Global Voices Advocacy - Defending free speech online

Sep 15, 2011

The Closing Of The Muslim Mind - Chapter 6

Buku Terjemahan : The Closing Muslim Mind

BAB 6 KEMEROSOTAN DAN KONSEKUENSINYA

Diterjemahkan oleh kalangkilang, diperiksa oleh ali5196

Jika bukan karena al-Ghazali, saat ini kita akan melihat muslim dengan pemikiran rasionalisme ala Averroes. Tetapi itu gagal total dan sebagai konsekuensinya, Muslim sunni menerima pola pikir tertutup. Pemikir reformis, Tarek Heggy berkata, “Al-Ghazali, yang yakin bahwa akal manusia tidak mampu menangkap kebenaran ilahi, mengakibatkan pola pikir Arab yang picik, penuh kekerasan dan sulit untuk menerima pemikiran baru.”

Dengan jaminan supremasi hukum fiqih, berkembanglah sebuah pola pikir yang disusun dalam sebuah hukum shariah untuk segala aspek kehidupan. Gerbang ijtihad telah ditutup (oleh Ghazali). Taqlid (imitasi) yang berkuasa dan pengajaran filsafat mati sejak universitas al-Azhar menghapus pengajaran filsafat dari silabus mereka pada penghujung abad ke 19.

Spt Fazlur Rahman, sejarawan Mesir Ahmad Amin (1886-1954) juga berspekulasi, “Jika tradisi Mutazilah bertahan hingga jaman ini, kemungkinan peradaban muslim akan sangat berbeda dari apa yang kita saksikan sekarang.” Fatalisme melemahkan komunitas muslim dan menghisap energi kreatif, sementara tawakkul (hanya percaya kepada tuhan) membawa kepada kondisi statis.

LOGIKA DESPOTISME

Hassan Hanafi, profesor filsafat di Universitas Kairo, mengatakan bahwa efek dari kritik al-Ghazali terhadap sains memberikan penguasa sebuah ideologi kekuasaan (tiranis/despotisme). [...]

Sering dipertanyakan mengapa demokratisasi tidak timbul secara wajar dalam dunia muslim. Jawabannya: selama paham Ash’arit (atau Hanbalisme) masih tersebar luas, pembangunan demokratisasi tidak akan berhasil karena fatwa2 Ulama lebih tinggi statusnya daripada pemikiran rasional. [...] Sampai detik ini, paham Asharit masih diajarkan di universitas Al-Azhar, Kairo dan perguruan2 tinggi islam lainnya dan berfungsi sebagai beban berat yang menahan segala upaya modernisasi. Lebih buruk lagi, paham Hanbalisme, ajaran pertama yang dipertahankan Ash’arisme, diadopsi dalam bentuk WAHABIsme, yang jauh lebih ekstrim dalam menolak rasionalitas ketimbang Ash’arisme. Menurut Wilfred Cantwell Smith, pergerakan islam dewasa ini tumbuh TIDAK untuk menyelesaikan masalah, namun untuk semakin memabukkan mereka yang gagal dalam menyelesaikan masalah-masalah mereka.”

Keunggulan akal budi, teologi dan pemahaman filsafat merupakan prasyarat utama bagi tumbuhnya demokrasi. Seiring dengan itu, juga diperlukan dukungan metafisika bagi hukum alami yang menjadi pondasi bagi sains modern dan pemerintahan yang konstitusional. TAPIIII dalam Islam Sunni, justru keunggulan kekuasaan yang paling penting. Kalau orang tidak boleh atau tidak bisa mengembangkan teori sebab-akibat (atau kausalitas ---yang dilarang oleh pemikiran Ghazali/Asharit/Hanbalisme/Wahabisme----ali5196), maka hukum alam tidak bisa dikembangkan. Jika seseorang tidak bisa mengembangkan hukum alam, maka orang tersebut tidak dapat menciptakan tatanan politik konstitusional dimana manusia, melalui akalnya, menciptakan hukum untuk mengatur dirinya sendiri dan bertindak secara bebas.

Jika seseorang hidup dalam dunia yang tidak masuk akal, yang irasional tanpa kausalitas, dia hanya punya dua pilihan : percaya pada takdir atau jadi putus asa. Akal dan kebebasan dianggap tidak relevan. Jika manusia tidak lagi dianggap sbg makhluk politik yang diberkahi dengan akal, untuk apa ia perlu menata kehidupan politik yang berdasarkan pemikiran dan musyawarah? Dalam keadaan seperti ini, manusia tidak akan mampu menyusun sebuah konstitusi ------[]

Jika manusia tidak dapat membedakan mana yang salah dan mana yang benar melalui akalnya, pondasi moral bagi hukum telah runtuh. Pada alasan apa hukum akan didasarkan? Jika akal bukan legislator, kenapa perlu ada lembaga perwakilan, misalnya? Hukum manusia hanya bisa dan dilihat sebagai ekspresi sewenang-wenang atau pemaksaan kehendak manusia, yang tidak memiliki pondasi sama sekali, khususnya ketika tumpul menghadapi kehendak ilahi. Jika kapasitas untuk mengetahui sesuatu yang baik tidak eksis, maka tidak ada pembenaran untuk demokrasi. Demokrasi tidak dapat berkembang dalam epistemologi ini. Jika tuhan bukanlah logos (firman), maka hukum manusia tidaklah masuk akal. satu-satunya bentuk demokrasi sah yang tertinggal adalah : satu Allah, Satu suara. Dan seperti yang disampaikan oleh fundamentalis aljazair, “Manusia tidak memilih untuk Tuhan, manusia hanya mampu mematuhi Tuhan. ” Sejak pandangan Ash’arite (dan kaum Hanbali), Ilah dalam Islam bukanlah LOGOS. Sehingga tidaklah mengejutkan melihat kekurangan demokrasi dalam level politik. Hal ini tercerminkan pada 2010 saat diadakan Fredom House Survey di Timur Tengah dan Afrika Utara, dimana tidak ada satupun negara Arab yang terdaftar dalam kategori “Memilik Kebebasan”. Hanya Maroko, Libanon, dan Kuwait diidentifikasi sebagai negara yang “Memiliki kebebasan parsial “, dan negara arab selebihnya mendapat kategori, “tidak memiliki kebebasan.” Satu2nya negara di TImur Tengah yang mendapat predikat “Negara dengan kebebasan penuh” adalah ISRAEL!

