Global Voices Advocacy - Defending free speech online

Sep 16, 2011

Islam: In The LIght Of History : II-1


Islam: Ditinjau dari Pengamatan Sejarah
Oleh Dr. Rafat Amari


diterjemahkan oleh Adadeh, Netter FFI Indonesia.

Bagian II

Sejarah Asli Mekah

Tujuan² Penyelidikan Ini

Mekah dikenal luas sebagai kota di mana umat Muslim menunaikan ibadah haji. Jika kita banyak mengetahui apa yang diajarkan pada Muslim tentang Mekah, maka kita pun akan semakin mengetahui Islam.
Penyelidikan ini bermakna penting bagi umat Kristen karena Islam adalah agama yang menyatakan diri berakar dari Perjanjian Lama, berhubungan dengan bapak segala iman, yakni Abraham. Islam juga menyatakan bahwa Abraham dan Ishmael mendirikan Ka’bah di Mekah. Penyelidikan ini akan membuktikan bahwa pernyataan ini salah, dan diharapkan bisa mencerahkan para Muslim.
Penyelidikan ini bertujuan agar orang bisa berdialog dengan umat Muslim secara lebih baik, karena mereka telah tertipu dengan mengira mereka adalah pewaris agama Abraham. Untuk bisa menjelaskan lebih baik pada Muslim, maka kita harus benar² mengerti klaim Islam dan belajar bagaimana untuk membuktikan hal itu tidak benar.
Penyelidikan ini penting bagi Muslim karena Muhammad mengganti Yerusalem, di mana Yesus disalib di Golgotha, dengan Mekah, kota pagan. Penggantian ini bertujuan untuk membatalkan tempat bersejarah di mana Yesus membayar dosa manusia di kayu salib, di mana Abraham diperintahkan untuk mempersembahkan anaknya Ishak, sebagai simbol Ayah mempersembahkan AnakNya 2000 tahun kemudian. Penggantian ini bertujuan untuk membatalkan warisan Alkitab yang berharga dengan segala nubuatnya tentan Yesus, dan mengalihkan perhatian Muslim kepada Mekah pagan, sehingga mereka tidak lagi dapat keterangan yang benar tentang Tuhan. Penyelidikan ini akan membantu Muslim untuk tidak menggantungkan nasibnya pada keterangan yang salah.

Apakah Hagar Pergi ke Mekah?

Hagar dan Ishmael hidup di padang Paran, tapi apakah kota Mekah berada di Paran seperti yang dikatakan Muslim? Muslim mengatkaan bahwa Ka’bah dibangun Abraham dan Ishmael. Mereka juga mengatakan bahwa di jaman Abraham, Mekah terkenal sebagai pusat agama monotheistik Arab yang terus berlangsung sampai Muhammad lahir. Mari kita selidiki pernyataan ini.
Ketika Ishmael masih remaja, Abraham mengusir Ishmael dan ibunya, Hagar. Alkitab mengatakan bahwa Ishmael dan Hagar, budak Mesir, pergi ke padang belantara. Alkitab tidak mengatakan mereka pergi ke jantung Arabia. Inilah yang tertulis tentang Ishmael di kitab Kejadian 21:20:
Allah menyertai anak itu, sehingga ia bertambah besar; ia menetap di padang gurun dan menjadi seorang pemanah.
Nama padang gurun ini dinyatakan di ayat berikutnya:
Maka tinggallah ia di padang gurun Paran, dan ibunya mengambil seorang isteri baginya dari tanah Mesir.
Paran itu letaknya dekat perbatasan Mesir. Kitab Bilangan 10:12 menyinggung lokasi ini sewaktu menjelaskan perjalanan Musa dan bani Israel di padang belantara, setelah Tuhan memerdekakan mereka dari Mesir:
Lalu berangkatlah orang Israel dari padang gurun Sinai menurut aturan keberangkatan mereka, kemudian diamlah awan itu di padang gurun Paran.
Ayat di atas menjelaskan bahwa Paran merupakan bagian dari Sinai, dan padang gurun terdekat dengan Gunung Sinai. Ketika penulis Islam membaca Alkitab bahwa Ishmael hidup di padang gurun Paran, mereka mencoba meyakinkan umat Muslim bahwa Paran adalah Mekah. Tapi keterangan Alkitab adalah jelas: Paran adalah bagian dari Sinai, dekat Gunung Sinai.
Kitab Bilangan menjelaskan lokasi padang gurun Paran bukanlah di sebelah selatan Gunung Sinai, tapi di sebelah utaranya, dan sangat dekat dengan perbatasan Palestina selatan. Ketika Musa mengirim mata² ke Tanah Perjanjian (Kanaan), para mata² Israel berangkat dari padang gurun Paran, karena daerah ini merupakan daerah terdekat Sinai ke kota² Palestina. Silakan baca keterangannya di Bilangan 13:1-3 sebagai berikut:
TUHAN berfirman kepada Musa:
Suruhlah beberapa orang mengintai tanah Kanaan, yang akan Kuberikan kepada orang Israel; dari setiap suku nenek moyang mereka haruslah kausuruh seorang, semuanya pemimpin-pemimpin di antara mereka.
Lalu Musa menyuruh mereka dari padang gurun Paran, sesuai dengan titah TUHAN; semua orang itu adalah kepala-kepala di antara orang Israel.
Di ayat ke-22 di bab yang sama tertulis bahwa mata² tersebut masuk Hebron, kota utama di Kanaan Selatan. Hal ini menjelaskan dengan tepat bahwa Paran merupakan bagian dari Sinai, yang terletak di perbatasan selatan Kanaan. Tidak hanya di kitab Bilangan, tapi ayat² lain Alkitab juga menyatakan lokasi Paran yang sama. Lihat kitab Ulangan 1:1 sebagai berikut:
Inilah perkataan-perkataan yang diucapkan Musa kepada seluruh orang Israel di seberang sungai Yordan, di padang gurun, di Araba-Yordan, di tentangan Suf, antara Paran dengan Tofel, Laban, Hazerot dan Di-Zahab
Ayat ini menyatakan bahwa Paran terletak diantara sungai Yordan dan perbatasan selatan Kanaan. Daerah selatan Israel merupakan tempat berlindung bagi mereka yang ditindas raja² Israel. Karena Paran merupakan daerah perbatasan Israel yang dekat Hebron dan kota² selatan Israel, maka Daud pergi ke Paran tatkala Samuel wafat, seperti yang tercantum di 1 Samuel 25:1 sebagai berikut:
Dan matilah Samuel; seluruh orang Israel berkumpul meratapi dia dan menguburkan dia di rumahnya di Rama. Dan Daud berkemas, lalu pergi ke padang gurun Paran.
Image
Peta Kanaan di jaman Perjanjian Lama. Jalur biru adalah jalur perjalanan Abraham di Kanaan, Kejadian 12-13. Jalur Ungu adalah jalur penyerangan Kedorlaomer melawan raja² Kanaan, Kejadian 14.

