwa tongkat itu diberikan seorang malaikat kepada Musa saat sedang berada di Midian. Pendeta Midian, yang lalu jadi mertuanya, berdebat dengannya tentang siapakah yang lebih berhak memiliki tongkat itu, sampai akhirnya seorang malaikat datang dan memutuskan bahwa tongkat itu milik Musa. [87]

[87] Tarikh al-Tabari, I, hal. 237

Dongeng² karangan Ibn Abbas sarat dengan berbagai nama tokoh Alkitab Perjanjian Lama. Contohnya: Ibn Ishaq (yang mengutip dongeng Ibn Abbas) menulis banyak kisah tentang Og. Og adalah Raja Bashan, daerah di Trans-Yordania yang dikalahkan Musa dan bani Israel sebelum masuk ke tanah Kanaan. Kita bisa baca kisahnya di Ulangan 21. Ibn Abbas mengatakan bahwa Og tingginya adalah 800 ell. Karena satu ell adalah 3 kaki, maka tinggi Og adalah 2.400 kaki atau 800 yard, atau delapan kali panjang lapangan sepakbola. Ibn Abbas juga mengatakan bahwa Musa setinggi 10 ell, atau 30 kaki. Tapi meskipun tinggi Musa hanya mencapai tinggi tumit Og, Musa tetap mampu membinasakannya. Og begitu besar sehingga tubuhnya menjadi jembatan sungai Nil di Mesir. Meskipun tiada seorang pun di Alkitab ynag hidup lebih dari 969 tahun, Ibn Abbas mengatakan Og hidup selama 3000 tahun. [88]

[88] Tarikh al-Tabari, I, hal. 254

Sama seperti Muhammad, Ibn Abbas tetapi dipercayai Muslim karena pembaca Muslim juga buta sejarah. Mereka itu suka dongeng² takhayul yang membesar-besarkan figur sejarah atau pahlawan, seperti yang banyak ditemukan di berbagai dongeng Persia dan Arabia.


Ibn Abbas Buta Kronologi Sejarah

Sama seperti Muhammad, Ibn Abbas juga tak tahu kronologi sejarah. Dia mengatakan berbagai kisah tokoh² Alkitab tanpa mengetahui kapan mereka hidup. Hal ini terjadi terus-menerus dalam tulisannya. Contohnya, Ibn Abbas mengatakan terdapat jangka waktu 179 tahun antara jaman Musa dan Daud hidup. [89] Kita tahu dari Alkitab bahwa Musa lahir sekitar 1525 SM, dan Daud menjadi raja di sekitar tahun 1004 SM, atau setidaknya 500 tahun kemudian.

[89] Tarikh al-Tabari, I, hal. 496

Darimana Ibn Abbas mendapatkan keterangan jumlah tahun yang ngawur ini? Sebagian kisah²nya berasal dari para sahabat Muhammad. Ada kemungkinan mereka mendengarnya dari Muhammad sendiri. Ibn Abbas mengatakan kisah tentang orang di Israel yang bermimpi bahwa kehancuran Yerusalem terletak di tangan bocah miskin, putra seorang janda. Bocah ini bernama Nebukadnezzar. Maka orang Israel ini pergi ke Babel untuk mencari Nebukadnezzar. Ia menemui ibunya dan mendapatkan Nebukadnezzar sedang mengumpulkan kayu. Di pundaknya terdapat kumpulan kayu yang terikat. Orang Israel itu membeli kayu² tersebut seharga 3 denarii (mata uang Romawi), yang sebenarnya belum ada di jaman itu, dan meminta anak laki itu untuk membelikan makanan. Nebukadnezzar membeli roti, daging, anggur dengan uang tersebut, dan mereka pun memakan apa yang dibelinya. Di hari kedua dan ketiga, orang Israel itu tetap melakukan hal yang sama. Lalu dia berkata pada Nebukadnezzar, “Jika suatu hari kau menjadi Raja, apakah kau akan memberiku keamanan?” Nebukadnezzar menjawab, “Apakah kau mengejekku?” Orang Israel itu menjawab, “Tidak, tapi beri aku tanda bahwa kau tak akan membunuhku.” Ibu Nebukadnezzar berkata pada putranya, “Kau tak akan rugi apapun, jadi tulis saja surat keamanan baginya.”