Jawaban dari permasalahan demokrasi dalam dunia islam Arab belum ditemukan. Seperti dinyatakan oleh Ahli Timur Tengah, Elie Kedourie, “Tidak ada tradisi politik dalam Dunia Arab yang familiar dan paham tentang ide-ide penyelenggaraan pemerintahan konstitusional dan mewakili rakyat. Inilah sebabnya, dalam susunan kosakata arab dewasa ini, tidak ada kata arab untuk “Warga negara,” “demokrasi,'' “hati nurani (conscience)”, atau “sekular.” Seperti yang dijelaskan oleh Bassim Tibi, “dalam ideologi fundamentalis islam – atau dalam hal ini, dalam benak orang islam – demokrasi bukanlah Isu penting.” Bagaimana mungkin hal itu terjadi? Hal ini yang menyebabkan para reformis seperti Muhammad Abduh menjadi frustasi dan mengatakan, “Dunia timur membutuhkan seorang penguasa lalim yang akan mendorong mereka saling mengkritik demi mencapai nilai-nilai mutualisme.” Dan Kemal Attaturk, yang dikenal mengupayakan demokratisasi di Turki, berkata, “For the people, despite the people”/Untuk rakyat terlepas dari rakyat.”

Lebih jauh lagi alasan berikutnya adalah ketiadaan jiwa pendelegasian. Tiada hirarki tanggungjawab dan tindakan seperti menyerahkan setiap tindakan kpd unit masyarakat yang paling kecil (individu) yang mampu melakukan hal tersebut. Tuhan yang melakukan semua itu – Allah SWT bertanggung jawab atas semua hal. Oleh karena itu, kecenderungan orang adalah untuk patuh dan melakukan kewajiban seperti yang diperintahkan. Kekuasaan ekivalen dengan otoritas, entah otoritas manusia ataupun Tuhan. Oleh karena itu, orang yang berkuasa, ipso facto, mempunyai otoritas (sepanjang tidak berkelakuan spt orang murtad). Hal ini saya maksud dengan pernyataan Hassan Hanafi; “Ideologi kekuasaan.” Karena akal tidak memiliki ruang untuk berpijak, maka akal menjadi hamba dari kekuasaan, yang pada gilirannya akan melayani penguasa. Jika Tuhan adalah kekuatan, maka kekuataan menjadi Tuhan. Dalam pandangan ini, kekuasaan menjadi terlegitimasi dengan sendirinya.

Untuk mengira bahwa satu-satunya hambatan mencapai demokrasi dalam budaya tersebut adalah pemerintahan otokrasi merupakan sebuah delusi. Jika Tuhan adalah kehendak (bebas) yang murni, bagaimana seharusnya wakil Tuhan di bumi mengatur dan berperilaku? Bukan kebetulan pandangan yang mengatakan tuhan yang tiranis akan menghasilkan pemerintahan yang bersifat tiranis pula. Penyair Suriah, Ali Ahmad Said, yang dikenal dengan nama Adonis, dgn sarkastik mencirikan hubungan ini dengan : “Jika kita adalah budak, kita harus puas dengan apa yang ada dan tidak perlu lagi sibuk berurusan dengan apapun.” Sebagaimana Allah menyelesaikan segala permasalahan kita, demikian juga diktator menyelesaikan seluruh masalah kita.” [...]

Penyair Tunisia, Basit bin Hasan, menjelaskan sbb: “Mereka melihat diri mereka sebagai orang yang hanya mampu hidup dalam kondisi tunduk pada sang penebus [yi seorang pemimpin yang mereka percayai akan membawa mereka kepada penebusan].” Dalam menghadapi hal ini, bisakah Muslim arab menghasilkan budaya politik yang mampu merangkul hak asasi manusia, kebebasan hati nurani, aturan hukum, dll.? Itu tidak bisa dilakukan tanpa mengatasi masalah yagn mendasari budaya arab.

Tanpa sebuah teologi berbeda, dapatkah muslim arab memililiki demokrasi? Filsuf kebangsaan iran, Dr. Abdulkarim Soroush, secara ekspslit menjawab pertanyaan ini, “Kamu butuh fondasi filosofis, bahkan fondasi teologis untuk memiliki sistem demokrasi sejati. Allah anda tidak bisa lagi menjadi Allah yang lalim, tuhan yang lalim yang tidak kompatibel dengan aturan demokratis, dengan ide-ide kebebasan hak anda. Jadi anda bahkan harus mengubah pemahaman anda tentang Allah.” Di lain tempat, Dr Soroush menulis, “Beberapa pemahaman masyarakat kita atau para imam tentang Mahdaviyat (kepercayaan Syi'ah pada kembalinya Imam ke 12) atau bahkan konsep kita tentang tuhan tidak kompatibel dengan sebuah negara yang akuntable dan tidak memungkinkan masyarakat untuk tumbuh dan berkembang.”

Satu lagi problema! Apakah Quran mengandung prinsip fundamental demokrasi bahwa semua manusia diciptakan sederajad? Walaupun bisa ditafsirkan dari Quran bahwa manusia diciptakan dalam rupa Allah atau memiliki sepercik Roh Allah dalam dirinya – oleh karena itu setiap individu adalah bermartabat – penafsiran ini DITOLAK sama sekali oleh ulama. Surah 15:28-29 mengutip pernyataan Allah kepada para malaikat : 28. "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.” TAPIIII catatan kaki bagi “Roh
(soul)” dalam terjemahan sahih Riyadh, Saudi Arabia, menjelaskan, “Roh adalah elemen kehidupan yang diciptakan oleh Allah untuk badaniyah, bukanlah roh allah sendiri atau bagian dari allah sendiri (seperti selama ini yang secara keliru dipercayai).” Bahkan Quran sendiri menegur, “Roh adalah urusan Tuhanmu, bukan urusanmu”

Tentu saja, semua muslim diciptakan sama, seperti terbukti dari awal mula Islam, ketika beberapa budak dimerdekakan ketika masuk islam. Disaat ibadah
haji, para peziarah haji mengelilingi kabah, semua berpakaian yang sama yaitu kain putih (ihram), orang kaya, miskin, muda, tua dan berbagai ras tanpa dibedakan, bergelombang dan memutari kabah. Bahkan mayat juga dibawa ziarah, sehingga menghapus perbedaan antara hidup dan mati. TAPIIII kenapa muslim tidak bisa memperluas pengalaman kesetaraan ini untuk merangkul semua umat manusia?

