Global Voices Advocacy - Defending free speech online

Sep 16, 2011

Islam: In The LIght Of History - IV-1

Islam: Ditinjau dari Pengamatan Sejarah

Islam: Ditinjau dari Pengamatan Sejarah

Oleh Dr. Rafat Amari

diterjemahkan oleh Adadeh, Netter FFI Indonesia.

Bagian IV - 1 - Kasus Ismail dan Islam

1. Ismail dan keberadaan mereka berdasarkan sejarah

Klaim bahwa Ismail beserta anak keturunannya hidup dan tinggal di Mekah, membangun kabah disana dan mendominasi Arab adalah sangat tidak berdasar sejarah. Jika kita pelajari sejarah arab secara langsung, kita bisa terhindar ancaman terselewengkan dari wahyu Tuhan dalam al kitab.

Hadis mengklaim bahwa Ismail dan ibunya yg orang mesir meninggalkan Palestina dan tinggal di Mekah. Hadis juga mengklaim ismail dan ayahnya, Abraham/Ibrahim, membangun Kabah di Mekah. Dikatakan bahwa Ibrahim berangkat ke Mekah mengendarai Unta bersayap. Hadis juga menyatakan anak2 ismail tinggal di Mekah dan Yaman, dan keturunannya, ismaelit, juga tinggal disana.

Semua ini ditulis dalam Hadis islam agar muslim bisa menghubung-hubungkan Muhammad dengan Ismail, meski kita tahu bahwa Muhammad berasal dari suku Quraish, yang aslinya adalah dari keluarga Sabian, dan tidak pernah tersangkut hubungan keluarga dengan Ismail.

Sebelumnya kita telah pelajari bahwa Mekah tidak ada sebelum abad 4 Masehi. Ini menunjukkan kita bahwa klaim islam akan Ibrahim dan ismail tinggal di Mekah adalah juga salah secara sejarah. Kita juga sekarang tahu bahwa komunikasi antara Palestina dan Arab tengah, barat serta selatan adalah tidak mungkin, sampai kota2 dibangun di oasis2 Arab utara sekitar abad 10 dan 9 SM.

Penelitian sejarah Kaum Ismael sangat menarik. Kita baca mereka tinggal didaerah dimana Mekah akhirnya dibangun. Kita lihat lewat penelaahan2 terdahulu bahwa daerah sekitar Mekah belum ditinggali sepanjang perioda Assyria dan Kaldean (10 SM – 6 SM), dan sepanjang jaman para penulis dan pembuat peta orang Yunani dan Romawi (abad 5 SM hingga era kristian).

Ismael tinggal di Gurun Paran sepanjang hayatnya, sebuah padang gurun dibagian timur Laut Sinai, bukannya di Mekah.

Baik sejarah maupun Alkitab memberitahu kita bahwa Ismael tinggal bersama ibunya, Hagar, di Gurun Paran, timur Laut Sinai tidak jauh dari perbatasan Palestina Selatan. Paran adalah juga tempat dimana Musa mengirim 12 orang mata-mata utk mengumpulkan informasi tentang Tanah Perjanjian Kanaan. Ismael tinggal di daerah Sinai sepanjang hidupnya. Salah satu fakta yang telah saya berikan sebelumnya sebagai bukti tentang ini adalah bahwa Ismael dan Ishak hadir ketika penguburan Ayahnya, Ibrahim/Abraham. Jika Ismael tinggal di tengah2 daerah Arab bag Barat, dia tidak mungkin bisa menghadiri penguburan ayahnya itu. Jarak antara Mekah sekarang dan Hebron (tempat dimana Abraham meninggal) sekitar 1500 km. Saat itu utk melakukan perjalanan 1.500 km akan memakan waktu lebih dari lima bulan. Kondisi cuaca disana mengharuskan orang yang meninggal dikubur pada hari yang sama. Karena Ismael tinggal di Paran yang dekat dengan Hebron, maka dia dapat dengan mudah pergi ke Hebron dalam waktu kurang dari satu hari.

