Global Voices Advocacy - Defending free speech online

Sep 16, 2011

Islam: In The LIght Of History - Introduksi

Islam: Ditinjau dari Pengamatan Sejarah

Islam: Ditinjau dari Pengamatan Sejarah

Oleh Dr. Rafat Amari

diterjemahkan oleh Adadeh, Netter FFI Indonesia.


KATA PENGANTAR


Dua puluh tahun yang lalu, aku mulai mempelajari Islam dan segala sumbernya. Awalnya, kupikir penyelidikan ini hanya akan memakan waktu dua tahun saja. Selain itu, aku pun memiliki tugas lain sehingga aku membatasi waktuku bagi penyelidikan akan Islam agar tak mengganggu kegiatanku yang lain. Tetapi penyelidikan ternyata berlangsung selama dua puluh tahun, dengan waktu 8 -9 jam per hari, kecuali hari Minggu. Tiada waktu untuk istirahat. Aku menyelidiki berbagai buku tentang kehidupan Muhammad dan perkataannya dalam Hadis. Aku membaca berulangkali Qur’an dan tafsirnya. Aku mempelajari berbagai catatan sejarah Islam dan non-Islam yang menjelaskan keadaan Arabia sebelum Islam dan mithologi Arabia. Lalu aku merasa bahwa aku pun harus mempelajari tulisan² kuno para penulis Yunani dan Romawi yang telah mengunjungi Arabia dan mencatat tentang keadaan geografinya. Aku ingin tahu apakah mereka menyebut keterangan tentang Mekah.

Sejak tinggal di USA, aku punya akses ke berbagai perpustakaan besar dan ini menjadi sarana yang sangat penting untuk bisa menyelidiki catatan² sejarah utama. Sayangnya, catatan sejarah yang berkualitas sangatlah sedikit. Contohnya, kuperkirakan bahwa hal Zoroastria di Qur’an tidaklah lebih dari 20 halaman. Ketika kukira penyelidikanku telah usai, dan aku merasa siap menerbitkan bukuku, aku menyadari bahwa aku perlu meneliti kembali buku² tentang Zoroastria, seperti Zenda Avest dan Pahlavi, dan tidak hanya bergantung pada apa yang telah kupelajari saja. Ini berarti aku harus meneliti kembali bertahun-tahun. Penyelidikan akan Islam lalu membawaku kepada penyelidikan kitab² suci berbagai agama di jaman Muhammad.

Aku terkejut ketika mendapatkan banyaknya persamaan antara Qur’an dan berbagai kitab suci agama non-Islam di jaman Muhammad, termasuk Zoroastria, Mandaenisme, Harranisme, Manikhisme, dan Gnotisisme. (Muhammad punya hubungan dengan semua agama² dan kepercayaan² ini, terutama dari masyarakat “Hanif” yang dikenalnya sejak dia masih muda.

Aku bertanya pada diri sendiri: “Materi agama lain apakah yang dipakai dalam Qur’an?” Aku tahu bahwa banyak riset menunjukkan hubungan antara Qur’an dengan Yudaisme dan Kristen, tapi hampir tak ada yang menghubungkan Qur’an dengan Mandaenisme dan Harranisme. Catatan yang ada pun sangat kurang dan lengkap untuk menunjukkan Manicheisme dan Zoroastria sebagai sumber utama Qur’an. Penyelidikanku membuktikan bahwa agama² pagan Arab ini ternyata memiliki pengaruh utama dalam Qur’an, jauh lebih banyak daripada Yudaisme, Kristen, dan Kristen bid’ah di jaman Muhammad. Sulaiman al Farsi adalah pendeta Zoroastria yang lalu memeluk Islam dan jadi penasehat Muhammad. Hubungan dekatnya dengan Muhammad membuat agama Zoroastria menjadi sumber utama Qur’an. Karena bahasa Arab adalah bahasa asliku, maka aku menulis sebanyak 800 halaman tentang Zoroastria sebagai sumber utama Qur’an.