Dongeng Ibn Abbas ini menghibur para Arab yang buta sejarah. Ibn Abbas pun tampak bagaikan ahli sejarah di mata mereka, karena dia begitu sering melaporkan perkataan Muhammad dan para sahabatnya, lengkap dengan latar belakang sejarahnya. Tapi orang² terpelajar jaman sekarang bisa melihat bahwa kisah² ini adalah dongeng Arab semata untuk menghibur orang saja. Fakta sejarah menunjukkan bahwa Nebukadnezzar adalah putra Nabopolassar, Raja Babylon, yang membebaskan Babylon dari penjajahan Assyria, menghancurkan kekaisaran Assyria, dan meratakan ibukotanya yakni Niniwe.

Ibn Abbas juga mengatakan bahwa Raja Israel ingin menikahi putri dari istrinya (anak tirinya). Tapi Yahya Pembaptis berkata padanya, “Haram bagimu untuk menikahinya.” Ini tentunya kisah yang salah, karena Perjanjian Baru menjelaskan bahwa Raja Herodes adalah pembunuh Yahya Pembaptis, dan Herodes bukanlah Raja Israel, melainkan orang Edom yang diangkat penjajah Romawi untuk menjadi Raja. Israel ditaklukkan Romawi di tahun 721 SM. Raja Herodes menikahi istri abangnya, yakni Philip. Herodes memerintahkan pembunuhan Yahya Pembaptis karena Yahya berani mencela Herodes yang menikahi istri abangnya, dan bukan anak tirinya seperti keterangan Ibn Abbas.

Ibn Abbas mengatakan putri tiri Raja memberinya sebuah minuman. Ketika Raja ingin ngesex dengannya, putri ini meminta kepala Yahya Pembaptis dipenggal terlebih dahulu. Raja mengabulkan permintaannya. Tapi ketika kepala dibawa padanya, Ibn Abbas mengatakan bahwa kepala itu tak hentinya mengatakan, “Haram bagimu untuk menikahinya.” Lalu Raja memerintahkan kepala itu dikubur. Tapi setelah kepala dikubur, darah muncul dari permukaan tanah dan kepala itu terus saja menangis, sehingga orang² menimbuninya dengan tanah yang lebih banyak lagi untuk menutupi darah, sampai gundukan tanah mencapai tinggi tembok. Meskipun demikian, darah terus mengalir keluar. Ketika Nebukadnezzar mendengar kisah darah tersebut, dia membalas kematian Yohanes Pembaptis dengan menghancurkan kota itu bersama bantuan pasukan Romawi. [90]
[90] Tarikh al-Tabari, I, hal. 346, 347.

Alkitab Perjanjian Baru menyatakan kisah yang berbeda tentang bagaimana Yahya Pembaptis dipenggal. Ketika putri istri Herodes menari bagi Herodes, putri ini diperintahkan ibunya untuk meminta kepala Yahya Pembaptis di atas nampan. Tapi Ibn Abbas rupanya membubuhkan berbagai bumbu pada cerita. Nebukadnezzar sebenarnya tidak hidup di jaman Yahya Pembaptis. Nebukadnezzar menghancurkan Yerusalem di tahun 586 SM, dan tentara Romawi melakukan hal yang sama di tahun 70 M. Kedua kejadian ini tak ada hubungannya dengan pemenggalan Yahya Pembaptis yang terjadi di tahun 33 M.

Ini hanya sedikit dari begitu banyak contoh dongeng karangan Ibn Abbas, tokoh Islam yang dianggap terpelajar dan sangat dipercaya umat Muslim sedunia.


Ibn Abbas Membenarkan Aturan Free Sex buatan Muhammad

Sebagai sejarawan Muslim, Ibn Abbas membenarkan berbagai hukum yang ditetapkan Muhammad. Contohnya, Muhammad menetapkan sex bebas halal bagi Muslim yang berjihad. Mereka diperbolehkan free sex dengan para wanita milik para kafir yang mereka taklukkan. Contohnya, ketika Muhammad menaklukkan Mekah, dia memperbolehkan para Muslim ngesex bebas dengan para wanita Mekah. [91]

[91] Hadis Muslim Sahih, Vol. 9, hal. 187

Free sex adalah halal bagi Muslim di jaman Muhammad, tidak hanya di saat perang, tapi juga di saat damai. Menurut hadis Muslim sahih, di jaman Muhammad dan para Kalifah, para Muslim boleh ngesex dengan para wanita, selama mereka membayar para wanita itu dengan kurma dan tepung. [92] Hadis Muslim Sahih melaporkan bahwa free sex halal bagi Muslim dan banyak dipraktekkan di jaman Muhammad dan dua Kalifah pertama, yakni Abu Bakr dan Umar. [95] Muslim Sahih juga melaporkan kesaksian para sahabat Muhammad yang mengatakan mereka dulu bebas ngesex dengan para wanita selama beberapa hari, asalkan mereka membayar para wanita itu. [94]