Tempat Tinggal Ismael telah ada sebelum dia lahir

Pertama kali Hagar meninggalkan rumah Abraham, dia pergi ke padang gurun Shur. Padang gurun ini terdapat di perbatasan Sinai dan Mesir, sepertinya Hagar berusaha utk kembali ke kampung halamannya, Mesir. Kita baca dalam kitab Kejadian 16:7-10:

Lalu Malaikat TUHAN menjumpainya dekat suatu mata air di padang gurun, yakni dekat mata air di jalan ke Syur. Katanya: "Hagar, hamba Sarai, dari manakah datangmu dan ke manakah pergimu?" Jawabnya: "Aku lari meninggalkan Sarai, nyonyaku." Lalu kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: "Kembalilah kepada nyonyamu, biarkanlah engkau ditindas di bawah kekuasaannya." Lagi kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: "Aku akan membuat sangat banyak keturunanmu, sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya." Selanjutnya kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: "Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismael, sebab TUHAN telah mendengar tentang penindasan atasmu itu. Seorang laki-laki yang lakunya seperti keledai liar, demikianlah nanti anak itu; tangannya akan melawan tiap-tiap orang dan tangan tiap-tiap orang akan melawan dia, dan di tempat kediamannya ia akan berhadapan dengan semua saudaranya."
Sang Malaikat menetapkan bahwa Ismael ditakdirkan utk hidup “ditempat kediamannya menentang semua saudara2nya.” Artinya, “tinggal didaerah dimana keturunan saudaranya Ishak juga tinggal.” Anda mungkin ingat turunan Ishak adalah Yakub dan Esau. Yakub tinggal ditanah Kanaan, dikenal sebagai Palestina, sementara Esau tinggal di Jordan selatan. Ismael tinggal diantara kedua daerah tsb, dipadang gurun Paran, persis seperti yang dikatakan sang malaikat sebelum Ismael lahir. Secara sejarah, kita akan melihat keturunan2 Ismael terus bertempat tinggal didaerah yg sama. Keturunan Ismael pindah ke Jordan Selatan, ke Sinai dan hingga utara ke arah Gilead dan daerah lain di padang gurun Mesopotamia, tapi mereka sama sekali tidak pernah pindah kedaerah dekat Mekah.

Bukti2 lain bahwa Ismael menghabiskan hidupnya di Timurlaut Sinai

Jika kita ikuti sejarahnya Ismael, kita lihat dia tetap tinggal di Palestina Selatan. Dia bersosialisasi dengan ponakannya Esau, anak dari Ishak. Pada akhirnya Esau menikahi anak perempuan Ismael dan pindah ke selatan Trans-Jordan, tidak jauh dari Paran dimana Ismael tinggal.

Anak perempuan pertama dari Ismael yg dinikahi Esah adalah Mahalath, dalam Kitab Kejadian 28:9 kita baca:

Sebab itu ia pergi kepada Ismael dan mengambil Mahalat menjadi isterinya, di samping kedua isterinya yang telah ada. Mahalat adalah anak Ismael anak Abraham, adik Nebayo
Ini terjadi ketika Ismael masih hidup. Alkitab tidak menceritakan anak keturunan dari pernikahan Esau dan mahalath. Tapi ada disebutkan anak perempuan Ismael yg lain, Basmath, dalam Kejadian 36:3. Esau juga mengambilnya sebagai istri dan melahirkan anak2 lelaki bagi Esau. Setelah dia menikahi Basmath, kita baca:

36:6 Esau membawa isteri-isterinya, anak-anaknya lelaki dan perempuan dan semua orang yang ada di rumahnya, ternaknya, segala hewannya dan segala harta bendanya yang telah diperolehnya di tanah Kanaan, lalu pergilah ia ke negeri lain dan ia meninggalkan Yakub, adiknya itu.
36:7 Sebab harta milik mereka terlalu banyak, sehingga mereka tidak dapat tinggal bersama-sama, dan negeri penumpangan mereka tidak dapat memuat mereka karena banyaknya ternak mereka itu.
36:8 Maka menetaplah Esau di pegunungan Seir; Esau itulah Edom.
Ketika Esau di Kanan, dia bisa bersosialisasi dengan Ismael, karena Ismael tinggal di Paran, tidak jauh dari perbatasan Kanaan.