Ref. "Collins Atlas of the Bible', edited by James Pritchard, hal. 33.
Karena lokasi Paran, maka tak heran apabila Ishmael bisa bertemu Ishak lagi dengan mudah ketika ayah mereka, Abraham, wafat dan dikuburkan. Lihat keterangan di Kejadian 25: 9 sebagai berikut:
Dan anak-anaknya, Ishak dan Ismael, menguburkan dia dalam gua Makhpela, di padang Efron bin Zohar, orang Het itu, padang yang letaknya di sebelah timur Mamre,
Gua Makhpela itu terletak di Hebron, yakni sekitar 1000 mil jauhnya dari kota Mekah yang baru dibangun di abad ke-4 M. Jika Paran terletak di jantung Arabia, seperti yang dinyatakan Muslim, maka Ishmael harus melakukan perjalanan selama empat bulan dari Mekah ke Hebron. Hukum penguburan jenazah dan keadaan alam mengharuskan Abraham untuk segera dikubur di hari yang sama setelah dia wafat. Karena dia bisa tiba di upacara penguburan tepat waktu, Ishmael tentunya hidup di Paran dekat Heborn, yang adalah perbataan Kanaan.

Akan tetapi, Muslim mencari akal untuk menjelaskan masalah lama perjalanan ini. Karena mereka tahu adanya jarak yang jauh antara Mekah dan tempat Abraham hidup di Kanaan, hadis mengatakan Bouraq, unta bersayap, mengangkut Abraham dari Hebron ke Mekah. Kata mereka, Abraham mengunjungi Ishmael di Mekah. Bouraq itu adalah makhluk yang sering disebut di berbagai dongeng Timur Tengah, seperti Persia, jauh sebelum jaman Muhammad.