Jawabannya: baik wahyu maupun hukum Allah menolak kesetaraan ini. Islam tidka memiliki pondasi bagi hak asasi manusia yang sama antara laki-laki dan
perempuan, Muslim dan non-Muslim, orang merdeka dan budak. Hal ini FATAL bagi pembangunan demokrasi dan persamaan hak di depan hukum. Karena dalam agama islam, manusia tidak dibuat dalam gambar dan rupa allah, ia tidak akan bisa menjadi penguasa. Kecuali manusia diciptakan dalam gambar dan rupa allah, kedaulatan allah dan kedaulatan rakyat saling eksklusif. Menunjukkan bahwa manusia memiliki kedaulatan tergolong tindakan syirik, tindakan menyekutukan Allah. Dalam teologi ini, kedaulatan rakyat, yaitu martabat individu yang tidak bisa diganggu gugat, merupakan hal yang tak terbayangkan. Sebagaimana dinyatakan pada tahun 1997 oleh Profesor Saeed, ketika mengepalai Jamaat Dawa-wal-Ishad di Pakistan, “gagasan kedaulatan rakyat tidaklah bersifat islami, hanya Allah yang memiliki kedaulatan”, JADI kemudian, dimanakah posisi non muslim? Mereka tergolong sbg dhimmi, mereka diatur secara berbeda sesuai dengan hukum syariah. Dan bagaimana kalau seorang muslim memilih mengubah agamanya? Dia dinyatakan murtad dan harus mengorbankan isterinya (yang harus diceraikannya), kalau perlu hidupnya juga. Bahkan perintah dari Hadits untuk mengasihi sesama dalam islam tradisional berarti mengasihi sesama muslim DOANG, bukan tetangga dari agama lain. Memang, salah satu perintah dalam Al-quran adalah untuk tidak berteman dengan mereka (QS - 17:87). Juga, kewajiban muslim untuk memberikan amal, zakat hanya kepada muslim lainnya, dan tidak kepada non muslim.

Dalam cahaya penerangan ini, adalah tidak mengejutkan bahwa pada 2003 laporan United Nations Arab Human Development menemukan, “Mayoritas negara Arab telah menandatangani konvensi hak asasi manusia – yang merujuk pada penghargaan hak asasi manusia yang paling mendasar – tapi isi dari konvensi ini ternyata belum masuk dalam aturan perundang-undangan negara-negara tersebut. Konvensi tinggal konvensi semata, tidak ada tindak lanjut dalam penerapannya di pengadilan.”

Enam tahun kemudian tahun 2009, laporan badan dunia PBB mengkonfirmasi bahwa “Konstitusi negara-negara arab muslim tidak memberikan respek dan tidak mematuhi hal-hal penting dalam konvensi hak asasi manusia PBB yang sudah mereka tandatangani. Ini berdampak pada tingkat keamanan warga di negara-negara tersebut. Banyak konstitusi negara-negara arab mengadopsi ideologi atau rumusan doktrin yang tidak menghargai hak asasi dan kebebasan manusia yang mengancam hak asasi individu atas nama ideologi resmi atau atas nama agama .”

YANG paling jelas menunjukkan bahwa konsep kesetaraan manusia bersifat TIDAK ISLAMI adalah “Deklarasi Kairo atas HAM dalam Islam” yang ditandatangani oleh 45 menteri luar negeri Organisasi Konferensi Islam (OKI) pada 5 Agustus 1990. Deklarasi Kairo diterbitkan sebagai lampiran pada Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia PBB untuk menunjukkan perbedaan eksplisit dengan deklarasi PBB. Dua artikel terakhir dari Deklarasi Kairo adalah, “bahwa semua hak dan kebebasan yang diatur dalam deklarasi ini tunduk kepada syariah Islam” [Pasal 24] dan bahwa “syariat Islam adalah satu-satunya sumber acuan untuk penjelasan atau klafirikasi [dari] salah satu artikel dari deklarasi ini ” [pasal 25]. Di tempat lain menyatakan bahwa, “tidak ada orang yang berhak menangguhkan….atau melanggar atau mengabaikannya [Aturan Islam], karena aturan2 mengikat ini mengandung perintah ilahi yang terkandung dalam Buku-buku wahyu Tuhan dan telah dikirim kepada nabi terakhirnya [Muhammad SAW]…. Setiap orang (baca: muslim) secara individu --- dan umat (Islam) secara kolektif-- bertanggungjawab untuk melindunginya.”

Sumber martabat manusia sesuai dengan deklarasi Kairo adalah dengan cara menjadikan seorang khalifah di muka bumi [Qur’an 2:30]. Namun, ini adalah sebuah wewenang dan tidak merujuk kepada sesuatu yang inheren dalam sifat manusia, dan tidak jelas bahwa hak tersebut diberikan kepada orang selain si kalif. Pemahaman ini ditemukan dari ayat quran lainnya, ketika Allah berkata, “Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi” (Qur’an 38:26). Terentang jarak besar antara konsep khalifah dalam islam dan gagasan Judeo-Kristen tentang manusia “yang diciptakan dalam gambar dan rupa Tuhan” yang menjelaskan jurang perbedaan diantara Deklarasi HAM PBB dan Deklarasi HAM Islam Kairo tentang HAM.

Dibawah syariah, seperti apa tampaknya penghormatan hak asasi manusia? Pada bulan juni 2000, Syeh Agung Al-Azhar, otoritas tertinggi dalam yurisdepensi
Islam Sunni, Muhamad Sayed Tantawi, menawarkan Negara Saudi Arabia sebagai model. Dia berkata, “Saudi Arabia memimpin dunia dalam perlindungan hak asasi manusia karena melindungi mereka sesuai dengan syariah Allah…Semua orang tahu bahwa Saudi Arabia adalah negara terkemuka dalam penerapan hak asasi manusia dalam Islam secara adil dan objektif, tanpa prasangka buruk dan agresi.”


Ini adalah pernyataan yang mengagetbkan, karena spt dikatakan Dr. Muhammad al-Houni, seorang intelektual Libya yang hidup di Itali, “Hukum Islam tidak mengenal kesetaraan atau hak-hak individual, sebab bagi mereka [HAM, dan kebebasan individu] adalah produk dari jaman ini.”

Lalu kemudian bagaimana syariah dianggap sebagai pelindung mereka (individu)? Syariah tidak mengenal konsep kewarganegaraan (citizenship), sebab tidak ada kosa kata arab untuk itu. Dalam hal ini, ketimpangan antara Muslim dan non-Muslim tampaknya tidak akan terjembatani. Hal ini terbukti dari diskriminasi yang ketat terhadap non-muslim di Arab Saudi - negara berdasarkan syariah. Dan seperti dinyatakan oleh Abu Hamza, yang ingin memaksakan hukum syariah di inggris, “Hanya individu-individu berpikiran paling bodoh dan hewanlah yang akan bersikeras bahwa individu-individu pembunuh nabi (Yahudi) dan Penyembah Yesus (Kristen) pantas mendapatkan hak yang sama seperti kita.”

Seperti dijelaskan sebelumnya, islam dianggap sebagai “din al-fitra (agama bagi semua orang)”, agama yang “alami” bagi manusia. Islam adalah agama mulai dari Adam dan akan menjadi agama bagi setiap orang di dunia, dimana mereka tidak akan dimurtadkan oleh penganut kristen, hindu, budha, atau yahudi. Oleh karena itu, mengembalikan (memualafkan) setiap orang ke dalam islam adalah satu-satunya jalan yang benar menuju “kesetaraan.”