Hal lain yang disebutkan dg jelas dalam Alkitab adalah bahwa Ismael tinggal “berhadapan dg semua saudara2nya.” Frasa ini secara umum berarti bahwa dia tinggal sepanjang hidupnya didaerah yg itu2 juga. Didaerah itu pulalah tinggal anak2 dari saudaranya, Ishak. Yakub tinggal di Palestina, dan Esau tinggal di Edom di Jordan Selatan.

Keturunan Ismael terus tinggal di Sinai hingga abad 19 SM

Keturunan Ismael dijaman Yusuf digambarkan sebagai pedagang antara Gilead (Jordan utara, perbatasan Syria) dan Mesir. Yusuf dibawa ke Mesir sekitar 1863-1860 SM.

Kita baca dalam Kitab Kejadian 37 dimana anak2 Yakub menjual Yusuf, saudaranya, ke sebuah perusahaan keturunan dari Ismael yang datang dari Gilead membawa balsem dan barang2 lain ke Mesir.

Kitab Kejadian 37:25-28
37:25 Kemudian duduklah mereka untuk makan. Ketika mereka mengangkat muka, kelihatanlah kepada mereka suatu kafilah orang Ismael datang dari Gilead dengan untanya yang membawa damar, balsam dan damar ladan, dalam perjalanannya mengangkut barang-barang itu ke Mesir.
37:26 Lalu kata Yehuda kepada saudara-saudaranya itu: "Apakah untungnya kalau kita membunuh adik kita itu dan menyembunyikan darahnya?
37:27 Marilah kita jual dia kepada orang Ismael ini, tetapi janganlah kita apa-apakan dia, karena ia saudara kita, darah daging kita." Dan saudara-saudaranya mendengarkan perkataannya itu.
37:28 Ketika ada saudagar-saudagar Midian lewat, Yusuf diangkat ke atas dari dalam sumur itu, kemudian dijual kepada orang Ismael itu dengan harga dua puluh syikal perak. Lalu Yusuf dibawa mereka ke Mesir
Perhatikan ayat 28, alkitab menyebut saudagar2 dari Midian dan orang Ismael. Dalam Kejadian 39:1, orang yang mengambil Yusuf ke Mesir sekali lagi disebut orang Ismael. Perubahan istilah dari ‘orang Ismael’ ke ‘Orang Midian’ tumbuh karena perserikatan yg dijalin antara orang Ismael dan orang Midian, yang juga menghuni daerah selatan Sinai. Kita temukan ini dalam kitab Hakim-hakim, yang akan kita bahas kemudian.

Ayat2 dalam Kitab Kejadian bab 37 dan 39 menunjukkan bahwa di abad 19 SM orang2 Ismael tinggal di Palestina selatan dan kemungkinan satu atau lebih suku mereka menghuni sekitar Trans-Jordan dan Gilead, dimana mereka menghasilkan produk rempah2 dan hasil pertanian seperti minyak, balsam dan myrrh. Kelompok ini berdagang dengan negara2 tetangga seperti negara Mesir yg ada diperbatasan Sinai. Jika orang2 Ismael tinggal didaerah dimana Mekah belakangan dibangun, lalu gimana mereka berjalan sejauh itu ke Gilead diperbatasan Syria? Jika mereka hidup dekat Mekah, akan lebih mudah bagi mereka utk mendapatkan rempah2 yang lebih berkualitas dari Yaman. Yaman jauh lebih dekat dengan Mekah. Terlebih lagi, karena Mekah dibangun dijalur Yaman ke Palestina, orang2 Ismael tidak perlu bepergian utk mendapatkan rempah2 terbaik dari Yaman karena karavan yg membawa Rempah2 Yaman akan selalu liwat tempat mereka. Produk2 Yamani dikenal terbaik didunia pada jamannya.

Hal lain yg penting adalah padang gurun Mekah dan lembahnya dikenal akan tanaman Balsam. Tanaman Mekah ini – pohon pendek di gurun pasir – mendapat popularitas khusus didunia Muslim abad pertengahan, dan menjadi sumber resin [Cf.Lane, Lexicon, S.V.Balsan; Grohmann, Südarabien, 1, 156; cf Jacob, Beduinenleben, p. 15.; quoted by Patricia Crone, Meccan Trade, Princeton University Press, 1987, page 65]. Berdagang balsam Mekah dimulai hanya setelah islam bangkit di awal abad 7 M [Patricia Crone, Meccan Trade, Princeton University Press, 1987, page 66]. Karena pohon balsam adalah pohon lokal daerah sekitar Mekah, siapapun yang hidup dijaman Yusuf akan menemukan pohon itu dekat rumah mereka di Mekah. Jadi utk apa pergi ke Gilead membeli Balsam? Utk apa membayar mahal utk sesuatu yang dapat mereka temukan dengan mudah dan gratis dekat rumah mereka? Mereka pergi ke Gilead karena Gilead lebih dekat dengan rumah mereka daripada Padang Gurun Mekah.