[92] Hadis Muslim Sahih, Vol. 9, hal. 183
[93] Hadis Muslim Sahih, Vol. 9, hal. 183
[94] Hadis Muslim Sahih, Vol. 9, hal. 184, 185, dan 187


Ada banyak ayat Qur’an yang menyiratkan penghalalan free sex. Salah satunya adalah Qur'an, Sura 4, ayat 24:

dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu. Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari istri-istri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. Maka istri-istri yang telah kamu nikmati (campuri) di antara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu kewajiban; dan tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang kamu telah saling merelakannya, sesudah menentukan mahar itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Bagian pertama ayat ini, “dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami” melarang para Muslim untuk ngesex dengan Muslimah yang telah menikah. Ayat ini tidak membicarakan pernikahan, karena tak masuk akal untuk menikah dengan wanita yang telah menikah. Ayat ini menyatakan free sex dengan para wanita yang dimiliki Muslim melalui perang atau melalui pembelian budak sex dengan uang. Ayat ini juga menerangkan “lebih jauh lagi”, yakni ngesex dengan para wanita dengan membayar wanita itu ("tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang kamu telah saling merelakannya, sesudah menentukan mahar itu."). Hal ini tentunya adalah ngesex dengan pelacur atau kawin mut’ah (bayar dulu, upacara nikah, ngesex dalam jangka waktu yang telah disetujui, dan lalu pernikahan bubar). Banyak ahli Islam yang menafsirkan ayat ini dengan mengatakan bahwa Muhammad memperbolehkan Muslim melakukan kawin mut’ah untuk beberapa saat saja, dengan syarat membayar pihak wanita dengan uang. Mengapa Muhammad memperbolehkan umatnya untuk berpartisipasi dalam kegiatan sex amoral seperti ini? Hal ini menjelaskan mengapa kedudukan wanita sedemikian rendah di masyarakat Muslim jaman sekarang.

Al-Bukhari mengutip perkataan Umar bin Hasin, sahabat Muhammad:

Ayat yang memperbolehkan free sex datang dari buku Allah – yakni Qur’an – dan kami melakukan free sex di jaman Nabi Allah. Tiada satu pun ayat Qur’an yang melarangnya atau memperingatkannya sebelum Muhammad mati. [95]
[95] Hadis Bukhari Sahih, Vol. 5, hal. 158

Hal ini menunjukkan bahwa selama jaman Muhammad, umat Muslim, melalui pelafalan Qur’an, mempraktekkan free sex dengan para wanita. Ibn Abbas membenarkan praktek free sex ini karena Muhammad memperbolehkannya dan karena Qur’an sendiri menyatakan begitu. [96]
[96] Hadis Muslim Sahih, Vol. 9, hal. 190

Di jaman sekarang, Muslim Syiah masih melakukan nikah mut’ah, karena ayat Qur’an menyatakan begitu, dan karena Muhammad mengijinkan praktek mut’ah di masa hidupnya. [97]

[97] Alessandro Bausani, L’Islam, Garzanti Milano, 1980, hal. 117

Ibn al-Nadim, sejarawan Arab terkenal, menyatakan banyak penulis Islam yang menulis keterangan membela free sex berdasarkan contoh ijin dari Muhammad sewaktu hidupnya, dan juga di jaman para Kalifah yang menggantikannya. Salah satu dari para penulis ini adalah al-Safwani yang menulis buku “Free sex dan penghalalannya, dan bantahan terhadap orang² yang mengharamkannya.” [98]

[98] Ibn al-Nadim, al-Fahrisit, hal. 197

Aturan sex amoral Muhammad bagi umat Muslim, yang dibenarkan oleh Ibn Abbas ini, menjadi dilema perdebatan Muslim sepanjang sejarah Islam. Jamal Il-Banna’, penulis kontemporer Islam dari Mesir, membela Nikah mut’ah (nikah untuk senang² sex belaka) di bukunya yang diterbitkan di Mesir, dengan mengatakan bahwa kontrak nikah sex ini mencegah pria untuk melakukan perzinahan. [99] Orang² seperti Il-Banna mengikuti aturan Muhammad dalam menghalalkan perzinahan.