Dr. Ahmad Al-baghdadi dalam artikelnya berjudul “Defending the Religion through Ignorance/Membela Islam melalui kebodohan” mencatat niat “Departemen Pendidikan Kuwait untuk menghilangkan pasal 18 Deklarasi Internasional HAM dari kurikulum HAM siswa SMA, karena pasal ini menetapkan bahwa setiap individu memiliki kebebasan untuk berpikir, yang meliputi kebebasan untuk mengubah agama dan keyakinan seseorang.” ... alasan mengapa Pasal 18 dari Deklarasi HAM tidak akan lagi diajarkan di negara tersebut adalah karena hal itu bertentangan dengan Hukum Syariah Islam. Dia menyatakan bahwa di Kuwait, masyarakatnya adalah muslim konservatif, dimana mereka harus menanamkan agama dan keyakinan islam sesuai dengan syariah Islam.

[...]

Dalam Krisis Peradaban Islam, Ali Allawi, Mantan Menteri Keuangan dan Pertahanan di Irak (pasca Saddam), memberikan penjelasan yang panjang lebar, tanpa pernah menyebutkan paham Ash’arism, bagaimana pemikiran islam benar-benar telah diserap oleh sekolah-sekolah ini. [...]

Dalam doktrin islam klasik, sifat individu sebagai mahluk otonom yang diberkahi dengan kebebasan tidak bisa eksis muncul di luar ketergantungannya pada Allah. Kata Arab untuk individu adalah “al fard” dan kata ini tidak berarti seseorang yang memiliki kemerdekaan dan pemikiran rasional. Sebaliknya, istilah ini membawa konotasi singularitas, sikap menyendiri atau kesendiriannya. Kekuatan kemauan dan pilihan individual ini didapatkannya dari Allah, pada titik tindakan atau keputusan tertentu – yang disebut iktisab – dan bukan dari kebebasannya atau hak alami. Al-Fard biasanya diterapkan sebagai salah satu atribut Ilahi, dalam arti sebuah keunikan tak akan ada bandingannya. Hal ini biasanya dikelompokkan dengan salah satu atribut Allah (seperti rumusan Al-wahid, Al-Ahad, Al-Fard, Al-Samad : Tunggal dalam esensi, Tunggal dalam kondisi dan kenyataan, serta kekal selamanya), untuk membentuk transendensi absolut dari esensi ilahi. Manusia tidak mampu mendapatkan satupun atribut esensi ini. Oleh karena itu, untuk mengklaim hak dan kemungkinan tindakan otonom tanpa merujuk pada sumber ini yaitu Allah SWT merupakan bentuk penghinaan….Seluruh bangunan hak² individu yang berasal dari keadaan alami individu atau melalui teori etika atau politik sekuler merupakan hal asing bagi struktur penalaran Islam.

[...]


UNREALITY IN THE LOSS OF CAUSALITY

(Tidak realistis dalam hubungan kausalitas)

[...]

Kurang dari satu dekade yang lalu, seorang imam Pakistan menginstruksikan kepada para fisikawan di Pakistan untuk tidak menghubungkan prinsip sebab akibat dalam pekerjaan mereka. Dr. Pervez Hoodbhoy, fisikawan dan profesor pada Universitas Quaid—Azam di Islamad, berkata, “Untuk mengatakan bahwa perpaduan antara atom hidrogen dan oksigen akan membentuk molekul air, ini dianggap tidak Islami.” Yang harus kamu katakan adalah bahwa jika atom hidrogen dan atom oksigen disatukan INSYA ALLAH terciptalah molekul air.

Bahkan di Arab Saudi sendiri, banyak orang yang masih tidak percaya bahwa bangsa kafir Amerika sudah menginjak bulan. Mereka bukannya tidak mengetahui berita tersebut, akan tetapi bila menerima dan mempercayai fakta bahwa manusia sudah menginjak bulan, dengan terpaksa mereka harus menerima rantai kausalitas yang menempatkan manusia di bulan, bagian yang ditolak oleh pengajaran teologi disana.

Penolakan akan fakta dan realitas ini, terkadang diungkapakan secara eksplisit. Filsuf Suriah, Sadik Jalal al-Azham menyatakan bahwa, “ibn Baz (Imam besar di Saudi Arabia sejak 1993 hingga kematiannya pada 1999) dalam bukunya yang diterbitkan tahun 1985, menolak ide bahwa bumi mengelilingi matahari. Saya punya bukunya dan anda bisa memverifikasi apa yang saya katakan, bahwa bumi tidaklah mengelilingi matahari, mataharilah yang mengelilingi bumi. Imam tersebut membawa kita kembali ke astonomi jaman kuno, jaman pra-Copernicus. Tentu saja, dalam buku tersebut, sang imam mengumumkan bahwa barang siapa yang menyatakan bumi mengelilingi matahari, maka orang tersebut telah murtad dari agama islam.” Pada satu sisi, dia bebas mengungkapkan apa yang dia pikirkan. Namun celakanya, tidak ada satu pun dari ulama atau lembaga syariah dalam dunia muslim, dari Timur ke Barat, dari Al-Azhar ke Al-Zaytouna, dari Al-Qaradwahi ke Al-Turabi dan [Sheik Ahmad] Kaftaro, yang berani mengatakan kepada Ibn Baz tentang omong kosong tersebut yang mencoreng nama Islam.

Efek dari penolakan akan kausalitas sekunder bahkan menembus aspek yang paling praktis dari kehidupan sehari-hari. Contohnya, mantan Islamis inggris, Ed Husain, mengatakan, “Hizbut Tahrir percaya bahwa semua peristiwa di alam merupakan tindakan dan kehendak Allah,” sehingga kebijakan asuransi adalah haram … anggota Hizbut Tahrir tidak bisa mengasuransikan mobil mereka. Demikian juga, penggunaan sabuk pengaman mobil dianggap lancang. Jika waktu seseorang untuk ko'it telah tiba, maka penggunaan sabuk pengaman dianggap berlebihan. Jika tidak, hal itu tidaklah perlu. Kita harus menyadari bahwa ungkapan, “Insya Allah” tidak hanya sebuah perwujudan sopan santun, tapi sebuah doktrin teologis.