Semua ini memastikan kisah alkitab bahwa orang2 Ismael tinggal dekat dengan ayah mereka, Ismael, tinggal: di padang gurun Paran, perbatasan Trans-Jordan. Karena jalur dagang antara Palestina dan Mesir, mereka melakukan kontak antara Palestina timur dan Palestina selatan dari utara dan dengan Padang Gurun Shur di barat laut. Lokasi strategis orang2 Ismael di Paran – antara Jordan utara dan jalur dagang ke Mesir – membuat mereka, yg pedagang lokal, bisa membeli produk dari tetangga2 dan menjualnya ke Mesir, konsumen paling penting mereka saat itu.

Mengklaim bahwa Ismael dan keturunannya tinggal di Mekah dan membangun ka’bah lalu mendominasi Arab tidaklah berdasarkan sejarah. Muslim harusnya tidak berkeras berpegangan akan apa yang diajarkan pada mereka. Mereka harus menyelidiki sejarah sendiri. Ini akan membantu mereka mengerti wahyu Tuhan yang ada dalam alkitab agar mereka bisa mendapat kebenaran yang bisa membawa mereka pada kebebasan. Tidaklah sulit utk mendapat jalan yang lurus, karena jalan bengkok penuh dengan kesalahan2 sejarah yang jelas bagi pikiran jujur dan penuh pertanyaan.

Lokasi orang2 Ismael dijaman Musa

Kita lanjutkan penelaahan akan orang2 Ismael, yang merupakan keturunan Ismael, anak dari Abraham dari Hagar. Kita akan melihat tanah tempat tinggal mereka sepanjang sejarah dan khususnya, dimana mereka tinggal ketika jaman Musa.

Musa lahir sekitar tahun 1525 SM. Dia habiskan 40 tahun hidupnya di Sinai selatan dekat Gunung Sinai, daerah yang dihuni oleh orang2 Midian ketika itu. Ini terjadi setelah dia kabur dari mesir ketika Firaun tahu dia telah membunuh orang mesir yang membunuh orang israel.

Di Sinai dia tinggal bersama Jethro, pendeta Midian, dan menikahi salah seorang putrinya. Musa menjadi penghuni Sinai, menggembalakan ternak mertuanya. Ini terjadi sebelum Tuhan muncul padanya dan memerintahkan utk kembali ke Mesir dan membawa orang2 Israel keluar dari Mesir. Bukan saja Musa tinggal selama 40 tahun di Sinai, tapi dia juga menghabiskan 40 tahun hidupnya berkelana di padang gurun Sinai sebelum Tuhan mengijinkan orang2 Israel memasuki Kanaan. Masa 40 tahun kedua terjadi karena hukuman tuhan terhadap orang2 Israel, yg meskipun telah diberikan mukjijat2 di Mesir, tapi tetap memberontak terhadapNya ketika Dia memerintahkan mereka utk menaklukan tanah perjanjian.

Tidak lama setelah orang israel meninggalkan Mesir, Tuhan memerintahkan Musa utk mengirim 12 orang mata-mata ke Kanaan utk persiapan menaklukan tanah tsb. Ketika mata2 itu kembali dengan laporan betapa kuat dan tinggi orang2 Kanaan itu, orang2 Israel merasa takut. Mereka tidak yakin bahwa Tuhan akan membantu mereka, jadi mereka berontak. Mereka ingin membunuh Musa dan kembali ke Mesir. Itu sebabnya Tuhan marah dan bersumpah bahwa generasi Musa tidak akan masuk tanah perjanjian, melainkan anak2 mereka. Jadi dia membuat mereka berkelana di padang gurun Sinai sampai generasi tua meninggal di padang gurun itu.