[99] Jamal Il-Banna', Masuliat Fashal al-Dalah al-Islamiah, quoted by al-Hayat, Arabic Magazine

Akibatnya, nikah mut’ah, nikah misyar, yang semuanya dilakukan demi kesenangan sex belaka, sangat membudaya dalam masyarakat Arab sampai jaman sekarang. Ammianus Marcellinus menulis di tahun 378 M tentang kebiasaan di berbagai suku Arab untuk melakukan nikah dengan tujuan mendapatkan kesenangan sex belaka. [100] Dengan demikian kita melihat Muhammad mewariskan aturan amoral sex Qur’an ke kebudayaan masyarakat Arab jaman sekarang.

Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.
[100] Ammianus Marcellinus, Historiae, XIV, 4, 4


Ibn Abbas Berperan Penting dalam Menerangkan Dongeng² Qur’an

Langit Tujuh Lapis

Ibn Abbas memiliki peranan penting dalam menjelaskan dongeng² Qur’an. Kadangkala dongeng² ini dijabarkan dalam bentuk kesimpulan singkat saja yang terdiri dari satu atau dua kalimat. Dongeng² ini sukar dimengerti tanpa penjabaran dari hadis Muhammad atau keterangan dari Ibn Abbas. Biasanya, keterangan Ibn Abbas mengandung banyak detail yang memudahkan kita untuk menelusurui asal-usul dongeng² yang dinyatakan Muhammad dalam Qur’an. Ibn Abbas hidup di lingkungan di mana Muhammad hidup, sehingga dia akrab sekali dengan latar belakang dongeng² Qur’an. Contohnya adalah tafsir Ibn Abbas tentang Sura al-Talaq (65), ayat 12. Berikut adala isi Q 65:12

Ayat ini menerangkan pengertian Muhammad bahwa langit terdiri dari tujuh lapis. Muslim yang mati akan masuk lapisan surga tertentu, tergantung dari amal perbuatannya. Menurut ayat ini dan Hadis Muhammad, terdapat tujuh lapis bumi yang saling bertumpuk satu sama lain. Malaikat Jibril terang naik turun diantara tujuh lapis langit dan bumi dengan membawa perintah Allah. Muhammad mencontek gagasan ini dari kepercayaan masyarakat Mandaia di mana dewa cahaya Pthahil menciptakan tujuh lapis langit. [101] Masyarakat Mandaia juga menyebut dewa Pthahil dengan nama Jibril. [102] Tujuh lapis bumi diciptakan oleh Hibil Ziwa, yang juga dikenal dengan nama Jibril oleh masyarakat Mandaia. [103]


Di setiap lapis bumi, terdapat makhluk² ciptaan yang sama seperti di bumi ini, bahkan juga Adam seperti Adam-mu, dan Abraham seperti Abraham-mu. [104
[101] Ginza Rba, book 13, diterjemahkan oleh Yousef Matta Khuzi dan Sabih Madlul al-Suheiri, Bagdad, tahun 2001, hal. 220
[102] Diwan Masbuta d Hibil Ziwa, dari Haran Gawaita and the Baptism of Hibil Ziwa, Citta del Vaticano, Biblioteca Apostolica, hal. 34
[103] The Canonical Prayerbook of the Mandaeans, diterjemahkan oleh Drower, Leiden 1959, hal. 295


Ibn Abbas menjelaskan ayat Qur’an ini dengan mengatakan Jibril terbang naik turun membawa perintah Allah ke setiap lapis bumi. Ibn Abbas berkata:



Di setiap lapis bumi, terdapat makhluk² ciptaan yang sama seperti di bumi ini, bahkan juga Adam seperti Adam-mu, dan Abraham seperti Abraham-mu.[104]

[104] Ibn Kathir, al-Bidayah Wal Nihayah, I, hal. 20

Berdasarkan penjelasan Ibn Abbas, perintah Allah dibawa Jibril kepada para Nabi di setiap lapis bumi.