Mereka yang terlibat dalam pelatihan pasukan Militer di Timur Tengah telah mengalami sikap ketidakpedulian akan pemeliharaan senjata dan prosedur tembak menembak. Jika Allah mau peluru tersebut untuk mencapai target, maka peluru tersebut akan mencapai target, jika tidak, maka peluru tersebut akan meleset dari target. Ini tidak ada hubungannya dengan kemampuan manusia atau keterampilan yang diperoleh dengan jalan displin atau praktek. Konflik thn 2006 antara Israel dan Hizbullah di Lebanon dinyatakan sebagai “kemenangan ilahi” oleh Hizbullah hanya karena pemimpinnya, Hasan Nasrallah, menyebut misil2nya sbg “peluru yang dikendalikan Allah.” Walaupun Hizbullah merupakan kelompok pejuang Syi'ah, tapi mereka punya cara pandang yang sama tentang Allah (dan tindakan allah) sebagai penyebab utama. “Kami percaya bahwa malaikat Allah dan Imam Mahdi berada disana melindungi pejuang-pejuang kamii”, ungkap salah seorang pejuang Hizbullah, Mahmoud Chalhoub. “Bahkan Tentara Israel berbicara tentang seorang pria serba putih (Mahdi) yang naik kuda putih, yang memotong tangan salah satu prajurit tersebut ketika akan meluncurkan rudal. Israel berpura-berpura bahwa Hizbullah memiliki satelit dan ini adalah bagaimana para pejuang kami mampu membidik sasaran militer Israel. Kami tidak memiliki satelit, kita hanya memiliki peluru kendali yang diarahkan oleh Allah.” Sekali lagi, apa yang bagi dunia barat dianggap seperti propaganda murahan dalam strategi perang ternyata memiliki basis teologis yang sangat dalam.

Ini motto abad 21 yang mirip dgn ayat Quran : “Ketika kamu menembak, bukan kamu yang menembak, tapi Allah..” yang ekivalen dengan :
(”Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. {QS.8:17})

Pengaruh besar Arab Saudi hari ini di dunia muslim seringkali dianggap oleh barat hampir sepenuhnya karena kekayaan minyak--Petro Islam. Namun, kita lupa bahwa muslim, termasuk di negara-negara seperti Mesir, yang secara tradisional menentang Arab Saudi, melihat kekayaan ini sebagai hadiah langsung dari Allah. Apakah tidak karena kebetulan harta tersebut berada di bawah pasir dari negara tertentu? Tidak, mereka harus berada disana sebagai hadiah bagi Saudi karena mengikuti jalan yang benar. Kenapa lagi minyak berada di sana dan tidak ditempat lain? JELAZZZ karena Allah. Kehadiran minyak bumi ini merupakan tanda setuju Allah akan aliran Wahabi. Hal ini yang menyebabkan paham Wahabi menyebar dengan cepat ke seluruh penjuru dunia. Sehingga, Arab Saudi tidak hanya menikmati kejayaan melalui minyak tetapi juga karena TEMPATNYA minyak itu.

Seorang teman Kurdi mengatakan bahwa ia melanjutkan ibadah haji dengan seorang teman yang saleh, seorang pemercaya kuat doktrin Asy’ariyah yaitu Allah sebagai satu-satunya penyebab. Di Kabah, dibawah terik matahari panas Arab Saudi, temannya itu menyentuh Hajar Aswad. Lihatlah, dia berkata, ini adalah keajaiban dari Allah, bagaimana mungkin batu ini menjadi begitu dingin di bawah cuaca yang sangat panas tersebut? Teman Kurdi saya itu kemudian memandang sekelilingnya sampai dia menemukan tangga turun ke unit pendingin. Dia kemudian membawa temannya untuk melihat hal itu, dan menjelaskan kepadanya, “Inilah penyebab mengapa Hajar Aswad tetap dalam keadaan sejuk.” Temannya bereaksi dengan marah! Pengetahuan rasional adalah ancaman bagi kepastian agamanya. Unit Pendingin, sebuah produk dari pemikiran rasional, merupakan serangan langsung terhadap teologinya.

Dalam wilayah yang dikuasai Taliban di Pakistan, “vaksinasi Polio telah dinyatakan haram oleh ulama, kampanye pemvaksinasian pemerintah kemudian terhenti.” Seperti asuransi mobil, vaksinasi polio merupakan bentuk dari praduga akan kejadian tertentu di masa depan. Hanya dengan pengusiran Taliban dari lembah Swat di akhir musim panas tahun 2009, pemerintah Pakistan dapat melanjutkan vaksinasi polio.

Logika Semu : Hadirnya wacana Konspirasi

Terlepas dari cara berpikir sebab akibat (kausalitas), dunia Islam beralih ke dunia pra-filsuf, dimana dunia magis menjadi jawaban atas fenomena atau kejadian misterius, kekuatan-kekuatan supernatural. Seiring sejalan dengan teori² konspirasi dan berkembangnya takhyul dalam dunia Islam, hal ini tercerminkan dalam materi pers Islam sehari-hari. Teori konspirasi adalah mata uang intektual dalam dunia irasional. Muslim berubah dari peran pelaku menjadi peran para korban – atas tindakan yahudi ataupun teori konspirasi dari dunia barat. Jika tidak, kejadian dihubungkan langsung dengan Allah sebagai penyebab tunggal atas suatu kejadian, lagi-lagi menihilkan bahwa tindakan manusia dapat memiliki efek apapun atas terjadinya peristiwa.

[...]

Bencana alam tentu saja, hanya dijelaskan dalam tindakan langsung Allah. Di stasiun Televisi, Sheikh Salih Fazwan Al-Fazwan, pejabat tinggi dari rezim Saudi, berpendapat bahwa Tsunami yang terjadi pada natal 2004, diakibatkan ketika para pezinah dan orang-orang korup dari seluruh dunia datang untuk melakukan percabulan dan perzinahan seksual. Saat itulah tragedi ini terjadi, menyerang mereka dan menghancurkan semuanya.” Di website Muslim, tulisan arab untuk “Allah” secara grafis ditempel pada foto satelit gelombang tsunami sehingga menunjukkan bahwa 'tsunami tersebut adalah intervensi Allah.' Gelombang itu sendiri dieja dengan “allah.” Photoshop hu Akbar!!

Ketika Badai Katrina menerjang pantai selatan Amerika Serikat, sebuah artikel khas dalam pers Arab mengumumkan bahwa “Katrina adalah angin siksaan yang dikirimkan oleh Allah kepada Amerika Serikat” dan bahwa “Badai Katrina merupakan satu dari tentara Allah.” Lebih jauh lagi, “alasan satu-satunya untuk bencana tersebut adalah Allah telah murka kepada mereka (US).” Sebagian besar orang Amerika melihat hal ini sebagai propaganda murahan tanpa menyadari bahwa propaganda tersebut berasal dari perspektif teologis yang memerlukan pemahaman bahwa segala sesuatu terjadi akibat Aksi dari Penyebab Utama (Allah). Ini adalah pandangan yang diperlukan orang² yang harus menafsirkan dengan cara ini, karena teologi Islam tidak memungkinkan untuk adanya penyebab sekunder.