Perihal Bouraq atau unta bersayap tercantum di tulisan literatur Zoroastria, yakni tulisan Pahlavi dari kitab suci Dinkard, yang beisi keterangan tentang Avesta. Dinyatakan bahwa Nabi Kai-Khusrois mengubah Dewa Air Vae menjadi makhluk berbentuk unta. Dia lalu menunggangi unta itu dan pergi mengunjungi tempat di mana dewa² Persia berada. Menurut bab Dinkard, Kai-Khusrois akan kembali untuk membangkitkan kembali agama Zoroastria di seluruh dunia. [1] Buku ini menjelaskan bahwa unta bersayap merupakan kendaraan para Nabi Zoroastria, ketika melakukan perjalanan ke surga atau tempat lain yang tersembunyi di jagad raya. Nantinya, Muhammad menyatakan bahwa dia pun mengendarai Bouraq untuk pergi ke surga. Lalu Muslim pun mengarang di hadis bahwa Abraham naik Bouraq dari Kanaan untuk pergi ke Mekah. Banyak kejadian dalam Alkitab yang menjelaskan bahwa Ishmael tetap hidup di Paran selama hidupnya.
[1] Dinkard-Book IX, Chapter XVIII, 2-7 , Pahlavi Texts, Part IV, diterjemahkan oleh E.W. West, The Sacred Books of the East, Volume 37, Published by Motilal Banarsidass, Delhi, 1969, hal. 224-225

Sumur yang ditunjukkan Tuhan pada Hagar di padang gurun Bersyeba bukanlah sumur Zamzam di Mekah.
Kita membaca di kitab Kejadian bahwa Ishmael hidup di bagian selatan Kanaan dekat keponakan lakinya Esau. Alkitab dengan terperinci menjelaskan hubungan keduanya, menunjukkan bahwa mereka sering saling mengunjungi. Ishmael tentunya hidup di sana selama bertahun-tahun, karena Esau menikahi anak perempuan Ishmael, begitu menurut kitab Kejadian 28:9. Pada saat itu, ketika Ishmael dan ibunya (Hagar) diusir dari rumah Abraham di Bersyeba, Palestina Selatan, mereka berdua tentunya tidak bisa jalan lebih daripada 50 sampai 100 mil saja sebelum air di kantung kulit Hagar habis. Begini keterangan di kitab Kejadian 21:14-21
Keesokan harinya pagi-pagi Abraham mengambil roti serta sekirbat air dan memberikannya kepada Hagar. Ia meletakkan itu beserta anaknya di atas bahu Hagar, kemudian disuruhnyalah perempuan itu pergi. Maka pergilah Hagar dan mengembara di padang gurun Bersyeba.
Ketika air yang dikirbat itu habis, dibuangnyalah anak itu ke bawah semak-semak,
dan ia duduk agak jauh, kira-kira sepemanah jauhnya, sebab katanya: "Tidak tahan aku melihat anak itu mati." Sedang ia duduk di situ, menangislah ia dengan suara nyaring.
Allah mendengar suara anak itu, lalu Malaikat Allah berseru dari langit kepada Hagar, kata-Nya kepadanya: "Apakah yang engkau susahkan, Hagar? Janganlah takut, sebab Allah telah mendengar suara anak itu dari tempat ia terbaring.
Lalu Allah membuka mata Hagar, sehingga ia melihat sebuah sumur; ia pergi mengisi kirbatnya dengan air, kemudian diberinya anak itu minum.
Allah menyertai anak itu, sehingga ia bertambah besar; ia menetap di padang gurun dan menjadi seorang pemanah.
Maka tinggallah ia di padang gurun Paran, dan ibunya mengambil seorang isteri baginya dari tanah Mesir.
Berdasarkan ayat² di atas, sumur yang ditunjukkan Tuhan pada Hagar terletak di Bersyeba, tak jauh dari tempat Abraham tinggal di Kanaan Selatan. Sumur itu tidak mungkin sumur Zamzam di Mekah, seperti yang diklaim Muslim, karena sumur Mekah itu terletak lebih dari 1000 mil dari Bersyeba. Sudah tentu Hagar tak mungkin membawa suplai air untuk berjalan sejauh 1000 mil. Bahkan seandainya dia punya bekal makan dan minum, dia tak mungkin bisa menempuh jarak jauh antara Hebron dan Mekah karena ini berarti dia harus melampaui gurun pasir yang tak berpenghuni, yang tak terlampaui di jamannya, tanpa ada kota atau desa baginya untuk istirahat. Dia butuh waktu lebih dari setahun untuk berjalan kaki dari Hebron ke Mekah, tanpa kafilah apapun, dan tanpa petunjuk arah perjalanan dari siapapun karena daerah itu tak terjelajahi.