Musa hidup di Sinai selama 80 tahun, lima buku yang ditulis Musa atas inspirasi Tuhan, yg dikenal sebagai Pentateuch, adalah sumber yang sangat bisa diandalkanakan lokasi2 orang2 Ismael. Dalam 80 tahun itu, Musa mengontak orang2 Midian dan pastinya juga dengan orang Ismael dan Amalek, orang2 yang ditulis dalam Pentateuch sebagai penghuni Sinai saat itu.

Dihuninya Sinai oleh orang Amalek, Midian dan Ismael

Orang Amalek adalah suku yang diturunkan Edom, adalah keturunan Esau, Anak pertama Ishak. Orang Edom tinggal di bagian selatan Trans-Jordan, tapi orang Amalek tinggal di bagian timur Sinai dan melakukan kontak dengan orang Edom. Orang Midian tinggal di selatan sekitar gunung Sinai, sebelah Teluk Aqaba, juga dipanggil sebagai orang Elath. Orang Ismael adalah orang2 Nomad yang menempati baik utara dan tengah dari Sinai sejauh perbatasan Palestina. Orang Ismael tidak terorganisir secara militer seperti suku2 Amalek dan Midian. Setidaknya sampai jaman Gideon dimana Ismael mulai terorganisir secara militer dibawah sekutu yang dipimpin oleh orang Midian dan Amalek.

Laporan Musa (Penghuni Sinai selama 80 tahun) mengenai lokasi orang Ismael dijamannya

Musa, yang menghuni Sinai selama 80 tahun, bisa dianggap sebagai cendekiawan atau ahli akan macam2 etnis orang yang tinggal di sekitar Sinai. Tulisan2 Musa dalam kitab Kejadian bisa dijadikan dokumen penting mengenai sejarah orang Ismael dijaman kuno. Dalam Kejadian 25:12-18 dia menjelaskan bagaimana dia mengamati suku Ismael :

25:12 Inilah keturunan Ismael, anak Abraham, yang telah dilahirkan baginya oleh Hagar, perempuan Mesir, hamba Sara itu.
25:13 Inilah nama anak-anak Ismael, disebutkan menurut urutan lahirnya: Nebayot, anak sulung Ismael, selanjutnya Kedar, Adbeel, Mibsam,
25:14 Misyma, Duma, Masa,
25:15 Hadad, Tema, Yetur, Nafish dan Kedma.
25:16 Itulah anak-anak Ismael, dan itulah nama-nama mereka, menurut kampung mereka dan menurut perkemahan mereka, dua belas orang raja, masing-masing dengan sukunya.
25:17 Umur Ismael ialah seratus tiga puluh tujuh tahun. Sesudah itu ia meninggal. Ia mati dan dikumpulkan kepada kaum leluhurnya.
25:18 Mereka itu mendiami daerah dari Hawila sampai Syur, yang letaknya di sebelah timur Mesir ke arah Asyur. Mereka menetap berhadapan dengan semua saudara mereka.
Kita mengerti dari ayat2 ini bahwa keturunan Ismael sudah terorganisir menjadi 12 suku dijamannya Musa. Setiap suku diperintah oleh seorang raja. Musa juga menjelaskan daerah tempat tinggal mereka masing2; yaitu antara Hawila sampai Shur. Musa menulis: “Mereka itu mendiami daerah dari Hawila sampai Syur, yang letaknya di sebelah timur Mesir ke arah Asyur.” Kita bisa tahu dibagian mana di Sinai dua lokasi itu berada.

Mengidentifikasi daerah yg disebut “Dari Hawila sampai Syur” yang disebutkan Musa tentang lokasi orang2 Ismael dijamannya

Frase “dari Wahila sampai Syur” digunakan dalam alkitab utk menunjukkan jarak terjauh sepanjang bagian utara dari Sinai. Dibagian timur adalah “Hawila” dan di barat ada “Syur”. Kita bertemu dengan istilah ini lagi dalam Kitab Samuel 15:7, dimana alkitab mencatat serangan Saul terhadap orang Amalek (Saul adalah Raja pertama Israel):