Penyelidikan agama Mandaenisme dari kitab² sucinya langsung membantuku melihat akar² kepercayaan Mandaenisme dalam Qur’an, dan aku bisa mengajukan berbagai referensi tentang penyelidikan ini. Aku juga melakukan hal yang sama dengan kepercayaan² Manikhisme, Harranisme, dan Gnostisisme sebagai akar² ajaran dalam Qur’an.

Aku terus melanjutkan penyelidikan tentang agama okultisme Arab yang dikenal sebagai agama Jin atau agama Kahin. Kahin adalah para dukun bagi Jin dan setan. Hubungan keluarga Muhammad dengan agama ini, dan tercantumnya banyak aturan kepercayaan ini dalam Qur’an menunjukkan bahwa agama Kahin merupakan akar penting Islam.

Tidak hanya kepercayaan² itu saja. Ada lagi agama lokal Arab yang jelas merupakan akar Qur’an. Agama itu adalah agama Bintang Arabia, yang diketuai oleh Allah; Ellat sang matahari adalah istrinya; dan al-‘Uzza dan Manat, yang mewakili dua planet, adalah putri²nya. Buku ini akan membantu Muslim dalam menelaah dengan cerdas dan menghindari segala jebakan data yang salah yang telah diwariskan kepada mereka dalam Islam.
Dr. Rafat Amari, 2004

Keterangan Awal

Lebih dari 1.5 milyar Muslim bersholat menghadap Mekah. Mereka yakin bahwa kota ini dulu dikunjungi Abraham dan putranya Ishmael, sesuai dengan pengakuan Muhammad di Qur’an, dan lalu membangun Ka’bah. Menurut Muhammad, Mekah adalah kota makmur di Arabia barat sejak abad ke 21 SM, di saat Abraham masih hidup, meskipun tak ada satu pun catatan sejarah yang mendukung keterangan ini.

Pengakuan Muhammad ini didukung oleh empat orang Hanif. Kita baca dalam riwayat hidup Nabi oleh Ibn Hisham yang ditulis di abad 8 M,, bahwa Hanifa atau Ahnaf adalah kelompok masyarakat kecil yang “dibentuk oeh empat orang Mekah yang setuju akan beberapa hal. Keempat orang itu adalah Zayd bin Amru bin Nafil, Waraqa bin Naufal, Ubaydullah bin Jahsh, dan Uthman bin al-Huwayrith. Mereka semua mati sebagai kaum Sabi.” [1]
[1] Ibn Hisham, Dar al-Khair,( Beirut, 1992) 1, hal. 242
Keempat pendiri agama Hanif ini adalah saudara² Muhammad, keturunan dari Loayy, salah satu kakek moyang Muhammad. Terlebih lagi, Waraqa bin Naufal dan Uthman bin al-Huwayrith adalah saudara sepupu Khadijah, istri pertama Muhammad. Ubaydullah bin Jahsh adalah saudara dekat Muhammad; ibunya yakni Umayya, adalah putri dari Abdul Mutalib, kakek Muhammad. Dengan kata lain, Ubaydullah adalah saudara sepupu Muhammad. Saudara perempuan Ubaydullah adalah Zainab binti Jahsh, salah seorang istri Muhammad, yang dulu nikah sama Zayd bin Haritha, anak angkat Muhammad. [2]
[2] Ibn Kathir, Al Bidayah Wal Nihayah, II, Dar Al Hadith, Cairo, 1992, hal. 242
Ketika Ibn Hisham berkata bahwa keempat orang itu mati sebagai orang Sabi, hal ini karena keempatnya sering mengunjungi daerah Sabi, terutama Zayd bin Amru bin Nafil, yang terkenal suka berkelana jauh ke Musil di daerah Irak utara, dan ke Jazirah di daerah timur laut Syria dekat perbatasan dengan Asia Minor (yang sekarang adalah Turki); dan ke Iraq, untuk mempelajari agama. [3] Kadangkala Zayd ditemani oleh Waraqa bin Naufal dalam melakukan perjalanan ini. Nafil bin Hashim, cucu Zayd bin Amru bin Nafil, menyebut tentang perjalanan² yang dilakukan kakeknya ke kota Musil dan daerah Jazirah, ditemani oleh Waraqa bin Naufal. Perjalanan ini dilakukan untuk mencari agama. [4]
[3] Ibn Kathir, Al Bidayah Wal Nihayah, II, hal. 243-244
[4] Ibn Kathir, Al Bidayah Wal Nihayah, II, hal. 244