Catatan sejarah pertama orang Mesir tentang Yemen ditulis di abad ke 14 SM, berabad-abad setelah jaman Hagar. Baru di abad ke 14 SM-lah orang Mesir mengetahui bahwa ada penduduk yang tinggal di Yemen. Sejarawan Mesir ini memberi keterangan pada kita tentang tanah tersebut. Catatan tertua tentang Arabia selatan ditulis di jaman Firaun, yakni Tuthmosis III, di tengah abad ke 14 SM. [2] Baru di abad ke 12 SM terbentuklah kerajaan pertama di Yemen, bernama Kerajaan Sabian, sekitar 9 abad setelah Abraham hidup. Jadi sebelum berdirinya kerajaan Sabaia, daerah gurun diantara Palestina dan Yemen belum pernah dilalui oleh kafilah apapun. Kota² yang dibangun di sepanjang jalur perjalanan kafilah baru muncul lama setelah itu, karena jalur itu tidak pernah dilalui masyarakat Yemen sampai waktu yang sangat lama. Menurut para sejarawan, jalur layar ditemukan sebelum jalur daratan, karena perjalanan laut lebih cepat dan tidak seberbahaya jalur daratan. Para ahli yakin bahwa jalur laut dipakai sebelum abad ke 12 SM, dan jalur daratan di sepanjang Laut Merah baru dibentuk sesudah abad ke 3 SM.

Dengan begitu, pernyataan bahwa Hagar dan Ishmael menyeberangi gurun pasir Mekah merupakan pernyataan yang sangat ngawur, dan hanya bisa diterima orang yang sama sekali tak mengerti sejarah Arabia. Di jaman Hagar, tiada hubungan apapun antara Palestina dan Yemen; tiada kerajaan apapun di Yemen; dan tak ada suku bangsa apapun yang ada di daerah Arabia Barat, di mana nantinya Mekah didirikan. Seperti yang kukatakan sebelumnya, jalur daratan dari Yemen ke Arabaria Utara dekat Laut Merah baru mulai dibentuk di abad ke-3 SM. Sejak itu, beberapa desa dibangun sebagai tempat peristirahatan para kafilah. Sebelum itu, kafilah² selalu menghindari gurun pasir berbahaya tersebut. Orang² Yemen dulu lebih memilih berlayar di Laut Merah untuk menghindari perjalanan gurun yang lama dan berbahaya, dan untuk mencapai pelabuhan² dekat Ilat, yang sekarang merupakan pelabuhan² di Israel dekat Aqaba, di Yordania. Beberapa kota di sepanjang Laut Merah baru didirikan setelah berbagai jalur perjalanan daratan mulai bermunculan di abad ke 1 M. Tapi bukan di Mekah.

Para geografer Yunani dan Roma melalui jalur perjalanan tersebut setelah dibentuk di abad ke 3 SM. Mereka menulis tentang berbagai desa dan kota yang telah berdiri di sepanjang Laut Merah, di mana nantinya Mekah didirikan. Mereka mencatata tentang desa² kecil dan tempat² istirahat kafilah. Mereka menulis tentang setiap kuil yang ada di bagian² Arabia Barat. Tak ada satu pun yang menyebut tentang kota Mekah, atau bahwa ada kuil Ka’bah di Mekah.

Para geografer juga menjabarkan adanya berbagai suku dan masyarakat yang hidup di Arabia Barat. Tapi, ketika menerangkan tentang daerah di mana Mekah nantinya dibangun, semuanya berkata bahwa daerah itu adalah daerah pasir yang tak berpenghuni, yang kadangkala saja dilalui masyarakat nomadus. Daerah itu tak memiliki tempat tinggal atau desa apapun. Kita punya penjelasan akan fakta ini sejak jaman Herodotus, sejarawan dan geografer Yunani terkenal yang hidup di abad ke 5 SM, dan juga di jaman setelah dia wafat sampai abad ke 4 M. Dari 5 SM sampai 4 M, beberapa sejarawan Yunani dan Romawi melalui jalur perjalanan tersebut dan menulis pengalaman mereka.
Image
Sejarawan dan geografer Yunani Herodotus.
Catatan sejarah mereka dengan jelas tidak menyinggung Mekah sama sekali sebelum jaman Kristen, atau beberapa abad pertama setelah Yesus hidup di bumi. Hal ini dengan tegas membantah klaim Islam bahwa Mekah sudah ada sejak jaman Abraham, dan juga membantah keterangan Qur’an bahwa kuil Ka’bah di Mekah dibangun oleh Ishmael dan Abraham. Dengan demikian, sejarah menunjukkan tiadanya hubungan antara kuil pagan dan agama monotheistik Alkitab dengan Abraham sebagai pendirinya.
Peta Timur Tengah di jaman Raja Salomo (971 - 931 SM). Mekah tak ada di peta Jazirah Arabia, karena memang belum ada.

TimTeng1.jpg (115.12 KiB) Viewed 612 times TimTeng1.jpg

Back to Index


Diterjemahkan oleh Adadeh & Podrock : Netter FFI Indonesia dan dikutip dari FFI Indonesia

 


Back to Index


Diterjemahkan oleh Adadeh & Podrock : Netter FFI Indonesia dan dikutip dari FFI Indonesia

0 comments:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Design Blog, Make Online Money