Dapur Pemanas Penyebab Air Bah

Dalam Qur’an, Muhammad mengatakan bahwa banjir Nabi Nuh disebabkan karena “dapur mendidih dan memancarkan air.” Ini merupakan dongeng Sumeria yang menerangkan adanya air kotor yang mendidih di bawah tanah, yang mengalir dari masa ke masa dan membanjiri Sungai Eufrat dan Tigris, sehingga menyebabkan tanah di daerah itu tak layak tanam. Terdapat naskah Sumeria yang mengatakan bahwa air dari dunia bawah tanah berasal dari tempat bernama “Kur,” yang mengganti air di sungai dan mematikan ladang² pertanian. [105]

[105] The Sumerians Their History, Culture, And Character, Samuel Noah Klemer, hal. 151

Dongeng Sumeria mengisahkan bahwa Ninurta, dewa badai angin selatan dan putra Enlil, dewa Sumeria atmosfir yang terkenal, menghambat datangnya air kotor dengan cara menumpukkan batu di suatu tempat di Mesopotamia. [106] Tumpukan batu ini bagaikan dapur panas yang membuat air mendidih, mencoba mengalir ke luar untuk membanjiri permukaan. Dongeng ini menjadi dasar kisah air bah Nabi Nuh dalam Qur’an, seperti yang bisa dibaca di Sura Hud (11), ayat 40:

[106] The Sumerians Their History, Culture, And Character, Samuel Noah Klemer, hal. 152


Hingga apabila perintah Kami datang dan dapur telah memancarkan air, Kami berfirman: "Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman." Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit.
Kata Tannur di Q 11:40 (diterjemahkan Depag RI jadi “dapur”) dalam bahasa Arab berarti “tungku batu.” Dongeng Tannur ini menyebar diantara masyarakat Arab. Kebanyakan penulis Arab, termasuk al-Shaabi, menyatakan bahwa Tannur ini terletak di Kufa [107], tempat di mana Sumeria terletak, dan mencoba membenarkan dongeng Qur’an. Ibn Abbas mengatakan bahwa Tannur yang mengakibatkan banjir air bah di jaman Nabi Nuh ini terletak di India. [108] Ibn Abbas menjelaskan makna sebenarnya yang dimaksud Muhammad dengan kata “Tannur” dalam Qur’an. Dari penjelasan Abbas, kita tahu bahwa Muhammad mengira air bah itu muncul dari sebuah tungku ynag terletak di Babel selatan, tapi dia menetapkan tempatnya lebih jauh daripada itu. Meskipun kisah Ibn Abbas tidak setepat kisah Syabi, tapi cukup untuk menjelaskan dongeng Mesopotamia merupakan asal-usul ayat Qur’an.


[107] Ibn Kathir, al-Bidayah Wa Nihaiah, I, hal. 114
[108] Ibn Kathir, Al Bidayah Wa Nihayah, I, hal. 114


Masyarakat Sumeria telah pernah melihat air lumpur kotor meluap membanjiri tanah mereka dari waktu ke waktu. Mereka kira air berlumpur ini berasal dari dunia bawah tanah yang memusuhi mereka. Tapi sebenarnya air berlumpuru ini terjadi ketika sungai² Eufrat dan Tigris meluap, membawa air berlumpur yang berasal dari pegunungan Mesopotamia Utara dan Turki. Karena menyebabkan banyak kesengsaraan, air berlumpur ini dianggap musuh oleh masyarakat Mesopotamia. Dongeng Sumeria tentang banjir air lumpur ini diwariskan ke setiap generasi dan dianut oleh berbagai kepercayaan dan sekte yang ada di sekitar Mesopotamia. Diantara sekte² tersebut adalah sekte Mandaia yang juga dikenal sebagai sekte Sabi (Sabian). Dalam kitab² suci Sabi, kita temukan “makhluk² bercahaya” turun ke bawah bumi, yang merupakan bagian dari tujuh lapis bumi. Mereka membawa pesan dari “Raja Cahaya” bagi orang² yang hidup di berbagai lapis bumi. Di kitab suci Mandaia berjudul Ginza Rba, tercantum kisah tentang Mandadahi, yang merupakan salah satu “makhluk bercahaya.” Dia bersaksi bahwa, setelah kembali dari bawah bumi, dia melihat “air hitam bergolak dan mencoba memancar ke permukaan bumi.” [109]

[109] Ginza Rba, book 3, first Hymn, diterjemahkan oleh Yousef Matta Khuzi dan Sabih Madlul al-Suheiri, (Bagdad, tahun 2001), hal. 51

Image

Dari keterangan itulah kita mengetahui bahwa dunia bawah bumi dikenal sebagai tempat yang bermusuhan, hitam, gelap, penuh air kotor. Hal ini persis sama dengan penjabaran Tubb’a, pemimpin Yemen yang menjabarkan matahari tenggelam di air yang berlumpur, hitam, kotor. Anggapannya ini sesuai dengan anggapan orang kuno yang mengira matahari tenggelam ke dunia bawah tanah, untuk menyirani penghuni bawah tanah, sebelum terbit kembali dan terbang ke atas untuk menerangi lapisan² langit, atau berada di langit dan menyembah para dewa.