Daerah Muslim dikenal sejak abad ke 2 M sebagai tempat tinggal bangsa Sabi Mandaea, yang merupakan pengikut aliran Gnostik pagan yang menyembah banyak dewa Persia di bawah pengaruh agama politheisme dari Mesopotamia. Daerah Harran terletak di , yang merupakan tempat tinggal Sabi Haran pemuja dewa Sin, bulan, bintang, planet dan Jin, terletak di wilayah Jazirah.

Hubungan dekat antara kaum Hanif dan kaum Sabi Mandaea dan Sabi Haran, mengungkapkan bagaimana Muhammad menggabungkan banyak dongeng dan ibadah agama aliran² kepercayaan itu ke dalam Qur’an. Contohnya, ibadah Ramadan juga dikenal sebagai ibadah Harran. (Lihat Bab V, bagian 3, tentang Ramadan.) Tata ibadah sholat Islam, gerakan² dan cara wudhu sebelum sholat semuanya berasal dari ritual ibadah Mandaea. Aku akan membahas tentang dongeng, ajaran, ritual ibadah dari sumber² Mandaea dan Harran dalam Qur’an di buku lain, karena buku ini terfokus pada sejarah Mekah dan Ishmael dan kebangkitan Islam.

Fakta bahwa kaum Hanif dianggap sebagai kaum Sabi oleh masyarakat Mekah menunjukkan bahwa kepercayaan dan ibadah kaum Sabi lebih jelas dan kuat cirinya, sehingga tatkala orang² Hanif menerapkan tata cara ibadah yang sama, masyarakat Mekah langsung menggolongkan mereka sebagai kaum Sabi.

Muhammad menjadi pengikut Hanif sejak usia muda. Dia sering menghabiskan waktu bersama kaum Hanif dengan bertapa di gua² di gunung Hirra’. Zayd bin Haritha (putra angkat Muhammad) juga membenarkan hubungan antara Muhammad dan Zayd bin Amru bin Nafil. [5] Ibn Darid, ahli sejarah Islam, menulis pertemuan antara Muhammad dan Zayd. [6] Hal ini membenarkan bahwa Muhammad diajar sejak kecil oleh Zayd.
[5] Ibn Kathir, Al Bidayah Wal Nihayah, II, hal. 244
[6] Ibn Darid, Al-Ishtiqaq, 84; Qastallani Ahmad ibn Muhammed, Irshad al-Sari, 6:171; cited Jawad Ali, Al Mufassel Fi Tarikh Al Arab Khabel Al Islam, Dar Al Ilem Lialmalain, (Beirut, 1978), Volume vi, hal. 473


Waraqa, sepupu Khadijah, adalah tokoh utama Hanif yang lain. Dia sering melakukan Tahnif, yakni mengasingkan diri untuk bertapa di gua Hira, jauh dari masyarakat selama berbulan-bulan. (Ibadah seperti ini dikenal sebagai bid’ah menurut Kristen. [7]) Khadijah lalu jadi istri pertama Muhammad, dan Muhammad pun juga sering melakukan Tahnif di gua Hira.

[7] Hyppolytus, The Refutation of All Heresies, Buku VIII , Bab XIII
Waraqa lalu memeluk kepercayaan bagian dari aliran Kristen yang bernama Ebionisme. Zayd tidak mau memeluk agama apapun yang berhubungan dengan Kristen atau Yudaisme, dan dia memilih kepercayaan berdasarkan ajaran² Sabi Mandaea dan Sabi Harran. Sebagian umat Kahin, yang adalah para dukun agama Jin Arabia, bergabung pula dengan kaum Sabi. Ada bukti bahwa kaum Hanif melakukan okultisme, seperti misalnya: hubungan mereka dengan para jin yang sebenarnya tak lain adalah setan; ibadah tapa di gua Hira dekat Mekah; dan pengakuan mereka bahwa para Jin merupakan perantara bagi para nabi, menggantikan malaikat. Semua hal ini tercantum dalam Qur’an dan kehidupan Muhammad