Lalu Saul memukul kalah orang Amalek mulai dari Hawila sampai ke Syur, yang di sebelah timur Mesir.
Orang Amalek dari keturunan Elifas, anak pertama Esau, anak dari Ishak. Ini kita baca dalam Kejadian 36:12:
Timna adalah gundik Elifas anak Esau; ia melahirkan Amalek bagi Elifas. Itulah cucu-cucu Ada isteri Esau.
Dalam ayat 16 bab tsb, ada tiga suku berasal dari Elifas, yaitu Korah, Gatam dan Amalek. Orang Amalek aslinya tinggal bersama dengan suku2 Edom di Jordan Selatan, tapi belakangan mereka pindah kebagian barat Sinai dan Palestina Selatan. Mata2 yg dikirim Musa ke tanah Perjanjian melapor bahwa orang Amalek tinggal dengan orang Kanaan, yang juga tinggal di Palestina Selatan. Kita baca ini dalam Kitab Bilangan 13:29 dan 14:25.

Keluaran 17:8 menuliskan bahwa selama perpindahan orang Israel lewat gurun Sinai, orang Amalek datang dan berperang dg mereka di gurun Rephidim, Sinai Selatan. Sepertinya orang Amalek memerangi israel disana utk mencegah mereka pindah kebagian timur Sinai dan masuk ke Kanaan Selatan. Di abad 12 SM, jaman Gideon, orang Amalek membentuk persekutuan dengan orang Midian, Ismael dan ‘orang2 Timur’, yang mereka pikir adalah suku Edom dan suku2 lain yg tinggal di Israel Timur. Mereka perang melawan Israel. Dalam Hakim2 3:13, dikatakan bahwa orang Amalek juga bersekutu dengan suku Moab dan Ammon melawan Israel, menempati ‘Kota Palem’, yaitu Jericho.

Sekitar 1040 SM, jaman Raja Saul dari Israel, orang2 Amalek melebarkan tempat tinggal mereka ke Sinai Barat, sampai ke gurun Syur di perbatasan Mesir. Saul meminta orang Kenit utk “pergi dari orang2 Amalek, atau aku hancurkan sekalian dg orang Amalek.” Jethro, pendeta Midian, mertuanya Musa, berasal dari Suku Kenit.

Suku Kenit menemani Israel dalam perjalanan ke Jericho dan tinggal diantara Palestina Selatan dan Gunung Sinai. Suku Amalek masih hidup si Sinai Timur Laut, Judah selatan, persis ditempat dimana mereka tinggal ketika jaman Musa. Orang Amalek juga memasuki Sinai selatan dan bergerak kearah barat. Kita baca, “Lalu Saul memukul kalah orang Amalek mulai dari Hawila sampai ke Syur, yang di sebelah timur Mesir.” Ini daerah yg sama dimana orang Ismael tinggal di jaman Musa. Jelaslah bahwa Hawilah adalah tempat terjauh bagian timur Sinai. Saul memukul orang Amalek; lalu Daud menyerang sisa sukunya ketika dia menyerang suku2 lain didaerah yg sama.

Amalek, setelah kekuasaan Daud, tidak lagi merupakan suku yg terorganisir, juga tidak disebut2 lagi dalam Alkitab. Dg kehancuran suku ini, orang2 yg tinggal di Sinai menyerap sisa2 yg masih hidup disana. Tapi, hadis islam bilang orang Amalek menempati Mekah sejak jaman Kuno. Kita tahu bahwa klaim islam ini tidak punya dasar sejarah sama sekali karena orang Amalek kita ketahui sebagai orang lokal di Sinai timur laut sebelum mereka punah sekitar abad 10 SM.
Kita baru saja menelaah perbatasan timur orang Ismael, yaitu Hawila. Hawila berlokasi di perbatasan Sinai Timur

Shur, Sinai Timur Laut

Kita alihkan perhatian ke perbatasan barat mereka, yaitu Shur, yg berlokasi dibagian paling ujung timurlaut Sinai. Ketika musa membawa orang Israel keluar Mesir, mereka keluar dari daerah Goshen, area subur di utara Mesir antara kota Mesir kuno Raamses dan Heliopolis. Musa menyeberangi Laut Merah. Lalu sampai ke padang gurun Shur. Kejadian 15:22
Musa menyuruh orang Israel berangkat dari Laut Teberau, lalu mereka pergi ke padang gurun Syur;
Kita lihat bagian selatan Gurun Shur mulai dari perbatasan Sinai-Mesir hingga awal teluk Suez. Bagian utara Shur hingga mendekati bagian Sinai dekat Mediterania.