Masyarakat Babylon percaya bahwa matahari, yakni Samas atau Utu, masuk ke pintu gerbang surga dan terbit di pintu gerbang Timur. Ada pula dongeng lain yang dipercaya orang² Babylon yang menyatakan bahwa matahari tenggelam ke bawah tanah di malam hari untuk menerangi dunia bawah tanah. Orang² Mesir juga percaya bahwa matahari tenggelam ke bawah tanah untuk menerangi dunia bawah tanah.

Agatharchides dari Cnidus melaporkan kepercayaan orang² Yemen bahwa matahari tenggelam dalam lautan, [110] dan ini berarti matahari tenggelam masuk ke dalam air di malam hari guna menerangi dunia bawah tanah. Tubb’a, ketua Yemen yang menjajah Mekah, juga percaya bahwa matahari tenggelam di dalam air berlumpur. Muhammad memasukkan kepercayaan itu ke dalam Qur’an, dan menambahkan bahwa Alexander Agung (Dzul Zulkarnaen) melihat matahari tenggelam di dalam kolam lumpur.

[110] Dari buku kelima Agatharchides of Cnidus, on the Erythraean Sea, petikan dari Photius, Bibliotheca, dikutip oleh Burstein, hal. 171-fragment 107a ; dari buku kelima Agatharchides of Cnidus, on the Erythraean Sea, petikan dari Diodorus, Library of History, dikutip oleh Burstein, hal. 171, fragment 107b

Bagaimana mungkin buku yang sarat dengan dongeng omong kosong bisa dipegang untuk jadi panduan tentang kematian dan persiapan kehidupan abadi nantinya? Buku sarat dongeng ngawur ini justru menyesatkan pembacanya dari kebenaran.

Ibn Abbas membantu kita untuk mengetahui bahwa kota Antiokhia-lah yang dikatakan Muhammad sebagai kota yang dikutuk dan lalu dihancurkan dengan jeritan keras di jaman awal Kristen. Keterangan ini tentu saja sangatlah ngawurnya.

Sebagaimana yang telah kita lihat sebelumnya dalam Qur’an Muhammad bicara tentang dua murid yang melalui sebuat kota di mana mereka akan bergabung dengan murid ketiga. Dari text Qur’an kita ketahui bahwa Muhammad mengacu pada missi Barnabas dan Paul ke kota Antiokhia. Kedatangan mereka diperkuat dengan kehadiran Silas, yang dikirim para Rasul di Yerusalem. Muhammad mengatakan masyarakat kota itu dibinasakan melalui jeritan yang keras. Ini sudah jelas adalah keterangan sejarah yang sangat salah. Ibn Abbas membenarkan bahwa kota yang dimaksud Muhammad adalah Antiokhia.

Literatur Islam kuno, yang sarat dengan mithologi (dongeng² kuno) dan keterangan sejarah yang salah diterima begitu saja oleh masyarakat Medina yang tak berpendidikan dan suka takhayul.

Ibn Abbas menyusun jembatan berguna antara dongeng² asli dan contekannya di Qur’an. Narasi dalam Qur’an menunjukkan bahwa Muhammad bingung akan fakta sejarah. Tapi baik Ibn Abbas maupun Muhammad, ataupun para tokoh utama Hadis, atau orang² yang mengutip perkataan mereka, semuanya bukanlah orang² yang terpelajar dan bukan sumber terpercaya akan sejarah Mekah, terutama sebelum 570 M, yakni Tahun Gajah. Mulai di tahun itulah masyarakat suku Quraysh, penghuni kota Mekah, mulai mencatat sejarah kotanya. Al-Shaabi, salah satu sumber keterangan terpenting bagi Ibn Ishaq, membenarkan hal itu.

Apa yang ditulis para sejarah awal Islam serupa dengan tulisan Muhammad dalam Qur’an dan hadis. Semuanya mengandung kesalahan serius dalam kronologi sejarah. Mereka mengambil berbagai dongeng (mithologi) Arabia, Persia, dan berbagai daerah Timur Tengah dan menyisipkan atau menggabungkan dengan berbagai figur dan tokoh Perjanjian Lama. Setiap orang yang menciptakan sejarah baru versinya sendiri, bisa pula membuat agama Arab baru seperti yang Muhammad lakukan.