Kaum Hanif mengatakan bahwa Abraham adalah pendiri kepercayaan mereka di saat Muhammad masih muda dan hal ini mempengaruhinya. Dalam salah satu hadisnya, Muhammad berkata, “Zayd akan dipertimbangkan sebagai ketua utama negara diantara Yesus dan aku.” [8] Perkataan ini menunjukkan bahwa Muhammad percaya dengan Zayd, dan dia dianggap sebagai salah satu pendiri Hanif, sama seperti Musa dianggap sebagai ketua Yudaisme, dan Yesus sebagai ketua Kristen. Ini membuktikan bahwa sebelum Zayd, tiada yang mengatakan adanya “agama Abraham”. Istilah “agama Abraham” hanya muncul di jaman Muhammad, melalui pengakuan/klaim Zayd.

[8] Ibn Kathir, Al Bidayah Wal Nihayah, II, Dar Al Hadith, Cairo, 1992, hal. 245

Data sejarah menunjukkan Mekah tidak ada sebelum jaman 4 M. Salah satu tujuan buku ini adalah menunjukkan catatan² sejarah kuno yang ditulis sejarawan Yunani dan Roma yang mengunjungi daerah Arab barat di mana Mekah berada. Kita akan melihat nanti bahwa tak ada satu pun tulisan mereka yang menyinggung tentang Mekah. Dengan mudah bisa dilihat bahwa daerah di mana Mekah kelak dibangun merupakan daerah kosong tak berpenghuni sebelum jaman Kristen.

Buku ini juga membahas perihal arkelogi Arabia dan referensi arkelogi dari negara² yang dulu pernah menjajah Arabia tengah dan barat. Para arkeologis menunjukkan bukti penting bahwa Mekah bukanlah kota purba, sebelum yang disebut dalam hadis dan Qur’an. Kota², suku², dan negara² dalam jalur² jalan Arab untuk mencapai pasar² besar di Asia Barat (Fertile Crescent, yakni daerah Mesopotamia, Syria, Levant, Anatolia) dengan jelas dicatat dalam Naskah² Assyria dan Kaldea, dan tak menyebut sedikit pun tentang Mekah, yang dibangun di jalur utama antara Yemen dan Arabia Utara.

Kita juga akan menelaah Alkitab, yang merupakan sumber penting untuk menyelidiki sejarah kuno. Alkitab menyebut rute² perdagangan melalui Arabia dan menyebut berbagai kota² yang terletak di berbagai jalur perdagangan melalui Arabia barat ke Palestina dan Phoenisia di pantai Mediterania Lebanon.

Buku ini juga membahas siapakah yang membangun Ka’bah dan tanggal pembuatannya. Keterangan ini membantah pernyataan Islam tentang tiadanya Batu Hitam (Hajar Aswad) di Mekah sebelum abad 5 M.

Islam juga dibangun dengan dasar pengertian bahwa Muhammad adalah keturunan Ishmael, bahwa Ishmael hidup di Mekah, dan bahwa keturunannya, Ishmaelit, juga hidup di Mekah dan mendirikan agama monotheisme di Arabia. Di Bab IV buku ini, kita akan telusuri sejarah kaum Ismaelit dari sejak jaman Yakub, dan akan menunjukkan di mana tempat hidup mereka sebenarnya. Lalu akan dijabarkan kepergian suku Ismaelit dari Sinai setelah abad ke 10 dan 11 SM. Hal ini dengan jelas tertulis dalam naskah² Assyiria yang menjelaskan suku² Ismaelit tidak pernah mencapai daerah di mana Mekah akhirnya didirikan.