Pervez Hoodbhoy melaporkan, “Ketika gempa bumi tahun 2005 melanda Pakistan dan menewaskan lebih dari 90.000 orang, tidak ada ilmuwan besar di negeri ini yang secara terbuka menantang keyakinan yang disebarkan secara bebas oleh pers, bahwa gempa bumi tersebut adalah hukuman Allah atas muslim akibat perbuatan dosa mereka.” Mullah mengejek gagasan bahwa ilmu pengetahuan dan sains bisa memberikan penjelasan, mereka menghasut pengikut mereka ke stasiun televisi dan mempromosikan bahwa gempa tersebut adalah akibat murka Allah. Seperti yang ditunjukkan dalam beberapa diskusi oleh mahasiswa sains, mayoritas menerima pendapat bahwa gempa bumi tersebut terjadi akibat murka Allah” [48].

Logika semu dalam persepsi dan media massa

Kehilangan rasionalitas dan perceraian dengan realitas juga bergema dalam pers (media massa), yang penuh dengan teori² konspirasi dan perhitungan fantastis dari peristiwa alam. Laporan badan dunia PBB tahun 2003 tentang Human Development menjelaskan bahwa dalam media Arab, “Berita laporan cenderung naratif dan dekriptif, bukan investigasi atau analitik. Hal ini umumnya terjadi pada berita suratkabar, buletin radio dan berita televisi. Berita seringkali disajikan sebagai suksesi peristiwa yang terisolasi, tanpa kedalaman investigasi atau usaha untuk menempatkan kejadian pada konteks umum, sosial, ekonomi ataupun budaya” [49]. Jika metafisika bersifat atomistik, maka reportase anda kemungkinan besar juga akan menjadi “sebuah penggantian peristiwa yang terisolasi”, tanpa adanya kesinambungan dengan hubungan kausalitas yang mendasarinya. Hal ini persis dengan pengamatan Geoge Hourani, yang dikutip sebelumnya, yang menyatakan bahwa orang Arab gagal untuk melihat tindakan “dalam mata rantai sebab dan akibat (Kausalitas)”

Tidak ada yang tampak konyol ketika pers dunia Arab dan dunia muslim menghitung kecepatan cahaya sesuai dengan Quran. Di Arab Saudi, sebuah buku yang diterbitkan oleh percetakan negara, Brotokolat Ayat Qumm Hawla al-Haramayn al-muqadda-sayn (Protokol ayat dari Qum terkait dengan Dua Kota Suci), oleh Dr Abd Allah al-jafar, yang menuliskan bahwa Aliran Syi'ah adalah hasil dari rancangan orang-orang yahudi untuk menumbangkan Islam. Kaum Syi'ah berperan dalam semua invasi dunia Islam dan mereka juga yang menciptakan kelompok Freemason (sebuah kelompok eksklusif lelaki Zionis) yg judulnya diambil dari Protocols of the Elder of Zion, sebuah dokumen propaganda palsu yg diciptakan polisi rahasia anti Semit utk menumbangkan Tzar Rusia abad 19 yang sampai saat ini masih beredar di dunia Islam, sebagai bukti dokumen 'asli' pengkhianatan yahudi.
Contoh terbaru dari perspektif ini, kali ini dari sudut syiah, yang ditawarkan oleh Mahmoud Musleh, seorang anggota Hamas terkemuka yang menjadi anggota legislatif Palestina, mengatakan bahwa demonstrasi besar-besaran di Iran yang memprotes kembali terpilihnya Mahmoud Ahmadinejad, seharusnya terjadi pada bulan juni 2009, “Israel berdiri dibelakang apa yang terjadi di Iran.” Jangan juga lewatkan Indonesia, dimana dua buku oleh Herry Nuri diterbitkan pada tahun 2007, berjudul Tanda-tanda freemason dan zionis di indonesia serta Kebangkitan Freemason dan zionis di Indonesia.

Tiada hal yang absurd untuk dapat dipercayai. Penjelasan untuk peristiwa 9/11 adalah contoh utama. Di sekitar peringatan tahun ke 8 atas perisitwa ini, Mshari Al-Zaidi menawarkan secara satir beberapa teori konspirasi populer dlm surat kabar Al-Sharq Al-Awsat (9 September 2009):
Mereka yang melaksanakan serangan 11 september 2001 – apakah mereka ekstremis nasional Serbia? Oh tidak, itu adalah tindakan mossad Israel – oh bukan, maafkan saya ... mereka adalah group Adventh hari Ketujuh (Mormon) di Amerika Serikat! Tidak .. tidak ... orang yang melakukan serangan itu adalah Badan Intelejen Amerika (CIA USA)! Saran-saran dan ilusi imajiner terus dituangkan guna menghindari realitas –- yaitu bahwa pelaku serangan 11 September 2001 adalah pemuda muslim yang percaya pada interpretasi Islam garis keras yang dipimpin oleh Osama Bin Laden-- dan didorong oleh jutaan muslim lainnya. Gagasan tentang keterlibatan pejuang nasionalis Serbia adalah sebagai balas dendam atas keterlibatan Amerika Serikat dalam konflik Balkan yang melibatkan Serbia, Bosnia dan Kroasia. Gagasan ini dikemukakan oleh Hasanayn Haykal, simbol jurnalis politik Arab yang mengikuti pandangan Pan-Arab. Ia mengatakan hal ini hanya beberapa hari setelah peristiwa 911 itu (di koran Al-Safir Libanon, 1 Oktober 2001). Gagasan bahwa serangan ini dilakukan oleh Mossad Israel (sumber dari segala kejahatan dan kejadian misterius yang tidak dapat diteliti dan diselidiki) disarankan oleh penulis Fahmi Huwaydi, yang percaya bahwa Al-Qaeda tidak bisa melaksanakan operasi semacam itu, tetapi bahwa Mossad bisa (Kuwait surat kabar Al-Watan, 25 September 2001). Adapun gagasan bahwa 911 dilakukan oleh kelompok AS yang disebut Pengikut Advent Hari Ketujuh, ini diucapkan oleh Mustafa Mahmud, tuan rumah dari program "Ilmu dan Keyakinan" (Al-Ahram, Mesir, 22 September 2001).
Pada akhir 2006, meskipun sudah diakui berulangkali oleh al-Qaeda, semakin banyak Muslim percaya bahwa orang Arab tidak melaksanakan serangan 911. Menurut Washington Post, "Sebuah laporan tahun lalu oleh Proyek Pew Global Attitudes, menemukan bahwa jumlah Muslim di seluruh dunia yang tidak percaya bahwa orang Arab melakukan serangan 11 September melonjak ke nilai 5% di Turki dan Mesir , 65% di Indonesia, 53% di Yordania, 41% di Pakistan dan bahkan 56% Muslim Inggris." Sebuah studi Januari 2006, L'Economiste mengungkapkan bahwa 44% responden di Maroko berusia 16-29 percaya bahwa al-Qaida bukan organisasi teroris, 38% "tidak tahu," dan hanya 18% mengatakan itu adalah teroris group. Dengan kata lain, tidak ada korelasi antara bukti yang tersedia dan pendapat.