Masa di mana orang² ini, termasuk Muhammad, hidup adalah sekitar abad ke 7 dan 8 M. Di jaman ini, Arabia dipengaruhi berbagai sekte dan agama, seperti Zorastria, Sabian – yang merupakan kombinasi agama Mandaia dan Harranisme – Manikheisme, Gnotikisme, dan dongeng² Yahudi, yang banyak tersebar di berbagai suku Arab. Agama Yudaisme yang asli disebarkan oleh suku² Yahudi. Agama Kristen tumbuh sewaktu umat Yahudi pindah agama dan memeluk Kristen, dan non-Yahudi pun melakukan hal yang sama. Agama² Arab, terutama agama Pemuja Bintang dan kepercayaan Jinn, semuanya merupakan bagian dari percampuran agama. Agama² dan sekte² ini saling mempengaruhi, terutama di daerah sekitar Mekah dan Medina. Dongeng² dari sekte² dan filosofinya kemudian dianut oleh kelompok² baru, dan jadi sumber materi yang dimuat Muhammad dan para sahabatnya dalam Qur’an.

Penduduk Medina tidak terpelajar seperti penduduk Mekah. Penduduk Mekah banyak berhubungan dengan Kekaisaran Byzantium melalui perdagangan. Dongeng² kuno dalam Qur’an diterima masyarakat Medina, sedangkan masyarakat Mekah mengenalnya sebagai “dongeng² orang jaman dulu” [111] dan keterangan ini juga tercantum dalam Qur’an.
[111] Qur’an 16:24; 27:68 ; 23:83 ; 25:5; 68:15

Suku² Aws dan Khazraj di Medina percaya sepenuhnya akan dongeng² yang dicantumkan Muhammad dalam Qur’an. Masyarakat Medina yang percaya takhayul menerima Muhammad sebagai Nabi besar, dan percaya akan keterangan sejarah ngawur yang diajukannya. Ibn Abbas terkenal sebagai ulama besar Islam, dan dia pun menyampaikan keterangan sejarah berdasarkan dongeng² Timur Tengah. Dia mendengar dongeng² ini dari ayahnya, yang merupakan paman Muhammad yang memeluk Islam. Ayahnya ini terus-menerus berada di samping Muhammad, dan mendengar dongeng² itu darinya. Ibn Ishaq, penulis sejarah Islam terkenal lainnya, tumbuh besar di Medina. Dia melebih-lebihkan bagian kisah dongeng yang tidak diterangkan Ibn Abbas. Ibn Ishaq menciptakan silsilah keturunan dan berbagai kisah dongeng dari Mekah, tapi masyarakat Medina tak percaya akan keterangannya.

Literatur primitif Islam (Qur’an) yang sarat mithologi dan kronologi sejarah ngawur diterima masyarakat Medina, dan lalu dipaksakan untuk diterima kepada masyarakat Arabia dan Timur Tengah dengan ancaman pedang. Qur’an ditampilkan sebagai sejarah dunia yang benar, dan kebenarannya tidak boleh dipertanyakan atau diragukan oleh siapapun. Karena Allah-lah yang menjadi sumber keterangan Muhammad, maka keterangan itu harus dibela Muslim, sampai² para Muslim harus menciptakan sejarah baru agar bisa menghubungkan dengan kejadian masa lalu yang sebenarnya tidak pernah terjadi. Umat Muslim mengikuti ajaran² Muhammad, meskipun tak ada satu pun dokumen sejarah kuno yang membenarkan sejarah karangan mereka. Tulisan² Ibn Ishaq dan Ibn Abbas, dan juga Wahab bin Munabbih, dianggap benar oleh umat Muslim. Sejarah karangan mereka menggantikan keterangan catatan sejarah sebenarnya karena umat Mulsim ingin mengisi kekosongan diantara klaim² Muhammad dan fakta² sejarah.

Karena tiada metoda penyimpanan arsip bersejarah dan teknologi cetak seperti jaman sekarang, maka biasanya keterangan dianggap benar jika tertulis selama empat abad oleh para penulis. Kita punya para sejarawan yang menulis tentang Arabia di abad² 7, 8, dan 9 M. Ini berarti kita punya keterangan akurat tentang Arabia selama empat abad, tapi apa yang mereka tulis sangatlah berbeda dengan apa yang ditulis oleh Ibn Ishaq, Ibn Abbas dan para Muslim lainnya yang lahir di Medina, yang menulis tentang Mekah dan Ka’bah-nya.