Buku ini membahas asal-usul keluarga Muhammad. Dia berasal dari keluarga Sabi yang hidup di Yemen dan tiada hubungan darah apapun dengan Ismaelit. Data Islam yang mengakui Muhammad sebagai keturunan Ismaelit akan dibahas, dibantah, dan ditunjukkan kesalahannya.

Di Bab V buku ini, kami akan menunjukkan akar² pagan dalam ibadah Haji. Ibadah ini diselenggarakan untuk minta hujan pada dewa² matahari, bulan, dan Manat, salah satu dewi putri Allah. Meskipun ibadah naik haji tak ada hubungannya dengan kota Mekah, tapi kota itu memiliki sarana untuk ibadah haji kecil yang dikenal dengan sebutan “Umrah.” Akan dibahas pula asal-usul sebenarnya ibadah Haji yang berhubungan dengan ibadah okultisme di Mekah dan Medinah. Ramadan adalah ibadah Sabi Haran, dan ini juga dibahas di Bab V, bagian 3.

Hal lain yang juga dibahas adalah Ka’bah sebagai wujud ibadah agama Bintang Arabia. Kita akan lihat hubungan antara bangunan ibadah Mekah ini dengan agama Bintamg Arabia, asal-usul Allah di Thamud (naskah² Arab kuno) dan catatan² sejarah tentang suku² Arab. Konsep tuhan Muhammad berakar dari monotheisme Bintang Arab yang memuja dewi Athtar dalam bentuk planet Venus, sama seperti pemujaan Allah dalam bentuk bulan.

Hal terakhir yang dibahas adalah: bagaimana Islam bangkit; kekuatan sebenarnya yang memungkinkan Muhammad mendominasi Arabia; peranan agama Jin Arabia dalam melahirkan Islam milik Muhammad; jenis orang yang menjadi Muslim awal di Mekah; dan bagaimana Muhammad, setelah gagal merekrut banyak pengikut, mengganti strateginya dan mengajak suku² Arab berperang bersamanya untuk mendominasi suku² Arab. Mereka lalu memerangi dan membunuhi kaum pria yang melawan, memperbudak para wanita dan anak, dan menyerahkan sebagian tawanan wanita dan kekayaan hasil rampasan pada orang² dari berbagai suku yang mendukungnya.

Dua suku Medina, Aws dan Khazraj, menerima tawarannya dan memulai kekerasan yang menjadi ciri khas Islam, yang terus dilakukan oleh para militan Islam sampai jaman sekarang. Teror Islam di jaman modern merupakan bentuk imitasi dari apa yang diajarkan dan dilakukan Muhammad selama masa hidupnya.

Sebelum membahas berbagai hal, buku ini akan mengungkapkan terlebih dahulu mengapa Muhammad dan Qur’an tidak bisa dipercaya. Aku akan buktikan bahwa para pengikutnya menulis ulang sejarah Muslim dan menciptakan kronologi baru. Bagaimana mungkin Qur’an dapat dipercaya jikalau isinya menjelaskan bahwa Abraham membangun Ka’bah sedangkan hal itu bertentangan dengan catatan dan kronologi sejarah. Muhammad mencampur berbagai kejadian yang berlangsung selama ribuan tahun dengan hal yang terjadi selama satu generasi saja. Dia menyisipkan tokoh² Alkitab dan sejarah dari berbagai negara dan jaman. Dia mengganti kerajaan² yang tercatat dalam sejarah, dan memasukkan berbagai dongeng Zoroastria, cerita Alkitab, dan tokoh² sejarah. Bagaimana mungkin buku yang sarat kekacauan sejarah dan menunjukkan kebodohan penulisnya dapat dijadikan sumber yang keterangan tentang Abraham yang hidup di abad 21 SM? Buku yang kebenarannya tidak ditunjang catatan² sejarah sebelumnya tidaklah layak untuk dijadikan panutan.