Bagian contoh² cara berpikir delusif yang diambil dari MEMRI TV

___________________________________________________________________
Bagi mereka yang tidak akrab dengan tingkat ke-semu-an dalam pers muslim sehari-hari, di sini ada sampel yang diambil dari hasil kerja pemantauan Media Timur Tengah Media Research Institute (MEMRI). Meskipun terlihat dari kesan yang tercipta, namun kutipan di bawah ini tidaklah serupa dengan tabloid gosip Amerika yang tersedia di rak-rak toko kelontong. Banyak kutipan yang diberikan bukan untuk menciptakan kesan bahwa ini adalah gambaran seluruh pers dunia Muslim, tapi untuk menunjukkan bahwa hal tersebut merupakan bagian penting dari fenomena tersebut. (Ini bukan untuk mengatakan bahwa tidak ada wartawan Arab dan Muslim yang kredibel.) Teks² kutipan dan video dapat diperoleh di website MEMRI: http://www.memri.org . Semua contoh artikel diambil dari MEMRI:


  • Ulama Mesir Ahmad Abd Al-Salam: ”Yahudi : Menginfeksi Makanan dengan Kanker dan mengirim ke negara-negara Muslim, 24 Feb, 2009 [55]
    Meskipun klaim yang tampaknya aneh, judul ini bukan hanya suatu bentuk jurnalisme sensasional yang dirancang untuk menarik pembaca. Kutipan tersebut berasal dari alamat video yang diberikan oleh Al-salam : “Orang yahudi berkonspirasi siang dan malam untuk menghancurkan Muslim dan agama Islam”. Orang² yahudi bersengkol untuk menghancurkan perekonomian kaum muslimin. Orang² Yahudi bersekongkol untuk menginfeksi makanan kaum muslim dengan kanker. Ini adalah tindakan dari orang yahudi yang menginfeksi makanan dengan kanker dan mengirimkannya ke wilayah muslim.” Al Salam lebih jauh menuduh Yahudi melakukan pelecehan seksual terhadap wanita muslim dan bersekongkol untuk membawa kejatuhan Islam.

  • Pekerja film Iran Nader Nader Menyangkal Holocaust dan berkata: Al-Qaeda dan Mossad bersama-sama dalam operasi 9 / 11 - 3 April 2008 [56]
    Bahkan ada satu teori yang mengatakan bahwa George W. Bush sendiri mendalangi serangan 11 September.
  • TV Iran: Flu-A (Flu babi)merupakan hasil Konspirasi Zionis / Amerika," 12 Mei 2009 [57]
    Berikut adalah kutipan lain dari laporan TV Iran tentang flu babi, yang disiarkan di IRINN, saluran berita Iran, pada tanggal 6 Mei 2009: "Dalam sambutannya, Barak Obama menyebutkan obat yang disebut Tamiflu - tapi apa sebenarnya Tamiflu? Siapa produsen obat ini? Tidak lain dan tidak bukan adalah Donald Rumsfeld, mantan sekretaris pertahanan Amerika. Dia adalah salah satu pemegang saham, dan anggota aktif dan berpengaruh di dewan direksi Gilead Science, yang merupakan penyedia utama obat untuk penyakit ini. . . . Perlu dicatat bahwa Gilead Science adalah sebuah perusahaan Yahudi. Namanya, dalam bahasa Ibrani, yang berarti 'tempat suci,' dan semua pemegang sahamnya adalah Zionis. "
  • Ulama Mesir Safwat Higazi : Seruan untuk memboikot kedai kopi Starbucks di Dunia Arab dan Islam: Ratu Yahudi Ester merupakan Logo mereka," 25 Januari 2009 [58]
    Higazi, dalam sebuah acara yang ditayangkan di televisi Mesir, menyatakan terus terang: "Gadis dalam logo Starbucks adalah Ratu Ester. Apakah Anda tahu siapa Ratu Esther dan apa arti mahkota di kepalanya? Ini adalah mahkota kerajaan Persia. Ratu ini adalah ratu dari orang Yahudi. Dia disebutkan dalam Taurat, dalam Kitab Ester. Gadis yang Anda lihat adalah Ester, ratu dari orang Yahudi di Persia "Terlepas dari kenyataan bahwa Higazi salah menyebutkan identitas dari "gadis Starbucks" – yang merupakan tokoh mitologi Perancis abad pertengahan. Ia menyerukan penghapusan semua kedai kopi Starbucks di seluruh dunia Muslim, karena "tidak dapat dibayangkan bahwa di Mekkah dan Al-Madinah, akan ada gambar Ratu Ester, sang ratu dari orang Yahudi."
  • TV Hamas - Ilmuwan Dr Ahmad Al-Muzain: Formula Bayer (penj: salah satu produsen obat dari jerman) untuk pengobatan AIDS berasal dari ucapan Nabi Muhammad pada Hadis Tentang Sayap Lalat, - November 13, 2008 [59]
  • Kolumnis Arab : Krisis Ekonomi Konspirasi-A oleh Pemerintah AS, Yahudi Amerika," Oktober 22, 2008 [60]
    Dr Mustafa al-Fiqqi di Mesir menulis: "Pemerintahan Bush dilatih dan didorong, oleh pihak konservatif Amerika dan kalangan Yahudi, untuk melaksanakan misi ini [dalam dua tahap] - pada awal jabatan periode pertama kepresidenan Bush, dan di akhir masa jabatan periode kedua. Yang bertujuan mencapai dua sasaran utama yaitu sasaran politis global pada tahun 2001, dan sasaran ekonomi global dalam 2008. Langkah pertama dalam sasaran pertama tentu saja adalah serangan 9 september 2011. Menurut al-Fiqqi, dan diyakini oleh banyak kalangan, serangan 9/11 dan krisis ekonomi global merupakan bagian dari rencana dari misi Amerika Serikat dan dunia barat dalam upaya mencapai dominasi global.
  • Serial Dokumenter TV Iran dengan Tema “Jejak Zionis di Film Barat: Saving Private Ryan," Juni 30, 2008 [61]

    Di antara klaim yang dibuat oleh kritikus film Iran Dr Majid Shah-Hosseini bahwa film-film Amerika (Saving Private Ryan pada khususnya) meninggikan prajurit Yahudi-Amerika. Klaim ini berbunyi: "ada kemiripan bunyi antara Ryan dengan Zion”

    Teri konspirasi di Mesir, yang menyatakan bahwa yang dieksekusi di Irak bukanlah Sadam yang asli tetapi orang yang diserupakan dengan Saddam Husein. January 30, 2007 [62]

    Dalam wawancara di TV, Ahli keamanan Pakistan menuduh Zionist barat dan Zionist hindu terlibat dalam perencanaan serangan teror mumbai 11/26 - December 4, 2008 [63 ]