Dengan membandingkan tulisan sejarah kedua kelompok ini, kita bisa menarik kesimpulan tentang sejarah suku² Arab tertentu dan pola imigrasi mereka dari Yemen ke bagian Arab lainnya, termasuk bagian Bulan Sabit Subur (Fertile Crescent). Meskipun begitu, kita tidak bisa mendapatkan keterangan yang kredibel sebelum abad ke 2 M, karena para penulis hidup di sekitar abad 8 dan 9 M. Akan tetapi, dari keterangan mereka kita bisa menyimpulkan bahwa pendiri utama kota Mekah adalah suku Khuzaa’h di abad ke 4 M, dan masyarakat Quraysh mulai menempati kota itu di abad ke 5 M. Kita bisa mengambil kesimpulan bahwa pendiri utama Ka’bah adalah orang Himyarite, yang adalah orang pagan dan pemimpin Yemen, yang bernama Asa’d Abu Karb. Dia juga dikenal sebagai Abu Karb Asa’d, dan dia berkuasa di Yemen tahun 410-435 M.

Dari catatan² sejarah, kita tahu bahwa Hajar Aswad (Batu Hitam) dibawa ke Mekah dari Yemen. Para penulis Islam mengajukan berbagai keterangan tak masuk akal tentang tiadanya batu hitam itu di Mekah sebelum Quraysh hidup di kota itu, karena mereka ingin mendukung keterangan Qur’an bahwa batu itu berasal dari surga, dan sudah ada sejak jaman Abraham.

Dari pengamatan catatan sejarah pula kita bisa mengetahui apa yang sebenarnya dilakukan di sekeliling Ka’bah, asal-usul ibadah haji di Mekah. Riset sejarah haruslah berdasarkan catatan sejarah yang benar. Kita punya banyak sumber seperti itu. Para sejarawan dan ahli geografi Yunani yang mengunjungi Arabia menulis berbagai buku tentang apa yang mereka lihat. Catatan² tentang negara² yang menjajah daerah itu memberi kita keterangan yang terpercaya. Keterangan lain bisa kita dapat dari penemuan² di Arabia dan negara² sekitarnya. Alkitab juga merupakan sumber terpercaya tetnang berapa banyak suku² Arab yang bermunculan di jaman kuno. Keterangan² Alkitab mengungkapkan jalur dagang yang dilalui masyarakat kuno dari Arab, dan daftar berbagai negera dan kota di sepanjang jalur tersebut.

Keterangan penting ini menolong kita untuk mengetahui kota mana saja yang telah ada di Arabia barat sebelum jaman Kristen. Semua sumber tidak menyebut keberadaan kota Mekah sebelum abad ke 4 M. Sumber² catatan sejarah juga menerangkan sejarah kaum Ishmael – di mana mereka hidup dan ke mana mereka pergi berimigrasi. Tak ada keterangan yang menyatakan kaum Ishmael hidup di Mekah, atau menjadi pewaris atau pendiri agama monotheisme, seperti yang dinyatakan Muslim.


Mengapa Umat Muslim Perlu Mempelajari Sejarah

Umat Muslim seharusnya mempelajari sejarah yang benar dan membandingkannya dengan tulisan² yang dibuat Ibn Ishaq, Ibn Abbas, dll di abad ke 8 dan 9 M untuk mendukung dusta Muhammad. Untuk menerangkan pentingnya mempelajari hal ini, marilah lihat sejarah Afrika. Kita tahu bahwa banyak suku Afrika yang percaya sihir dan meminta bantuan para dukun jika menghadapi masalah. Semua sikap bodoh ini berhenti mereka lakukan begitu mereka menyadari akan kebenaran.

Aku tahu banyak umat Muslim yang memandang literatur Medina sebagai keterangan suci yang tak terbantahkan, meskipun penulisnya buta kronologi dan fakta sejarah. Tulisan² mereka bahkan jauh lebih kacau balau daripada tulisan² dari sekte² pagan lainnya di Timur Tengah. Aku akan menampilkan keterangan sejarah Mekah, Ka’bah, dan kaum Ishmael. Penyelidikan ini penting untuk menolong umat Muslim menemukan sejarah yang benar, dan membandingkannya dengan keterangan sejarah yang ditulis Muslim di Medina pada abad 7 dan




Back to Index


Diterjemahkan oleh Adadeh & Podrock : Netter FFI Indonesia dan dikutip dari FFI Indonesia

0 comments:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Design Blog, Make Online Money