Di jaman Musa, orang Ismael menempati bagian tengah dan utara Sinai. Lalu bagaimana bisa kemudian kata Islam mereka tinggal di Mekah sejak jaman Ismael?

Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa di abad 16 – 15 SM, jaman Musa, orang Ismael meninggali bagian tengah dan utara sinai. Mereka terus hidup di Gurun Paran dimana Ismael tinggal, dan melebarkan domain mereka lebih jauh ke timur, kearah Hawila di perbatasan dengan Jordan Selatan. Ini termasuk bagian utara Sinai yang disebut dengan gurun Zin. Di Barat mereka melebarkan domainnya hingga ke Gurun Syur sampai mencapai perbatasan Sinai-Mesir. Jelas bahwa selama 400 tahun sejak kematian Ismael, keturunannya terus menerus tinggal disekitar daerah yang sama. Mereka tinggal di Sinai, agak melebar sekitar Paran, yang merupakan daerah Sinai juga.

Lalu bagaimana bisa Ismael dan anak2nya tinggal di Mekah? Bagaimana bisa mereka membangun Kabah disana dan mendirikan agama monoteis di Arab?

Alkitab, sumber yg bisa diandalkan akan sejarah jaman kuno, menunjukkan bahwa mereka tinggal di Sinai. Mustahil mengajarkan Ismael dan keturunannya adalah penemu dan pendiri agama Arab di sebuah kota yang bahkan belum ada dibangun hingga abad 4 Masehi. Ini mengabaikan sejarah yg sejati dari orang2 Ismael dan tempat tinggal mereka sepanjang jaman kuno di Sinai tengah dan Utara.

Apa yang menyebabkan orang percaya kebohongan demikian? Muslim percaya, sebagian besar karena tulisan2 orang seperti Ibn Ishak, yang hidup diabad 8 Masehi. Dia mengarang sejarah baru agar cocok dengan kisah2 Muhammad dalam Quran. Meski Ibn Ishak dianggap sering mengarang kisah palsu dan tidak berdasar sejarah, bahkan oleh ulama2 islam sekalipun, tapi dia punya banyak pengikut. Dengan mempelajari sejarah dan Alkitab, kita lihat klaim2 demikian hanya diterima oleh orang2 yang gagal mempelajari kebenaran, dokumen sejarah dan hanya bersandarkan pada hadis2 dan tulisan2 ulama islam.

Orang Ismael di abad 12 SM tetap tinggal di Sinai

Abad 12 SM, Orang Midian jadi dominan dan berkuasa di Sinai ketika suku2 disana bersatu. Bagian utara dihuni oleh Ismael dan selatan oleh Midian. Persatuan ini begitu kuat sehingga semua suku2 di daerah sana hanya dikenal sebagai Suku Midian.

Kita lihat generalisasi ini dalam Kitab Hakim2 6:8, dimana Alkitab menjelaskan penghuni Sinai tahun 1162 SM, sebagai perlawanan terhadap Israel selama tujuh tahun. Kitab Hakim2 6:1-3:
6:1. Tetapi orang Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN; sebab itu TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangan orang Midian, tujuh tahun lamanya,
6:2 dan selama itu orang Midian berkuasa atas orang Israel. Karena takutnya kepada orang Midian itu, maka orang Israel membuat tempat-tempat perlindungan di pegunungan, yakni gua-gua dan kubu-kubu.
6:3 Setiap kali orang Israel selesai menabur, datanglah orang Midian, orang Amalek dan orang-orang dari sebelah timur, lalu maju mendatangi mereka;
Hakim2 8:24 menyebut orang yg sama sbg orang Ismael. Perlawanan berakhir ketika Midian-Ismael dikalahkan dalam peperangan terakhir, dimana Gideon memimpin orang Israel melawan mereka sekitar tahun 1169 SM.



Back to Index


Diterjemahkan oleh Adadeh & Podrock : Netter FFI Indonesia dan dikutip dari FFI Indonesia


0 comments:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Design Blog, Make Online Money