    Penasehat Budaya pada Kementrian Pendidikan dan anggota Organisasi Interfaith menyatakan dalam TV Iran : Tom dan Jerry – merupakan sebuah konspirasi Jahudi untuk meningkatkan gambaran dari tikus, karena sebutan jahudi adalah tikus kotor di eropa; 4 Desember, 2008 [63]
    berikut ini adalah kutipan dari ceramah Dr Hasan Bolkhari, anggota dewan filem Republik Islam Iran dan Penasehat pada kementerian pendidikan Iran, pernyataan ini layak dikutip panjang lebar untuk menunjukkan seberapa dalam ketidakwarasan yang dipertontonkan oleh dunia muslim :

    Tom and Jerry adalah sebuah kartun yang disukai oleh anak-anak, demikian juga oleh beberapa orang dewasa.
    [..]
    Beberapa orang mengatakan bahwa kartun ini diciptakan oleh Walt Disney (sic: Tom dan jerry adalah produksi dari Hanna Barbera) yang akan diingat selamanya. Perusahaan Yahudi Walt Disney mendapatkan ketenaran internasional melalui kartun ini. Dan kartun ini masih dipertunjukkan di seluruh dunia. Kartun ini mempertahankan statusnya karena kejenakan kucing dan kelucuan dari tikus.
    Beberapa orang mengatakan bahwa alasan utama untuk membuat kartun menarik ini adalah untuk menghapus istilah penghinaan yang lazim di Eropa.
    [..]
    Jika and mempelajari sejarah Eropa pada abad ke-19, anda akan melihat siapa yang menjadi kekuatan utama dalam bidang finansial. Dalam banyak kasus, itu adalah kaum Yahudi. Mungkin itu adalah salah satu alasan yang menyebabkan Hitler memulai tren antisemit-nya, dan kemudian propaganda tentang krematorium (kamar gas) secara ekstensi dimulai….Beberapa hal ini benar. Kami tidak menyangkal semua itu. Ketika kami menonton filem Schlinder’s List, dimana setiap orang Yahudi dipaksa untuk mengenakan bintang berwarna kuning pada pakaiannya. Orang-orang yahudi terdegradasi dan disebut dengan Tikus got. Kemudian Tom dan Jerry dibuat untuk mengubah persepsi Orang Eropa terhadap Tikus. Satu istilah yang digunakan adalah “tikus got”
    Saya ingin memberitahu anda bahwa…perlu dicatat bahwa tikus terkenal sangat licik …dan kotor.
    [..]
    Tidak ada kelompok etnis atau bangsa yang beroperasi dengan cara klandestin sebagaimana orang yahudi.
    [..]

    Bacalah sejarah Yahudi di Eropa. Hal ini akhirnya menyebabkan kebencian dari Hitler, ternyata Hitler berada dibelakang layar koneksi dengan Para tetua sion.
    Tom dan jerry dibuat dalam rangka menampilkan citra sebaliknya. Jika anda kebetulan menonton serial kartun ini esok hari, ingatlah dalam pikiran anda tentang hal yang sudah saya beritahu, dan tontonlah dari perspektif ini. Tikus ini sangat cerdik dan pintar. Segala tingkahnya sungguh lucu. Dia menendang bokong kucing malang. Namun kekejaman ini tidaklah membuat anda membenci tikus. Dia tampak begitu pintar dan begitu baik….ini adalah persis sebagaimana dimaksudkan bertujuan untuk menghapus gambaran tikus dari anak-anak eropa, dan menunjukkan kepada mereka bahwa tikus bukanlah hewan yang memiliki sifat-sifat yang jorok. Sayangnya, kita memiliki bukti bahwa Holywood mendukung upaya itu. Sayangnya, kami telah banyak kasus seperti dalam menunjukkan Hollywood.
    Ulama Saudi Muhammad Al-Munajid: Mickey Mouse Must Die!" 27 Agustus 2008 [65]

    Dalam fatwa dan pernyataan terbaru dari pengajar dan Ulama terkemuka Arab Saudi, Sheikh Muhammad Al-Munajid, mengatakan dalam TV Al-Majd pada 27 Agustus, 2008, bahwa tikus adalah tentara setan dan menurut Hukum Islam, Mickey Mouse harus dibunuh dengan cara apapun dan dimanapun berada.

    Ulama Mesir dan mantan dosen di US, Hazem Sallah Abu Ismail di TV Al-Risala : Ceramah Konflik Yahudi dengan Nabi Muhammad, menyatakan dalam Dokumen PBB menegaskan bahwa “82% dari semua upaya yang merusak kemanusiaan berasal dari Yahudi” - 10 Mei, 2006 [66]

    Ismail adalah seorang ulama Mesir. Dia memiliki acara televisi mingguan bernama Penggerebekan (The Raids) di mana ia membahas pertempuran Muhammad. Dalam satu segmen, ia berbicara tentang bagaimana menurut laporan PBB, orang Yahudi bertanggung jawab untuk 82 persen dari klip video yang beredar di dunia, dan dia menyimpulkan: "Delapan puluh dua persen dari semua upaya untuk merusak umat manusia berasal dari Yahudi. Anda harus tahu ini sehingga kita dapat mengetahui apa yang harus dilakukan. "

  • Penulis Saudi Dr. Muhammad Al-Arifi pada pertunjukkan yang diproduksi oleh Kementerian Agama dan Wakaf menyatakan : Wanita di negara Barat menikah dengan anjing dan keledai; 54% perempuan di Denmark tidak mengetahui siapakah ayah bayhi mereka; 6 April 2006 [67]

  • Urulog Saudi menawarkan ginjal kadal yang sudah dikeringkan untuk mengobati impotensi dan menyimpulkan : Kontrol Kelahiran meningkatkant terjadinya STD (Sexual transmitted disease) - 23 Mei, 2005 [68]

Sebagai tambahan, banyak video dan artikel lain yang membuat klaim yang sama dan merujuk pada teori konspirasi yang sama. MEMRI (rujukan contoh artikel ini diambil) menawarkan informasi berlimpah dalam bentuk video maupun artikel yang dapat dikirimkan.

Saat jenis material pemberitaan bersifat delusi melimpah dalam jumlah yang luar biasa, untung saja masih ada stasiun TV seperti Al-Arabiya, yang dipimpin oleh Adbul Rahman al-Rashed, salah seorang jurnalis terbaik di dunia Arab, dan surat kabar seperti Asharq Al-Awsat, yang diterbitkan di London, merupakan model dari jurnalisme Arab di masa mendatang.





Daftar Isi

KATA PENDAHULUAN 

CHAPTER 1 -   CHAPTER 2 -   CHAPTER 3 CHAPTER 4  - CHAPTER 5  - CHAPTER 6 - CHAPTER 7 CHAPTER 8 CHAPTER 9 

Diterjemahkan oleh Relawan Translator FFI Indonesia dan dikutip dari FFI Indonesia

0 comments:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Design Blog, Make Online Money