Mengapa orang² seperti Ibn Ishaq menulis ulang sejarah bagi umat Muslim? Jawabannya sederhana. Mereka ingin mendukung dusta Muhammad di Qur’an. Di bagian I buku ini akan kutunjukkan bagaimana mereka menciptakan silsilah keturunan untuk mendukung pengakuan Muhammad; bahwa tulisan mereka tak memiliki nilai ilmiah sejarah apapun, isinya hanya dongeng² dan pernyataan² murahan tanpa fakta sejarah. Sedihnya adalah para Muslim jaman sekarang masih saja mempercayai tulisan mereka. Percaya pada ahli sejarah yang ngawur mengakibatkan Muslim terpisah dari catatan sejarah yang terpercaya, dan memenjarakan pikiran mereka pada literatur primitif ngawur yang lahir di Medina di abad ke 7 dan 8 M.

Aku mengerti tidaklah mudah bagi seseorang untuk meninggalkan agama yang telah diwarisinya sejak kecil dari orangtua, meskipun dia tahu isi keterangan agamanya bahwa sukar diterima sebagai fakta oleh anak SD di jaman sekarang sekalipun. Banyak hal yang menyebabkan orang tetap beriman pada suatu agama, tapi pada umumnya hal ini karena kurangnya pengetahuan. Seringkali umat tidak menguji ulang fakta sejarah yang diungkapkan kitab suci agamanya. Nabi Yesaya berkata bahwa Tuhan menyalahkan mereka yang tidak mencari kebenaran. Tuhan memberi kita kecerdasan untuk menyelidiki keinginanNya dan mendapatkan kebenaranNya. Kita tidak bisa menerima semua hal yang kita dengar tanpa memeriksa kebenarannya. Andaikata orangtua kita mempercayai suatu agama, maka itu pun tidak bisa dijadikan alasan mengapa kita harus mempercayainya pula tanpa melakukan pemeriksaan.

Alasan lain mengapa orang percaya buta akan doktrin agama orangtuanya adalah karena mereka tidak bersikap jujur pada diri sendiri. Mereka jungkir balik membela kesalahan yang sudah jelas sangat bertentangan dengan realistas dan fakta sejarah, dan malahan berusaha membenarkan kesalahan itu. Abu Bakr, asisten Muhammad yang menjadi Kalifah pertama, membela Muhammad mati²an saat Muhammad mengaku terbang ke Kuil Solomon di Yerusalem mengendarai unta bersayap. Lebih jauh lagi, Abu Bakr bahkan mengaku telah mengunjungi Kuil tersebut dan dia menanyakan Muhammad untuk menggambarkan Kuil itu. Ketika Muhammad menjabarkan bentuk pintu kuil dan bangunan itu, Abu Bakr mengaku Muhammad menjelaskan dengan benar dan dia sendiri telah melihat Kuil yang sama. [9] Abu Bakr senantiasa membela Muhammad, bahkan jikalau dia harus berbohong sekalipun.
[9] Ibn Hisham 2, hal. 31

Di jaman sekarang, aku melihat banyak Muslim di internet yang bersikap sama seperti Abu Bakr. Bukannya mencari kebenaran, mereka malahan mengarang sejarah yang salah dan bertentangan dengan fakta demi membela Muhammad, dan lalu mereka pun mati²an membela dustanya. Buku ini kutulis untuk memperingatkan mereka bahwa mereka menipu diri sendiri dan harus bertanggung jawab kelak di Hari Penghakiman karena telah menipu orang lain.

Akhirnya, buku ini disusun untuk menolong mereka yang benar² mencari kebenaran. Aku mengundang siapapun untuk memeriksa kembali keterangan yang kujabarkan dengan memeriksa sumber referensi yang kucantumkan. Aku undang Muslim yang mampu berpikir untuk benar² berdoa pada Tuhan agar Dia mencerahkan pikiran mereka dalam mencari kebenaran dan agar diselamatkan. Orang yang benar² mencari kebenaran sejati dan minta tolong pada Tuhan akan mendapat pencerahan. Tuhan berjanji di Yeremia 29:13, “Kau akan mencari Aku dan menemukanKu ketika kau mencari Aku dengan segenap hatimu.”



Back to Index


Diterjemahkan oleh Adadeh & Podrock : Netter FFI Indonesia dan dikutip dari FFI Indonesia

0 comments:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Design Blog, Make Online Money